Badan Pengusahaan (BP) Batam menyatakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia berminat membangun fasilitas pemeliharaan pesawat di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam. Diperkirakan fasilitas pemeliharaan pesawat ini membutuhkan lahan seluas 48 hektare.
Kasubdit Humas dan Publikasi Badan Pengusahaan (BP) Batam Ilham Eka Hartawan mengakui saat ini proses pembangunan fasilitas pemeliharaan pesawat ini masih dalam pembicaraan. Selain Garuda, maskapai Lion Air dan PT Indonesia Aero Maintenance (IAM) juga telah membangun hal yang sama.
"Mereka membutuhkan lahan 48 hektare untuk membangun Garuda Maintenance Facility (GMF/Fasilitas Pemeliharaan Garuda). Namun pada tahap awal hanya akan dibangun di lahan seluas 15 hektare," kata Ilham seperti dilansir dari Antara di Batam, Kepulauan Riau, Minggu (26/5).
Meski Garuda Indonesia juga menjajaki pembangunan GMF di Bandara Internasional Kuala Namu, Sumatera Utara, namun BP Batam yakin perusahaan penerbangan nasional itu akan memilih Batam karena didukung oleh status kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone/FTZ).
"Kami optimistis Garuda akan memilih Batam, karena sebelumnya Lion Group dan PT Indonesia Aero Maintenance (IAM) juga sudah menandatangani kerja sama pendirian fasilitas perbaikan pesawat di Bandara Hang Nadim," jelasnya.
Lion Group, kata dia, saat ini sudah melakukan tahap pembangunan tahap awal pada lahan seluas empat hektare. Sementara, IAM masih dalam pelengkapan administrasi dan direncanakan akan membangun pada awal September mendatang.
"PT IAM juga akan membangun sekolah untuk menunjang industri penerbangan," tuturnya.
Panjang landasan Bandara Hang Nadim yang mencapai 4,025 kilometer, menurutnya, menjadi salah satu pertimbangan bagi perusahaan penerbangan membangun fasilitas pemeliharaan dan perbaikan pesawat di situ. Pengelola bandara tersebut juga menyediakan lahan sekitar 150 hektare untuk kawasan perbaikan pesawat.
"Selain itu, status FTZ sangat memudahkan bagi pengusaha untuk mendatangkan komponen pesawat ke Batam," ucapnya.(mdk/bmo)
Kasubdit Humas dan Publikasi Badan Pengusahaan (BP) Batam Ilham Eka Hartawan mengakui saat ini proses pembangunan fasilitas pemeliharaan pesawat ini masih dalam pembicaraan. Selain Garuda, maskapai Lion Air dan PT Indonesia Aero Maintenance (IAM) juga telah membangun hal yang sama.
"Mereka membutuhkan lahan 48 hektare untuk membangun Garuda Maintenance Facility (GMF/Fasilitas Pemeliharaan Garuda). Namun pada tahap awal hanya akan dibangun di lahan seluas 15 hektare," kata Ilham seperti dilansir dari Antara di Batam, Kepulauan Riau, Minggu (26/5).
Meski Garuda Indonesia juga menjajaki pembangunan GMF di Bandara Internasional Kuala Namu, Sumatera Utara, namun BP Batam yakin perusahaan penerbangan nasional itu akan memilih Batam karena didukung oleh status kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone/FTZ).
"Kami optimistis Garuda akan memilih Batam, karena sebelumnya Lion Group dan PT Indonesia Aero Maintenance (IAM) juga sudah menandatangani kerja sama pendirian fasilitas perbaikan pesawat di Bandara Hang Nadim," jelasnya.
Lion Group, kata dia, saat ini sudah melakukan tahap pembangunan tahap awal pada lahan seluas empat hektare. Sementara, IAM masih dalam pelengkapan administrasi dan direncanakan akan membangun pada awal September mendatang.
"PT IAM juga akan membangun sekolah untuk menunjang industri penerbangan," tuturnya.
Panjang landasan Bandara Hang Nadim yang mencapai 4,025 kilometer, menurutnya, menjadi salah satu pertimbangan bagi perusahaan penerbangan membangun fasilitas pemeliharaan dan perbaikan pesawat di situ. Pengelola bandara tersebut juga menyediakan lahan sekitar 150 hektare untuk kawasan perbaikan pesawat.
"Selain itu, status FTZ sangat memudahkan bagi pengusaha untuk mendatangkan komponen pesawat ke Batam," ucapnya.(mdk/bmo)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.