JAKARTA - Untuk lebih meningkatkan perkembangan sektor jasa konstruksi di Indonesia lembaga di Australia (Austrade) siap membantu Indonesia mengembangkan proyek-proyek bidang infrastruktur.
“Beberapa hal yang kami tawarkan antara lain pemberian bantuan dibidang rapid urban transportation, penghematan energi, hingga upaya jalan keluar bagi pendanaan proyek-proyek infrastruktur,” kata Senior Trade Commissioner Kim Hewett di sela-sela acara “Innovation and New Frontier in Infrastruktur” kemarin.
Bentuk komitmen jangka panjang, Austrade akan mempromosikan dan memberikan fasilitas bagi pelaku usaha dari Australia yang ingin menjajaki peluang investasi di pasar mancanegara, termasuk Indonesia. Pembangunan infrastruktur di Indonesia cukup pesat dan Austrade mengaku memiliki solusi-solusi penting dalam permasalahan proyek infrastruktur di Indonesia.
“Dalam forum ini kami telah datangkan 4 pakar dari 4 perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur di Australia supaya dapat menyumbangkan ide atau gagasan dalam teknologi infrastruktur di Indonesia,” katanya.
Kim menegaskan Indonesia perlu memiliki solusi teknologi inovatif dalam proyek-proyek infrastrukturnya. Selain itu, hal yang tak kalah penting diperhatikan adalah model pembiayaan untuk menjamin pendanaan dan manfaat ekonomi dari proyek yang dijalankan.
Proyek infrastruktur juga memerlukan aplikasi model desain standar terbaik, perubahan iklim, sumber daya alam dan kepedulian terhadap lingkungan. Menurut dia perusahaan infrastruktur di Australia sangat berpengalaman dengan itu semua, dan berharap ilmu yang dimiliki bisa diaplikasikan di Indonesia.
Managing Director META Bernandus Djonoputro menjelaskan, kerja sama dengan Austrade ini memang tidak bernilai investasi. Namun, kerja sama ini merupakan bagian dari usaha pengembangan infrastruktur di Indonesia.
“Ini hanya bagian dari pengembangan infrastruktur di Indonesia saja. Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan akan mempercepat infrastruktur di Indonesia. Indonesia perlu membuka hubungan yang lebih baik dengan pihak luar termasuk Australia,” kata Bernadus.(faisal)
“Beberapa hal yang kami tawarkan antara lain pemberian bantuan dibidang rapid urban transportation, penghematan energi, hingga upaya jalan keluar bagi pendanaan proyek-proyek infrastruktur,” kata Senior Trade Commissioner Kim Hewett di sela-sela acara “Innovation and New Frontier in Infrastruktur” kemarin.
Bentuk komitmen jangka panjang, Austrade akan mempromosikan dan memberikan fasilitas bagi pelaku usaha dari Australia yang ingin menjajaki peluang investasi di pasar mancanegara, termasuk Indonesia. Pembangunan infrastruktur di Indonesia cukup pesat dan Austrade mengaku memiliki solusi-solusi penting dalam permasalahan proyek infrastruktur di Indonesia.
“Dalam forum ini kami telah datangkan 4 pakar dari 4 perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur di Australia supaya dapat menyumbangkan ide atau gagasan dalam teknologi infrastruktur di Indonesia,” katanya.
Kim menegaskan Indonesia perlu memiliki solusi teknologi inovatif dalam proyek-proyek infrastrukturnya. Selain itu, hal yang tak kalah penting diperhatikan adalah model pembiayaan untuk menjamin pendanaan dan manfaat ekonomi dari proyek yang dijalankan.
Proyek infrastruktur juga memerlukan aplikasi model desain standar terbaik, perubahan iklim, sumber daya alam dan kepedulian terhadap lingkungan. Menurut dia perusahaan infrastruktur di Australia sangat berpengalaman dengan itu semua, dan berharap ilmu yang dimiliki bisa diaplikasikan di Indonesia.
Managing Director META Bernandus Djonoputro menjelaskan, kerja sama dengan Austrade ini memang tidak bernilai investasi. Namun, kerja sama ini merupakan bagian dari usaha pengembangan infrastruktur di Indonesia.
“Ini hanya bagian dari pengembangan infrastruktur di Indonesia saja. Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan akan mempercepat infrastruktur di Indonesia. Indonesia perlu membuka hubungan yang lebih baik dengan pihak luar termasuk Australia,” kata Bernadus.(faisal)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.