Keberadaan gunung api yang tersebar dari barat hingga ujung timur
Indonesia seharusnya lebih menguntungkan negeri ini, dibanding negara
lain seperti Jepang misalnya. Pasalnya, gunung api sebagai sumber panas
bumi dapat dimanfaatkan untuk energi terbarukan. Energi tersebut,
diharapkan mampu menggerakkan sebuah pembangkit listrik dengan kapasitas
cukup besar.
Menurut Kepala Pusat Kebijakan Energi Institut Teknologi Bandung (ITB) Retno Gumilang Dewi, pemerintah sudah harus mulai melihat potensi geothermal di Indonesia. Sebab, nuklir yang sebelumnya juga bagian dari perencanaan pemerintah telah diurungkan untuk dikembangkan.
"Jepang saat ini telah mengurangi pemakaian tenaga nuklir dan beralih ke panas bumi. Padahal potensinya nggak sebanyak di Indonesia," ujar Retno kepada merdeka.com dalam loka karya Asia Pacific Energy Research Center di Jakarta, Selasa (23/4). Jika Indonesia mau mengembangkan potensi geothermal, lanjut dia, maka akan lebih unggul dari Jepang.
Ironisnya, kondisi Indonesia dengan Jepang berbanding terbalik. Pengembangan geothermal di Jepang sangat di dukung oleh pemerintahnya dengan memberikan infrastruktur yang memadai.
Seharusnya, lanjut Retno, pemerintah Indonesia belajar dari Jepang. Insentif yang diberikan jauh lebih penting dibanding memperjuangkan untuk mengembangkan bahan bakar yang lain. Pasalnya, produk geothermal tidak dapat diekspor, sehingga hanya untuk memenuhi energi dalam negeri.
Dengan begitu, Indonesia dapat mengekspor minyak, gas, dan batu bara sebagai sumber pendapatan.(mdk/rin)
Menurut Kepala Pusat Kebijakan Energi Institut Teknologi Bandung (ITB) Retno Gumilang Dewi, pemerintah sudah harus mulai melihat potensi geothermal di Indonesia. Sebab, nuklir yang sebelumnya juga bagian dari perencanaan pemerintah telah diurungkan untuk dikembangkan.
"Jepang saat ini telah mengurangi pemakaian tenaga nuklir dan beralih ke panas bumi. Padahal potensinya nggak sebanyak di Indonesia," ujar Retno kepada merdeka.com dalam loka karya Asia Pacific Energy Research Center di Jakarta, Selasa (23/4). Jika Indonesia mau mengembangkan potensi geothermal, lanjut dia, maka akan lebih unggul dari Jepang.
Ironisnya, kondisi Indonesia dengan Jepang berbanding terbalik. Pengembangan geothermal di Jepang sangat di dukung oleh pemerintahnya dengan memberikan infrastruktur yang memadai.
Seharusnya, lanjut Retno, pemerintah Indonesia belajar dari Jepang. Insentif yang diberikan jauh lebih penting dibanding memperjuangkan untuk mengembangkan bahan bakar yang lain. Pasalnya, produk geothermal tidak dapat diekspor, sehingga hanya untuk memenuhi energi dalam negeri.
Dengan begitu, Indonesia dapat mengekspor minyak, gas, dan batu bara sebagai sumber pendapatan.(mdk/rin)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.