Bandara Blimbingsari, Banyuwangi |
Banyuwangi - Kementerian Perhubungan tahun ini mengalokasikan anggaran Rp 40 miliar untuk pembangunan tahap pertama sekolah pilot negeri di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Menurut Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Perhubungan Santoso Eddy Wibowo, anggaran tersebut untuk pembangunan fisik sekolah.
Santoso mengatakan pembangunan sekolah pilot di Banyuwangi ditargetkan selesai pada 2016, dengan total anggaran Rp 200 miliar. Gedung dibangun di atas lahan seluas 5 hektare di kawasan Bandara Banyuwangi, Desa Blimbingsari, Rogojampi.
Sekolah pilot di Banyuwangi tersebut, kata Santoso, berdiri setelah 60 tahun pemerintah mendirikan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) di Curug, Tangerang. Pendirian sekolah pilot saat ini dianggap mendesak karena kebutuhan akan pilot semakin tinggi. "Kita butuh 800 pilot setiap tahun," kata dia saat berada di Banyuwangi, Rabu, 17 April 2013.
Santoso berada di Banyuwangi untuk melihat penerbangan perdana 12 taruna non-diploma Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya di Bandara Banyuwangi. Para taruna itu berlatih terbang menggunakan pesawat Socata Tobago TB 10 Single Engine Lard.
Sekolah pilot negeri di Banyuwangi sebenarnya merupakan jurusan di ATKP, yang dibuka sejak November 2012. Namun perkuliahan sementara dilakukan di Surabaya dan menyewa salah satu hotel di Banyuwangi.
Selain menyiapkan gedung, Kementerian Perhubungan menyediakan 5 pesawat untuk latihan berjenis Socata Tobago TB 10. "Kami juga bekerja sama dengan Boeing untuk menjadi supervisor," ujar Santoso.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan DPRD Banyuwangi telah menyetujui lahan 5 hektare di kawasan bandara dihibahkan kepada Kementerian Perhubungan. "Status lahan sudah selesai, jadi Kementerian Perhubungan bisa melakukan tender," ucapnya.
Menurut Anas, nantinya sekolah pilot tersebut akan bernama Sekolah Pilot Negeri Banyuwangi. Perubahan nama tersebut saat ini sedang diajukan ke Gubernur Jawa Timur.
Menurut Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Perhubungan Santoso Eddy Wibowo, anggaran tersebut untuk pembangunan fisik sekolah.
Santoso mengatakan pembangunan sekolah pilot di Banyuwangi ditargetkan selesai pada 2016, dengan total anggaran Rp 200 miliar. Gedung dibangun di atas lahan seluas 5 hektare di kawasan Bandara Banyuwangi, Desa Blimbingsari, Rogojampi.
Sekolah pilot di Banyuwangi tersebut, kata Santoso, berdiri setelah 60 tahun pemerintah mendirikan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) di Curug, Tangerang. Pendirian sekolah pilot saat ini dianggap mendesak karena kebutuhan akan pilot semakin tinggi. "Kita butuh 800 pilot setiap tahun," kata dia saat berada di Banyuwangi, Rabu, 17 April 2013.
Santoso berada di Banyuwangi untuk melihat penerbangan perdana 12 taruna non-diploma Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya di Bandara Banyuwangi. Para taruna itu berlatih terbang menggunakan pesawat Socata Tobago TB 10 Single Engine Lard.
Sekolah pilot negeri di Banyuwangi sebenarnya merupakan jurusan di ATKP, yang dibuka sejak November 2012. Namun perkuliahan sementara dilakukan di Surabaya dan menyewa salah satu hotel di Banyuwangi.
Selain menyiapkan gedung, Kementerian Perhubungan menyediakan 5 pesawat untuk latihan berjenis Socata Tobago TB 10. "Kami juga bekerja sama dengan Boeing untuk menjadi supervisor," ujar Santoso.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan DPRD Banyuwangi telah menyetujui lahan 5 hektare di kawasan bandara dihibahkan kepada Kementerian Perhubungan. "Status lahan sudah selesai, jadi Kementerian Perhubungan bisa melakukan tender," ucapnya.
Menurut Anas, nantinya sekolah pilot tersebut akan bernama Sekolah Pilot Negeri Banyuwangi. Perubahan nama tersebut saat ini sedang diajukan ke Gubernur Jawa Timur.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.