Jakarta - Daerah terpencil
dan daerah perbatasan akan diprioritaskan terinstalasi Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pemerintah menargetkan pemasangan PLTS
tahun 2013 menjadi 153 titik dari sebelumnya 117 titik di tahun 2012.
Mayoritas titik pemasangan PLTS ini difokuskan di pulau-pulau terpencil, daerah perbatasan serta daerah yang mendapat subsidi solar di atas 30 persen.
Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Energi Sumber Daya Mineral, Alihudin Sitompul, mengatakan dalam mengembangan PLTS memang ditemui kendala-kendala non biaya, non teknis dan teknis.
Namun ia sangat berharap adanya komitmen dari mitra terkait pengembangan PLTS. Ia mengingatkan mitra agar menghindari sikap tidak tepat waktu, pemasangan tidak baik, kualitas barang tidak baik serta memberikan harga kompetitif dan kemampuan yang optimal.
"Sejauh ini kebijakan kita sudah bagus untuk pengembangan PLTS. Namun mestinya mitra menyadari saya layak atau tidak, sehingga tidak memaksakan diri," katanya di sela Workshop Energi Baru dan Terbarukan dengan tema “Selamatkan Bumi dengan Energi Terbarukan” di Jakarta, Kamis (25/4).
Pemerintah pusat dan daerah menganggarkan belanja modal kegiatan PLTS aneka aplikasi sekitar Rp 1 triliun. Anggaran ini mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2012 yang hanya sekitar Rp 700 miliar. Oleh karena itu layanan PLTS dioptimalkan untuk masyarakat di daerah terpencil dan pulau terluar.
Dalam workshop energi terbarukan ini dihadiri pula oleh sejumlah asosiasi seperti Asosiasi Kontraktor dan Jasa Energi Terbarukan Indonesia, Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia dan Asosiasi Perusahaan PLTS Indonesia. Harapannya agar semua pemangku kepentingan menciptakan proyek-proyek PLTS yang bermanfaat, berkualitas dan berkesinambungan.
Mayoritas titik pemasangan PLTS ini difokuskan di pulau-pulau terpencil, daerah perbatasan serta daerah yang mendapat subsidi solar di atas 30 persen.
Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Energi Sumber Daya Mineral, Alihudin Sitompul, mengatakan dalam mengembangan PLTS memang ditemui kendala-kendala non biaya, non teknis dan teknis.
Namun ia sangat berharap adanya komitmen dari mitra terkait pengembangan PLTS. Ia mengingatkan mitra agar menghindari sikap tidak tepat waktu, pemasangan tidak baik, kualitas barang tidak baik serta memberikan harga kompetitif dan kemampuan yang optimal.
"Sejauh ini kebijakan kita sudah bagus untuk pengembangan PLTS. Namun mestinya mitra menyadari saya layak atau tidak, sehingga tidak memaksakan diri," katanya di sela Workshop Energi Baru dan Terbarukan dengan tema “Selamatkan Bumi dengan Energi Terbarukan” di Jakarta, Kamis (25/4).
Pemerintah pusat dan daerah menganggarkan belanja modal kegiatan PLTS aneka aplikasi sekitar Rp 1 triliun. Anggaran ini mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2012 yang hanya sekitar Rp 700 miliar. Oleh karena itu layanan PLTS dioptimalkan untuk masyarakat di daerah terpencil dan pulau terluar.
Dalam workshop energi terbarukan ini dihadiri pula oleh sejumlah asosiasi seperti Asosiasi Kontraktor dan Jasa Energi Terbarukan Indonesia, Asosiasi Pabrikan Modul Surya Indonesia dan Asosiasi Perusahaan PLTS Indonesia. Harapannya agar semua pemangku kepentingan menciptakan proyek-proyek PLTS yang bermanfaat, berkualitas dan berkesinambungan.
1 komentar:
Bangun jng tanggung2, di NTT, NTB, Bali, Batam, madura, gunung kidul, tarakan, nunukan dan tanjung selor, jayapura,gorontalo, tahuna, halmahera, bone, sulsrl, palu, pulau selayar, yogyakarta, semarang, surabaya,jember,kepulauan seribu cocok dibangun pembangkit listrik tenaga surya, daerah pantai selain cocok dibangun pembangkit listrik tenaga surya juga cocok pembangkit listrik tenaga angin . Daerah sungai misl sungai mahakam, sungai barito, sungai kapuas,sungai berantas, sungai musi, dll cocok dibangun pembangkit listrik tenaga arus sungai.
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.