Jakarta • Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan menyatakan, integrasi energi sangat diperlukan bagi negara-negara anggota Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) untuk mencegah terjadinya perbedaan harga bahan bakar minyak (BBM) yang mencolok.
Integrasi energi diyakini, selain dapat meringankan beban pemerintah, juga akan mengurangi ketergantungan pada minyak. Sebab penggunaan minyak bumi secara berangsur-angsur dapat dialihkan pada energi alternatif seperti gas alam, gas nonkonvensional, dan energi baru terbarukan.
“Saya mengusulkan adanya integrasi energi. Jika tidak, maka harga BBM bisa berbeda-beda di setiap negara,” kata Karen saat menjadi pembicara pada APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia Editor’s Luncheon di Jakarta, Rabu (25/4).
Dia menyebutkan, konsumsi energi di Indonesia meningkat sekitar 50% selama kurun waktu 2000-2010. Di sisi lain, produksi minyak mentah menurun tajam dari 1,6 juta barel per hari menjadi 861 ribu barel per hari pada tahun 2012.
Menurut Karen, integrasi energi juga dapat meringankan beban subsidi pemerintah, sebab subsidi BBM menyedot hampir 20% dari total alokasi anggaran dalam APBN.
“Kita harus ‘pergi’ dari subsidi BBM,” kata dia.
Integrasi energi diyakini, selain dapat meringankan beban pemerintah, juga akan mengurangi ketergantungan pada minyak. Sebab penggunaan minyak bumi secara berangsur-angsur dapat dialihkan pada energi alternatif seperti gas alam, gas nonkonvensional, dan energi baru terbarukan.
“Saya mengusulkan adanya integrasi energi. Jika tidak, maka harga BBM bisa berbeda-beda di setiap negara,” kata Karen saat menjadi pembicara pada APEC Business Advisory Council (ABAC) Indonesia Editor’s Luncheon di Jakarta, Rabu (25/4).
Dia menyebutkan, konsumsi energi di Indonesia meningkat sekitar 50% selama kurun waktu 2000-2010. Di sisi lain, produksi minyak mentah menurun tajam dari 1,6 juta barel per hari menjadi 861 ribu barel per hari pada tahun 2012.
Menurut Karen, integrasi energi juga dapat meringankan beban subsidi pemerintah, sebab subsidi BBM menyedot hampir 20% dari total alokasi anggaran dalam APBN.
“Kita harus ‘pergi’ dari subsidi BBM,” kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.