Berikut ringkasan Sasaran Kegiatan LAPAN 2013
Sasaran kegiatan ini akan dicapai dalam tiga tahun anggaran yaitu tahun anggaran 2012, 2013 dan 2014. Sasaran hasil kerja tahun 2013 adalah sebagai berikut:
1. Pusat Teknologi Roket
a. Dengan dilengkapinya sarana dan prasarana yang dilakukan sampai tahun 2012 maka di Lapan sudah ada peningkatan kualitas untuk kegiatan disain, fabrikasi dan pengujian roket, sehingga pada tahun 2013 dapat ditingkatkan performance roket melalui peningkatan Isp (Impuls Spesific) dari 216 s menjadi 230 s dan penurunan rasio berat struktur dari 0,4 menjadi 0,35. Peningkatan Isp tersebut dicapai melalui optimalisasi komposisi propelan, penggunaan tiga macam ukuran Ammonium Perkhlorat (AP tri-modul), dan burning rate catalyst. Sedangkan penurunan rasio struktur dicapai melalui peralatan manufaktur struktur yang telah diremajakan dan peralatan plasma coating.
b. Kegiatan utama peroketan Lapan tahun 2013 adalah Ekspedisi Morotai, yaitu melaksanakan kegiatan peluncuran roket RX-122, RX-200, RX-320, RX-450 dan RX-550 di Morotai. Kegiatan peluncuran roket tersebut dilaksanakan setelah uji statik setiap roket berhasil dilaksanakan. Disamping pencapaian sasaran di atas, fasilitas yang dikembangkan di Lapan di bidang peroketan juga dimaksudkan untuk menunjang pelaksanaan program roket nasional (konsorsium) untuk penggunaan di bidang pertahanan dan pemanfaatan lainnya. Untuk tahun 2013 program roket konversi mempunyai sasaran empat prototip, yaitu RX-122 dengan jangkauan 23 Km, RX-200 dengan jangkauan 40 Km, RX-320 dengan jangkauan 70 Km dan RX-450 dengan jangkauan diatas 100 Km (roket 3 digit).
c. Pengembangan Roket Cair pada tahun 2013 mempunyai sasaran :
• Prototipe Enjin roket cair kapasitas 1000 kgf dan 2000 kgf dengan sistem pendingin regenerative cooling yang mampu menahan panas pembakaran hingga 20 detik;
• Rancangan lanjut pompa turbin untuk sistem pengumpan roket cair;
• Rancangan awal sistem pengumpan berbasis cryogenic.
d. Pengembangan Roket Kendali pada tahun 2013 mempunyai sasaran prototipe roket kendali dengan sistem propulsi roket padat (booster), Electrical Ducted Fan (RKX-200EDF) dan Turbo Jet (RKX-200TJ) berkecepatan 250 km/jam, terbang secara AutoPilot, dengan menitik beratkan pada Uji Darat (simulasi HILS, Wind Tunnel dan Captive Test) sebelum akhirnya dilakukan Flight Test. Serta peningkatan performance RKX-200 khususnya pada bagian Separasi, Booster dan Aktuator.
2. Pusat Teknologi Satelit
a. Mengirim Satelit Lapan-A2 ke SDSC (Satish Dawan Space Center), Shriharikota, India. Menempatkan sejumlah engineer untuk mengawasi dan memantau kondisi Satelit Lapan-A2, serta menyiapkan dan membangun sistem remote monitoring untuk memantau satelit dari Indonesia hingga hari peluncuran, yang direncanakan pada kuartal pertama 2014.
b. Menyiapkan sarana pendukung (infrastruktur, SDM dan SOP) untuk operasi kendali satelit (TT&C), akuisisi & pengarsipan data misi Satelit Lapan-A2. Penyelesaian dan penyempurnaan sistem otomatisasi operasi Stasiun Bumi, TTC dan akuisisi data misi, untuk mengurangi SDM pada kegiatan operasi rutin dan memberdayakannya guna mendukung kegiatan penelitian, perekayasaan dan AIT satelit.
c. Menyiapkan clean-room dan sarana-uji sistem lensa/fokus kamera untuk melihat jarak jauh, bagi pelaksanaan AIT (Assembly, Integration and Test) Satelit Lapan-A3. Clean-room kelas 100.000 berukuran 10x5m adalah primer untuk integrasi komponen high rate X-band transmitter, dan lensa/detektor optis pada sistem pencitra push-broom Imager 4 kanal. Target AIT adalah dihasilkannya Flight Model (FM) satelit Lapan-A3 dengan capaian 70%. Pelaksanaan AIT satelit masih membutuhkan supervisi, konsultasi dan peningkatan kualitas SDM Lapan. Mengadakan sejumlah alat-ukur untuk melengkapi fasilitas uji RF di dalam negeri, untuk memenuhi persyaratan uji EMI/EMC satelit, baik untuk downlink data misi pada frekuensi 8.0 s/d 8.4 GHz, maupun TT&C satelit pada pita VHF/UHF.
d. Menyiapkan konsep awal rancangan satelit Lapan-A4. Satelit Lapan- A4 merupakan pengembangan lanjut dari Satelit Lapan-A3, dimana imagernya akan ditingkatkan dengan pencitra inframerah dekat (Near Infra red, NIR). Prosesnya dimulai dengan kajian komprehensif mengenai sub-sistem satelit dan komponen ruas-bumi untuk imager visible s/d inframerah dekat, pembelajaran teknologi sensor inframerah-dekat tanpa cooler (bolometer) serta identifikasi kebutuhan koreksi data imager infra-merah dekat. Target kegiatan Lapan-A4 meliputi pembuatan dokumen PDR (Preliminary Design Review), peningkatan kemampuan SDM tentang sensor Bolometer dan pengadaan komponen dasar satelit.
e. Mempererat kerjasama luar negeri dengan Chiba, Hokaido dan Tohoku University, untuk belajar sistem satelit Jepang dan teknologi Radar dan Optis. Menjajaki kemungkinan peluncuran satelit menggunakan wahana peluncur Jepang. Misi Synthetic Aperture Radar (SAR) menjadi target terakhir pada penguasaan teknologi satelit kelas 100 kg, yang selanjutnya kegiatan pembangunan dan penguasaan teknologi satelit bergeser ke satelit kelas mini/small. Dalam rangka mempersiapkan diri menuju ke satelit kelas mini/small, Pusteksat bersinergi dengan unit kerja lain di Lapan/Nasional dalam menyusun konsep satelit remote-sensing operasional untuk bahan kajian pembangunan satelit konsorsium. Program ini akan dimanfaatkan untuk pembelajaran guna mengatasi fase sulit saat transisi dari fase satelit eksperimen ke satelit operasonal. Sinergitas semua pemangku kepentingan dan pemberdayaan semua potensi Nasional, menjadi poin penting akan keberlangsungan program, termasuk target penguasaan teknologi satelit di Lapan.
f. Berperan aktif dalam menjaga slot dan filing satelit Lapan melalui kegiatan Koordinasi Satelit. Meningkatkan Filing Lapan-A3 (X-band, bandwidth 168MHz) menjadi berstatus API (Advance Publication Information) serta pengajuan filing baru untuk Satelit Lapan-A4, khususnya terkait dengan rencana penggunaan TTC S-band. Aktifitas didalam negeri, fokus pada penyelesaian ISR (Izin Stasiun Radio) bagi Stasiun Bumi Rumpin, Rancabungur dan Biak. Penyelesaian sertifikat perangkat, usulan penggunaan TTC S-band dan perlindungan stasiun penerima/TTC dari gangguan frekuensi lain dengan radius 5 km serta aktif pada rapat koordinasi dengan operator satelit, pengguna pita-X, pita-S, pita-L, UHF dan VHF untuk melindungi penggunaan frekuensi riset dirgantara Lapan.
3. Pusat Teknologi Penerbangan
a. Di tahun 2013 akan dihasilkan sebuah pesawat ringan dua penumpang berbasiskan S15 dengan modifikasi sistem surveillance untuk kebutuhan pemetaan dan pemantauan (LSA-01). Dalam program ini, akan di laksanakan training 6 orang engineer di Technische Universitat Berlin (TU Berlin) dan di Stemme (sebuah perusahaan UKM Jerman) untuk melakukan reverse engineering terhadap pesawat S15. Pembuatan prototype LSA-01 akan dilakukan di Jerman, sedangkan integrasi akhir akan dilakukan di Indonesia. Untuk menguji kinerja LSA-01 ini, pengujian terbang akan dilakukan di akhir tahun 2013. Dari program ini akan dihasilkan juga sebuah desain konsep pesawat ringan hybrid untuk pemantauan, yang merupakan kelanjutan dari pengembangan LSA-01. Disamping itu, beberapa engineer akan ikut serta dalam pengujian pesawat LSA unmanned yang tengah dikembangkan TU Berlin bekerjasama dengan Stemme.
b. Akan dihasilkan sebuah pesawat tanpa awak dengan kemampuan membawa payload misi 10 Kg (LSU-03) yang mampu terbang secara autonomous dengan jarak jangkau 150 Km dan lama terbang 2 jam. Dalam program ini akan dilakukan pengembangan desain dan manufaktur LSU-03 dalam hal: Optimalisasi desain agar lebih aerodinamis dengan analisis, simulasi dan pengujian, optimalisasi perhitungan beban dan kekuatan struktur, serta optimalisasi pemilihan bahan. Beberapa prototype akan dibuat dan diuji terbang. Disamping itu akan dilakukan optimalisasi LSU-02 sehingga dapat mencapai jarak jangkau 150 km dan lama terbang 4 jam (pemecahan rekor MURI). Sedangkan aplikasi LSU ini akan diperluas pada bidang mitigasi bencana, pertanian, kehutaan, dan pertahanan.
c. Akan dihasilkan beberapa optimasi subsistem pesawat N219 seperti High Lift Device dan Airfoil. Dalam program ini akan dihasilkan data uji terowongan angin dan data hasil simulasi numerik CFD untuk optimasi Advance High Lift device, Airfoil design dan winglet pesawat N219. Adapun validasi hasilnya akan dilakuka noleh NLR Belanda. Disamping kegiatan penelitian di atas, jika di tahun 2013 ini program N219 mendapatkan dukungan dana dari pemerintah untuk pembuatan prototipe, Lapan akan ikut berpartisipasi dalam pembuatan prototype pesawat N219 tersebut.(GM)
Sumber LAPAN
Diposkan kenyot10 (kaskuser)
● Garuda Militer
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.