Laporan dari Prancis
Pesan 234 Pesawat ke Airbus, Lion Air Perkuat Rute Asia Tenggara
Blagnac • Maskapai Lion Air memesan pesawat ke Airbus dalam jumlah fantastis, yakni 234 unit. Selain untuk menambah armada domestik, pesawat-pesawat itu akan diarahkan untuk rute Asia Tenggara.
Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana menyatakan, kawasan Asia Tenggara termasuk jalur ramai. Pihaknya akan memperkuat di rute itu. Diharapkan, pengguna moda transportasi udara di Indonesia bisa tumbuh dengan cepat.
Negara mana yang menjadi prioritas? "Myanmar, bagus. Vietnam juga. Thailand, Filipina, dan ya semuanya," kata Rusdi sambil tertawa usai briefing bersama Airbus di Bandara Blagnac Toulouse, Senin (18/3/2013) malam waktu setempat.
Untuk merambah rute-rute lain, Lion tak hanya mengoperasikan sendiri pesawatnya. Mereka bekerja sama dengan perusahaan lokal seperti di Malaysia dengan label Malindo. Kepemilikan modal dan sahamnya disesuaikan dengan regulasi setempat.
"Biasanya kita 49%, selebihnya perusahaan lokal," katanya.
Di beberapa tempat, Lion Air tengah dalam penjajakan dan negosiasi. Seperti di Dhaka, New Delhi, Sinchua, dan lain-lain.
Saat ini, Lion Air mengoperasikan lebih dari 100 pesawat. Di usia ke-12, mereka menguasai rute domestik. Tahun lalu, maskapai berlambang Singa merah ini mengangkut sekitar 32 juta penumpang.
Penandatanganan kontrak pemesanan 234 pesawat Lion Air ke Airbus dilakukan di Istana Kepresidenan Prancis Champ Elysee, Paris, Senin (18/3/2013). Pesawat yang terdiri dari yang terdiri dari 109 unit A320 neo, 65 unit A321 neo dan 60 unit A320 ceo itu masih diselesaikan pihak Airbus dan dijadwalkan dikirim ke Indonesia secara bertahap mulai Juli 2014.(try/ang)
Ini Yang Istimewa dari Order 'Fantastis' Lion Air ke Airbus
Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana menyatakan, kawasan Asia Tenggara termasuk jalur ramai. Pihaknya akan memperkuat di rute itu. Diharapkan, pengguna moda transportasi udara di Indonesia bisa tumbuh dengan cepat.
Negara mana yang menjadi prioritas? "Myanmar, bagus. Vietnam juga. Thailand, Filipina, dan ya semuanya," kata Rusdi sambil tertawa usai briefing bersama Airbus di Bandara Blagnac Toulouse, Senin (18/3/2013) malam waktu setempat.
Untuk merambah rute-rute lain, Lion tak hanya mengoperasikan sendiri pesawatnya. Mereka bekerja sama dengan perusahaan lokal seperti di Malaysia dengan label Malindo. Kepemilikan modal dan sahamnya disesuaikan dengan regulasi setempat.
"Biasanya kita 49%, selebihnya perusahaan lokal," katanya.
Di beberapa tempat, Lion Air tengah dalam penjajakan dan negosiasi. Seperti di Dhaka, New Delhi, Sinchua, dan lain-lain.
Saat ini, Lion Air mengoperasikan lebih dari 100 pesawat. Di usia ke-12, mereka menguasai rute domestik. Tahun lalu, maskapai berlambang Singa merah ini mengangkut sekitar 32 juta penumpang.
Penandatanganan kontrak pemesanan 234 pesawat Lion Air ke Airbus dilakukan di Istana Kepresidenan Prancis Champ Elysee, Paris, Senin (18/3/2013). Pesawat yang terdiri dari yang terdiri dari 109 unit A320 neo, 65 unit A321 neo dan 60 unit A320 ceo itu masih diselesaikan pihak Airbus dan dijadwalkan dikirim ke Indonesia secara bertahap mulai Juli 2014.(try/ang)
Ini Yang Istimewa dari Order 'Fantastis' Lion Air ke Airbus
Jakarta • Maskapai Lion Air resmi memesan 234 pesawat ke Airbus. Lion Air dan rombongan Indonesia disambut bak tamu istimewa. CEO Airbus Fabrice Bregier memberi ucapan spesial dalam bahasa Indonesia. Sedangkan Presiden Prancis Francois Hollande ikut memberikan sambutan penuh rasa bangga.
Rombongan Indonesia yang diundang ke Prancis, tak tahu bahwa mereka akan menjadi saksi mata penandatangan kontrak Lion Air dan Airbus soal pemesanan pesawat tersebut. Hanya dijelaskan semua wajib mengenakan pakaian resmi. Jas atau batik lengan panjang. Baru ketika bus hendak meninggalkan hotel, mereka diberitahu akan menuju ke Istana Kepresidenan Prancis Champ Elysee, Paris.
"Jangan lupa, siapkan paspor dan idcard karena nanti akan ada pemeriksaan sebelum masuk Istana," seru pimpinan rombongan, Senin (18/3/2013) waktu setempat.
Sebenarnya, keberadaan 'personel' Lion Air sudah terendus di Paris. Termasuk Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana. Namun informasi penandatangan kontrak di Istana, tak disampaikan secara terbuka.
Rombongan Indonesia terdiri dari jurnalis berbagai media, konsultan media Airbus asal Indonesia, dan pihak Airbus sendiri. Karena tidak siap akan datang ke Istana, beberapa jurnalis tak mengenakan pakaian resmi. Ada juga yang tak merancang hal-hal yang perlu dilakukan. Untungnya tak ada halangan berarti.
Lokasi Istana tak jauh dari penginapan rombongan Indonesia, hanya berjarak sekitar 2 km. Dalam waktu 10 menit, bus sudah sampai. Yang membedakan Istana dengan gedung lain hanya penjaga pintu gerbang. Bentuk bangunan Istana nyaris sama dengan gedung lain. Yang membedakan, Istana dijaga prajurit, gedung lain tidak.
Pemeriksaan di pintu gerbang cukup ketat, tapi Paspampres tampak tak galak. Yang melanggar aturan hanya diberi peringatan melalui isyarat tubuh. Bukan tarikan atau dorongan badan.
Istana Kepresidenan Prancis tak mewah jika dibandingkan gedung lainnya di kawasan itu. Untuk menuju ruangan acara, setiap orang bahkan melewati jalan kecil seperti tidak sedang berada di Istana. Di sisi-sisi gang kecil itu ada kursi-kursi bekas yang tertumpuk tak teratur.
Ruangan acara berada di bagian belakang Istana. Di bagian itu, rupanya puluhan jurnalis lokal dan internasional sudah siap. Tak sampai 30 menit, acara dimulai. CEO Airbus Fabrice Bregier mengawali sambutan.
Breiger tampak sangat bahagia karena pesawat produksi pabriknya dipesan dalam jumlah yang fantastis, yakni 234 unit. Dia berharap pemesanan itu membuka peluang penggunaan pesawat Airbus lebih banyak di Asia Pasifik. Ucapan spesial pun dilontarkan.
"Kami sangat bangga, karena Lion Air adalah operator terbesar baru bagi pesawat Airbus. Terima kasih banyak," kata Bregier sambil tersenyum .
Bregier menyampaikan sambutan dalam bahasa Prancis. Kadang ia menggunakan bahasa Prancis. Tapi khusus kalimat "terima kasih banyak", ia ucapkan dalam bahasa Indonesia. Kalimat itu mengakhiri sambutan singkatnya.
Tepuk tangan bergemuruh di ruangan. Sebagian wartawan Perancis di ruangan saling menoleh, seolah tidak yakin dengan arti kata-kata pamungkas itu. Sementara sejumlah wartawan asal Indonesia dan perwakilan Lion Air, tampak sumringah.
Dalam sambutannya, Bregier menyebutkan pemesan 234 unit pesawat merupakan order pertama bagi Lion Air. Dia menyebut Lion Air sebagai salah satu maskapai kelas menengah bawah yang sukses dan paling berkembang.
"Pemesanan ini diharapkan menjadi nilai positif dan menarik pembeli lain," katanya.
Presiden Prancis Francois Hollande yang memberi sambutan pamungkas menyatakan hubungan Indonesia dan Prancis terbangun dengan baik. Kesepakatan Airbus dan Lion Air merupakan kontrak bersejarah antara perusahaan besar Eropa dan maskapai penerbangan utama Asia. Kedua belah pihak akan mendapatkan hasil positif.
"Ini bisa mendorong pembukaan lapangan kerja bagi ribuan orang. Tidak hanya di Perancis, tapi juga Eropa," kata Hollande.
"Kita percaya, dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil, kontrak ini akan berjalan sesuai rencana," imbuhnya.
Lion Air memesan 234 pesawat Airbus yang terdiri dari 109 unit A320 neo, 65 unit A321 neo dan 60 unit A320 ceo. Nilai total kontrak berjumlah 18,4 miliar euro atau sekitar Rp 230 triliun.
Selain dari kepresidenan, Airbus, dan Lion Air, penandatanganan kontrak itu disaksikan duta besar Indonesia untuk Prancis, dan duta besar negara sahabat. Usai penandatanganan kontrak, semua dijamu di Istana. Lokasinya berada di seberang gedung tempat penandatanganan.
Pada hari yang sama, rombongan Indonesia dibawa dari Paris ke Toulouse, pusat perakitan Airbus. Di Bandara Blagnac, rombongan disambut bak tamu istimewa . Sebanyak 320 pekerja Airbus berseragam biru bertepuk tangan saat melihat rombongan Indonesia turun dari pesawat. Di belakang pekerja, sebuah pesawat jenis A320 berlabel Lion Air dan tulisan 'Thank You' di badan pesawat.
Hari ini, Airbus akan membawa Lion Air dan rombongan ke pabriknya. Pesawat pesanan Lion Air sudah dikerjakan dan dijadwalkan mulai dikirim ke Indonesia secara bertahap pada Juli 2014 mendatang.(try/dru)
Harapan Milyuner Rusdi Kirana di Balik Pembelian Ratusan Pesawat Airbus
Toulouse • Lion Air mengklaim tak hanya mengambil keuntungan praktis dari pemesanan 234 pesawat Airbus. Ada harapan yang jadi bagian negosiasi. Semua berkaitan dengan industri penerbangan nasional. Apa saja harapannya?
"Kita ingin Airbus mendukung pembangunan 25 simulator dan pusat training di bandara-bandara emas," kata Direktur Utama Lion Air Rusdi Kirana usai briefing bersama Airbus di Bandara Blagnac Toulouse, Prancis, Senin (18/3/2013) malam waktu setempat.
Saham pusat training itu akan dimiliki sepenuhnya Indonesia. Airbus hanya akan membantu dalam hal SDM.
Selain itu, Lion Air berharap Airbus bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) diketahui PT DI merupakan salah satu pemasok bagi Airbus, seperti pembuatan hidung pesawat jenis A320.
Lion Air juga menginginkan Airbus membangun bengkel di Indonesia. Saat ini bengkel mulai dikerjakan di Batam. Airbus mengelola bengkel itu dengan standar Eropa.
"Sebagai pembeli dalam jumlah besar, ini jadi bagian lobi kita hingga saat ini," ungkap Rusdi.
Hubungan Lion Air dan Airbus dalam hal pemesanan pesawat mulai intens sejak tahun 2010. Deal terjadi beberapa waktu belakangan. Akhirnya, kedua perusahaan meneken kontrak pemesanan 234 pesawat di Istana Kepresidenan Champ Elysee, Paris, Senin (18/3/2013).
Lion Air resmi memesan 234 pesawat Airbus yang terdiri dari 109 unit A320 neo, 65 unit A321 neo dan 60 unit A320 ceo. Total kontrak berjumlah 18,4 miliar euro atau sekitar Rp 230 triliun. Pesawat yang dipesan masih diselesaikan pihak Airbus dan dijadwalkan akan dikirim ke Indonesia secara bertahap mulai Juli 2014.(try)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.