JAKARTA � Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun ini akan menggenjot pembangunan
infrastruktur untuk mendukung penggunaan bahan bakar gas. Kementerian
yang dipimpin Jero Wacik itu sudah menganggarkan Rp 474 miliar untuk
pembangunan infrastruktur pendukung bahan bakar gas (BBG).
Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk melancarkan program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke BBG untuk sektor transportasi.
"Tahun ini kami akan bangun 20 SPBG (stasiun pengisian bahan bakar gas) di Jakarta. Anggran tahun ini Rp 474 miliar ditambah Rp 127 miliar untuk optimalisasi program konversi BBM ke BBG. Pembangunan ini sudah mulai berjalan," ucap Direktur Jenderal Migas Edy Hermantoro di Kantor Ditjen Migas, Jakarta, Rabu (20/13).
Edy jelaskan pada tahun ini dalam APBN sudah disetujui pengadaan 4 ribu konverter kit (alat penambahan untuk kendaraan yang biasa pakai BBM ke BBG) untuk kendaraan umum dan seribu konverter kit untuk nelayan.
Selain itu, pihaknya juga akan membangun SPBG yang nantinya dapat diterapkan di kementerian-kementerian sebagai implementasi dari program konversi BBM ke BBG, guna mengurangi konsumsi BBM.
"Penghematan BBM sangat signifikan mencapai 70 persen. Nanti para pegawai bisa ngisi disitu saja. Ini langkah-langkah yang kita lakukan dalam waktu dekat ini," pungkasnya. (chi/jpnn)
Pemerintah Yakin Konversi BBM ke BBG Bakal Sukses di 2013
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral Edy Hermantoro menjelaskan Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun
2013 tentang Pengendalian Pengunaan Bahan Bakar Minyak adalah salah
satu upaya pengendalian agar kuota BBM tepat sasaran. Selain Permen
ESDM No.1/2013, Edy menyebut Kementerian ESDM memiliki upaya
pengendalian lainnya dalam bentuk konversi dari BBM ke bahan bakar gas
(BBG).
"Ini akan dilakukan secara masif. Kita harapkan konversi sukses di 2013," tutur Edy dalam temu pers di kantor Ditjen Migas, Rabu (20/3).
Ia mengatakan konversi akan dilakukan di DKI Jakarta. Nantinya akan dibangun 20 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dengan sejumlah tambahan antara lain mobile refueling unit (MFU) dan daughter station di beberapa titik. "Kami rencanakan di kementerian/lembaga (KL)," ujarnya.
Edy menambahkan, optimismenya terkait konversi tak lepas dari jaminan suplai gas yang telah diperoleh Kementerian ESDM sebesar 23,5 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) dari PT Pertamina (Persero) dan Perusahaan Gas Negara (PGN). "Kami masih menunggu kontraktual."
Kementerian ESDM juga menargetkan terpasangnya empat ribu unit konverter kit ditambah seribu unit konverter kit hasil konversi BBM ke BBG pada nelayan. Selain itu, diharapkan ada tambahan dari Kementerian Perindustrian sebesar 10 ribu unit. "Di luar itu, swasta akan melaksanakan," kata Edy.
Sebagai catatan, total anggaran yang disediakan oleh Kementerian ESDM untuk program konversi sebagaimana tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp 601 miliar. Sebanyak Rp 474 miliar digunakan untuk infrastruktur, sedangkan Rp 127 miliar untuk optimalisasi.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.