PARIS • Presiden Perancis Francois Hollande menegaskan,
kontrak pemesanan pesawat Airbus oleh Lion Air yang ditandatangani hari
ini mencerminkan kinerja perekonomian Indonesia yang luar biasa. Hal
itu juga menegaskan kerja sama erat antara dua perusahaan.
Hal itu ditegaskannya seusai menyaksikan penandatanganan kontrak pemesanan 234 pesawat Airbus tipe A320 dan A321 senilai US$ 24 miliar oleh CEO Lion Air Rusdi Kirana dan CEO Airbus Fabrice Bregier di Istana Kepresidenan Elysee, Paris, Senin (18/3).
"Pemesanan dalam jumlah besar dan nilai kontrak yang sangat besar ini menegaskan perekonomian Indonesia sangat luar biasa," ujar Hollande.
Dia menambahkan, dengan pertumbuhan rata-rata di atas 6 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, membuat Indonesia mampu tampil sebagai kekuatan ekonomi baru. "Negeri kami bangga bisa bekerja sama dengan negara seperti Indonesia," tandasnya.
Sementara itu, CEO Airbus mengakui kontrak pemesanan yang dilakukan Lion Air adalah kontrak tunggal terbesar, baik dalam jumlah pesawat maupun nilai kontrak dalam sejarah Airbus.
Rusdi Kirana menekankan langkah strategis yang dilakukan maskapainya bisa terjadi karena perekonomian nasional yang tumbuh baik. "Kami mampu melakukan ekspansi ini tentu ditunjang perekonomian yang baik," tandasnya.
Rusdi mengungkapkan, kontrak pemesanan oleh Lion merupakan sejarah baru dalam penerbangan nasional. "Dan ini dilihat masyarakat internasional," ujarnya di hadapan Presiden Hollande.
Dia mengungkapkan, pemesanan ini merespons pertumbuhan penumpang pesawat udara di Indonesia yang sangat pesat. "Pertumbuhan penumpang pesawat yang rata-rata 22 persen per tahun jauh di atas pertumbuhan ekonomi yang 6 persen," jelasnya.
Menurutnya, dalam 10 tahun ke depan Indonesia memerlukan 500 pesawat untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang.
Hal itu ditegaskannya seusai menyaksikan penandatanganan kontrak pemesanan 234 pesawat Airbus tipe A320 dan A321 senilai US$ 24 miliar oleh CEO Lion Air Rusdi Kirana dan CEO Airbus Fabrice Bregier di Istana Kepresidenan Elysee, Paris, Senin (18/3).
"Pemesanan dalam jumlah besar dan nilai kontrak yang sangat besar ini menegaskan perekonomian Indonesia sangat luar biasa," ujar Hollande.
Dia menambahkan, dengan pertumbuhan rata-rata di atas 6 persen per tahun selama 10 tahun terakhir, membuat Indonesia mampu tampil sebagai kekuatan ekonomi baru. "Negeri kami bangga bisa bekerja sama dengan negara seperti Indonesia," tandasnya.
Sementara itu, CEO Airbus mengakui kontrak pemesanan yang dilakukan Lion Air adalah kontrak tunggal terbesar, baik dalam jumlah pesawat maupun nilai kontrak dalam sejarah Airbus.
Rusdi Kirana menekankan langkah strategis yang dilakukan maskapainya bisa terjadi karena perekonomian nasional yang tumbuh baik. "Kami mampu melakukan ekspansi ini tentu ditunjang perekonomian yang baik," tandasnya.
Rusdi mengungkapkan, kontrak pemesanan oleh Lion merupakan sejarah baru dalam penerbangan nasional. "Dan ini dilihat masyarakat internasional," ujarnya di hadapan Presiden Hollande.
Dia mengungkapkan, pemesanan ini merespons pertumbuhan penumpang pesawat udara di Indonesia yang sangat pesat. "Pertumbuhan penumpang pesawat yang rata-rata 22 persen per tahun jauh di atas pertumbuhan ekonomi yang 6 persen," jelasnya.
Menurutnya, dalam 10 tahun ke depan Indonesia memerlukan 500 pesawat untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang.
Ditambahkannya, dalam skala global, industri jasa penerbangan di Asia Pasifik sangat dominan. "Kawasan ini menguasai lebih 30 persen dari jumlah pesawat di seluruh dunia," katanya.(Suara Pembaruan/A-17)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.