Terminal tersebut akan berdiri di atas lahan seluas 195 hektare
Pembangunan Terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Priok hari ini resmi mulai dilaksanakan. Terminal yang akan berdiri di atas lahan seluas 195 hektare ini diresmikan pembangunannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Saya mengucapkan syukur dan terima kasih atas apa yang sudah
direncanakan, dipersiapkan, dan dilaksanakan untuk Kalibaru ini," kata
Presiden di Jakarta, Jumat 22 Maret 2013.
Yudhoyono mengharapkan, dengan pembangunan ini ke depannya logistik
di Indonesia bisa lebih efisien agar setiap pulau di Indonesia dapat
merasakan harga yang sama, khususnya daerah timur Indonesia yang selama
ini menikmati harga lebih mahal daripada di wilayah barat.
Pembangunan terminal NewPriok tahap satu ini akan terdiri atas tiga
terminal petikemas dan dua terminal produk bahan bakar minyak dan
ditargetkan siap beroperasi pada 2014.
Terminal ini nantinya akan menambah kapasitas tampung peti kemas
sebanyak 4,5 juta TEUs serta 9,4 juta meter kubik produk minyak dan gas.
Proses pembangunan terminal NewPriok sebetulnya telah dimulai oleh PT PP Tbk sejak akhir 2012.
PT Pelindo II atau IPC telah menanamkan investasi hingga Rp22,66
triliun untuk pembangunan tahap satu ini. Sedangkan untuk total
investasi dari tahap satu hingga tahap dua sebesar US$4 miliar atau
sekitar Rp38,9 triliun.
Pembangunan terminal, menurut Direktur Utama IPC, R.J. Lino,
merupakan pemenuhan mandat Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2012, yang
ditandatangani pada 5 April 2012 dan tertuang detail dalam perjanjian
konsesi antara Kementerian Perhubungan melalui Otoritas Pelabuhan
Tanjung Priok dengan IPC.
Ia berharap, NewPriok mampu mendorong penguatan dan efisiensi
logistik nasional yang akan memberikan manfaat kepada Indonesia untuk
mampu berkompetisi dalam kancah global.
NewPriok merupakan salah satu implementasi dari strategi jangka
panjang pembangunan sektor transportasi Indonesia yang tertuang dalam
proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI).
"Kami berterima kasih pada semua pihak yang telah mendukung proses
pembangunan NewPriok hingga prosesi peresmian hari ini. Kami berharap
proses selanjutnya berlangsung sesuai rencana seperti yang telah
dijadwalkan," ujar Lino.
SBY Minta Waktu Tunggu Bongkar Muat Kapal Dipersingkat
Hal itu akan meningkatkan daya saing pelabuhan nasional.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan pengelola Pelabuhan Tanjung Priok dapat mempersingkat waktu menunggu (dwelling time) bagi kapal sandar untuk bongkar muat, dari enam hari menjadi tiga hari.
"Saya meminta, nanti pada saatnya dwelling time menjadi tiga hari saja," ujar SBY dalam acara peresmian pembangunan Terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 22 Maret 2013.
Menurut Presiden, mempersingkat waktu bongkar muat kapal akan meningkatkan daya saing nasional, sekaligus menjaga kualitas logistik.
Presiden Direktur Pelindo II, RJ Lino, berjanji akan berusaha mewujudkan permintaan Presiden SBY. Menurutnya, dwelling time kapal memang harus dipersingkat seiring peningkatan muatan yang telah mencapai lebih dari 20 persen.
"Pertumbuhan peti kemas dua tahun belakangan ini meningkat hingga 24 persen atau dua kali GDP (pertumbuhan domestik bruto)," kata Lino.
Dengan pengurangan dwelling time ini, menurut Lino, peningkatan impor dalam beberapa waktu ke depan bisa menjadi dua kali lipat dan pada akhirnya menurunkan beban biaya yang harus ditanggung oleh para pengusaha. (asp)
"Saya meminta, nanti pada saatnya dwelling time menjadi tiga hari saja," ujar SBY dalam acara peresmian pembangunan Terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 22 Maret 2013.
Menurut Presiden, mempersingkat waktu bongkar muat kapal akan meningkatkan daya saing nasional, sekaligus menjaga kualitas logistik.
Presiden Direktur Pelindo II, RJ Lino, berjanji akan berusaha mewujudkan permintaan Presiden SBY. Menurutnya, dwelling time kapal memang harus dipersingkat seiring peningkatan muatan yang telah mencapai lebih dari 20 persen.
"Pertumbuhan peti kemas dua tahun belakangan ini meningkat hingga 24 persen atau dua kali GDP (pertumbuhan domestik bruto)," kata Lino.
Dengan pengurangan dwelling time ini, menurut Lino, peningkatan impor dalam beberapa waktu ke depan bisa menjadi dua kali lipat dan pada akhirnya menurunkan beban biaya yang harus ditanggung oleh para pengusaha. (asp)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.