Di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, Indonesia diproyeksikan untuk kembali menjadi negara maritim yang kuat. Namun demikian, dengan jumlah pulau yang sangat banyak dan garis pantai yang sangat panjang, serta berbagai masalah kelautan yang kompleks, visi ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Indonesia. RBTH Indonesia berbincang-bincang bersama Direktur Dewan Bisnis Indonesia-Rusia Mikhail Kuritsyn mengenai bantuan apa saja yang bisa diberikan Rusia untuk mendukung visi pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk mengembalikan kejayaan maritim Indonesia Rusia bisa membantu Indonesia untuk mengatasi masalah penangkapan ikan secara ilegal di perairan Indonesia dengan menggunakan teknologi sistem navigasi milik Rusia, GLONASS. [TASS]
Rusia telah mengajukan penawaran kerja sama di bidang maritim dengan Indonesia sejak beberapa bulan terakhir. Pada Oktober 2014 lalu, Wakil Menteri Pengembangan Perekonomian Rusia Alexey Likhachev menyatakan Rusia sangat tertarik dengan program baru pemerintah Indonesia yang hendak meningkatkan potensi di bidang maritim. Sang wakil menteri yang datang ke Indonesia untuk menghadiri Forum Bisnis Rusia-Indonesia tersebut menjelaskan, Rusia menawarkan pasokan berbagai jenis kapal laut sekaligus pendirian pusat servis kapal, serta pembangunan perusahaan untuk memproduksi beberapa komponen kapal tersebut di Indonesia.
Direktur Dewan Bisnis Indonesia-Rusia Mikhail Kuritsyn mengatakan, “Dalam suatu hubungan bilateral, mendengarkan apa kebutuhan atau apa yang menjadi prioritas nasional untuk perkembangan perekonomian mitra kami adalah sesuatu yang harus selalu diutamakan.” Menurutnya, kini setelah terbentuknya pemerintahan baru, jelas ada beberapa bidang yang diutamakan oleh Indonesia, salah satunya adalah di bidang kemaritiman.
GLONASS Sebagai Solusi Penangkapan Ikan Ilegal
Dalam pertemuan dengan RBTH Indonesia di Jakarta, Kuritsyn merasa informasi semacam ini perlu “diterjemahkan’ hingga sampai ke telinga Pemerintah Rusia supaya mereka mengetahui fokus Pemerintah Indonesia saat ini. Dengan demikian, Rusia pun tahu bahwa Indonesia kini sangat membutuhkan infrastruktur kelautan dan industri perkapalan. Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan Rusia bisa membuka kesempatan kerja sama dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan dunia maritim dan kelautan.
“Sebagai contoh, Rusia bisa membantu Indonesia untuk mengatasi masalah penangkapan ikan secara ilegal di perairan Indonesia dengan menggunakan teknologi sistem navigasi milik Rusia, GLONASS. Untuk mengatasi tindakan ‘perampokan’ yang sangat tidak bertanggung jawab dari negara-negara asing ini jelas dibutuhkan suatu teknologi sistem navigasi yang canggih untuk menentukan posisi kapal-kapal mana saja yang sah,” kata Kuritsyn saat ditemui RBTH Indonesia di Forum Ekonomi Dunia di Jakarta pada akhir April lalu.
Kuritsyn menjelaskan, GLONASS adalah suatu teknologi yang canggih, tapi murah. Dengan begitu, masing-masing kapal atau perahu bisa memiliki fasilitas tersebut karena biayanya terjangkau. “Jika seluruh kapal yang sah menggunakan teknologi ini, seluruh aktivitas kapal dapat terlihat dari radar, sedangkan yang tidak terlihat (di radar) berarti kapal ilegal,” ungkap Kuritsyn.
Dalam kesempatan wawancara tersebut, Kuritsyn berpendapat bahwa sudah seharusnya kapal-kapal dilengkapi oleh sistem navigasi seperti ini. Saat ini ada dua sistem navigasi yang aktif di dunia, yaitu GPS milik AS dan GLONASS milik Rusia. “Kombinasi keduanya bahkan lebih baik. Jadi, tidak ada risiko jika salah satunya mati atau posisinya sudah tidak terlihat,” katanya menjelaskan.
Selain itu, Kuritsyn menilai bahwa GLONASS juga dapat digunakan untuk meningkatkan sistem keamanan perahu atau kapal. Sebagai contoh, ia mengilustrasikan, jika terjadi kecelakaan pada kapal atau awaknya maka peluang untuk diketahuinya posisi terjadinya kecelakaan tersebut oleh badan yang berwenang pun lebih cepat. Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan bantuan bisa datang lebih cepat.
Kesamaan Karakter Geografis
Menurut Kuritsyn, Rusia dan Indonesia memiliki beberapa karakter geografis yang sama. Rusia dan Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Indonesia tercatat memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia setelah Rusia dengan panjang mencapai lebih dari 95.181 kilometer. Dengan garis pantai yang sangat panjang, Rusia memiliki banyak teknologi mutakhir untuk melindungi kepentingan nasionalnya.
Rusia pun bersedia berbagi teknologi dengan negara-negara sahabat, seperti Indonesia. Selain itu, kami juga siap untuk membentuk kelompok kerja di antara dua komunitas bisnis yang telah terbentuk saat ini. dan tentunya juga didukung oleh pemerintah supaya dalam bidang ini ada lebih banyak peluang pertukaran informasi sehingga kedua belah pihak dapat saling mengetahui kerja sama apa saja yang lebih diutamakan,” kata Kuritsyn menyimpulkan.
Rusia telah mengajukan penawaran kerja sama di bidang maritim dengan Indonesia sejak beberapa bulan terakhir. Pada Oktober 2014 lalu, Wakil Menteri Pengembangan Perekonomian Rusia Alexey Likhachev menyatakan Rusia sangat tertarik dengan program baru pemerintah Indonesia yang hendak meningkatkan potensi di bidang maritim. Sang wakil menteri yang datang ke Indonesia untuk menghadiri Forum Bisnis Rusia-Indonesia tersebut menjelaskan, Rusia menawarkan pasokan berbagai jenis kapal laut sekaligus pendirian pusat servis kapal, serta pembangunan perusahaan untuk memproduksi beberapa komponen kapal tersebut di Indonesia.
Direktur Dewan Bisnis Indonesia-Rusia Mikhail Kuritsyn mengatakan, “Dalam suatu hubungan bilateral, mendengarkan apa kebutuhan atau apa yang menjadi prioritas nasional untuk perkembangan perekonomian mitra kami adalah sesuatu yang harus selalu diutamakan.” Menurutnya, kini setelah terbentuknya pemerintahan baru, jelas ada beberapa bidang yang diutamakan oleh Indonesia, salah satunya adalah di bidang kemaritiman.
GLONASS Sebagai Solusi Penangkapan Ikan Ilegal
Dalam pertemuan dengan RBTH Indonesia di Jakarta, Kuritsyn merasa informasi semacam ini perlu “diterjemahkan’ hingga sampai ke telinga Pemerintah Rusia supaya mereka mengetahui fokus Pemerintah Indonesia saat ini. Dengan demikian, Rusia pun tahu bahwa Indonesia kini sangat membutuhkan infrastruktur kelautan dan industri perkapalan. Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan Rusia bisa membuka kesempatan kerja sama dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan dunia maritim dan kelautan.
“Sebagai contoh, Rusia bisa membantu Indonesia untuk mengatasi masalah penangkapan ikan secara ilegal di perairan Indonesia dengan menggunakan teknologi sistem navigasi milik Rusia, GLONASS. Untuk mengatasi tindakan ‘perampokan’ yang sangat tidak bertanggung jawab dari negara-negara asing ini jelas dibutuhkan suatu teknologi sistem navigasi yang canggih untuk menentukan posisi kapal-kapal mana saja yang sah,” kata Kuritsyn saat ditemui RBTH Indonesia di Forum Ekonomi Dunia di Jakarta pada akhir April lalu.
Kuritsyn menjelaskan, GLONASS adalah suatu teknologi yang canggih, tapi murah. Dengan begitu, masing-masing kapal atau perahu bisa memiliki fasilitas tersebut karena biayanya terjangkau. “Jika seluruh kapal yang sah menggunakan teknologi ini, seluruh aktivitas kapal dapat terlihat dari radar, sedangkan yang tidak terlihat (di radar) berarti kapal ilegal,” ungkap Kuritsyn.
Dalam kesempatan wawancara tersebut, Kuritsyn berpendapat bahwa sudah seharusnya kapal-kapal dilengkapi oleh sistem navigasi seperti ini. Saat ini ada dua sistem navigasi yang aktif di dunia, yaitu GPS milik AS dan GLONASS milik Rusia. “Kombinasi keduanya bahkan lebih baik. Jadi, tidak ada risiko jika salah satunya mati atau posisinya sudah tidak terlihat,” katanya menjelaskan.
Selain itu, Kuritsyn menilai bahwa GLONASS juga dapat digunakan untuk meningkatkan sistem keamanan perahu atau kapal. Sebagai contoh, ia mengilustrasikan, jika terjadi kecelakaan pada kapal atau awaknya maka peluang untuk diketahuinya posisi terjadinya kecelakaan tersebut oleh badan yang berwenang pun lebih cepat. Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan bantuan bisa datang lebih cepat.
Kesamaan Karakter Geografis
Menurut Kuritsyn, Rusia dan Indonesia memiliki beberapa karakter geografis yang sama. Rusia dan Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Indonesia tercatat memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia setelah Rusia dengan panjang mencapai lebih dari 95.181 kilometer. Dengan garis pantai yang sangat panjang, Rusia memiliki banyak teknologi mutakhir untuk melindungi kepentingan nasionalnya.
Rusia pun bersedia berbagi teknologi dengan negara-negara sahabat, seperti Indonesia. Selain itu, kami juga siap untuk membentuk kelompok kerja di antara dua komunitas bisnis yang telah terbentuk saat ini. dan tentunya juga didukung oleh pemerintah supaya dalam bidang ini ada lebih banyak peluang pertukaran informasi sehingga kedua belah pihak dapat saling mengetahui kerja sama apa saja yang lebih diutamakan,” kata Kuritsyn menyimpulkan.
★ RBTH
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.