Tujuh zona maritim yang akan dibangun, yakni di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Cilacap, Makassar, Balik Papan, Natuna, Sorong, dan Merauke. Ilustrasi trafik dari website Bakamla ★
Badan Keamanan Laut (Bakamla) akan menambah pangkalan atau zona maritim yang tersebar di wilayah perairan Indonesia dengan membangun tujuh zona maritim guna mendukung sektor keamanan di laut.
Kepala Bakamla, Laksamana Madya Maritim Desi Albert Mamahit kepada wartawan di Kantor Bakamla, Jakarta, Rabu, mengatakan, saat ini Bakamla sudah memiliki tiga zona maritim yang berada di Manado, Batam, dan Ambon, namun pada awal tahun depan akan ditambahkan tujuh zona lagi.
"Tujuh zona maritim yang akan dibangun, yakni di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Cilacap, Makassar, Balik Papan, Natuna, Sorong, dan Marauke. Ini masih tentatif kita masih melakukan survei dan lokasi di sejumlah wilayah lagi. Kita masih pertimbangkan lagi untuk lebih pastinya. Di Sabang itu penting juga," katanya.
Namun, menurut dia untuk pengadaan pangkalan maritim pihaknya masih terkendala masalah aset dan infrastruktur. Hal itu hingga saat ini masih akan dipersiapkan dalam waktu dekat. "Setiap pangkalan akan dipimpin oleh eselon dua atau setara bintang satu," ucapnya.
Menurut dia, setiap pangkalan maritim akan terdapat stasiun radar jarak jauh dan satelit untuk menunjang operasi. Selain itu, akan juga dilengkapi peralatan surveillance dan informasi dari satelit, yang bisa memantau siapa saja yang memasuki perairan Indonesia.
Bakamla juga akan melakukan operasi Nusantara V dan Operasi Nusantara VI yang fokus di wilayah Tengah, Timur dan Barat.
"Operasi di wilayah barat, kita akan melakukan patroli di Natuna, wilayah tengah di Laut Sulawesi, dan di wilayah timur di Laut Arafura. Ini dilakukan untuk menjaga keamanan di laut dari aksi-aksi ilegal, seperti pencurian ikan, people smugling, penyelundupan barang, penyelundupan bahan bakar dan lainnya," kata Albert Mamahit.
Tak hanya itu, Bakamla juga masuk dalam satuan tugas untuk membantu pengungsi Rohingya yang berada di Aceh.
Perkuat Alutsiskamla
Selain penambahan pangkalan maritim, lanjut Mamahit, Bakamla juga bakal menambah sejumlah alat utama sistem keamanan dan keselamatan laut (alutsiskamla) yang saat ini masih minim, yakni hanya memiliki kapal patroli berukuran 48 meter.
"Pada akhir tahun ini, kami akan memesan tiga kapal patroli. Bakamla juga akan dapat hibah dari TNI AL sebanyak 10 kapal. Kita juga dijanjikan didukung dari Kepolisian, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP). Mereka dukung kehadiran bakamla dengan memberikan dua unit kapal patroli. Harapan sampai lima tahun ke depan paling tidak Bakamla memiliki 30-40 kapal patroli," paparnya.
Selain itu, sejak dua bulan lalu Bakamla sedang membangun kapal berukuran 110 meter di Batam, yang berfungsi memantau wilayah laut hingga wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan laut lepas.
"Kita perlukan kapal besar, untuk mendukung operasional kita bisa sampai ZEE dan laut bebas. Kapal itu bisa didarati helikopter. Sehingga jangkauan pantauan semakin luas. Tentunya juga akan menyiapkan pesawat tanpa awak dan pesawat intai amfibi yang bisa mendarat di laut yang sedang di buat oleh Institut Teknologi Bandung," tutur Mamahit yang baru dilantik sebagai Kepala Bakamla RI.
Selain penguatan alutsista, Bakamla juga akan memperkuat sumber daya manusia, dengan merekrut para ahli teknologi dibidangnya untuk menjaga wilayah perairan.
Untuk peningkatan SDM bakamla juga membangun Akademi Keamanan dan Keselamatan Laut, yang sudah dimulai sejak tahun ini. "Pendaftaran mulai bulan Juli 2015. Kuliah bulan September 2015. Sementara gedung kita pinjam dari Akademi Angkatan Laut di Surabaya. Sambil secara bertahap bangun area pendidikan kita sendiri," ujarnya.
Sehingga diharapkan muncul SDM yang berkualitas untuk menjaga mengawal wilayah laut Nusantara, dimana saat ini Bakamla memiliki 500 personil.
"Dalam waktu lima tahun diharapkan bisa mencapai 2000 personil," tutupnya.
Badan Keamanan Laut (Bakamla) akan menambah pangkalan atau zona maritim yang tersebar di wilayah perairan Indonesia dengan membangun tujuh zona maritim guna mendukung sektor keamanan di laut.
Kepala Bakamla, Laksamana Madya Maritim Desi Albert Mamahit kepada wartawan di Kantor Bakamla, Jakarta, Rabu, mengatakan, saat ini Bakamla sudah memiliki tiga zona maritim yang berada di Manado, Batam, dan Ambon, namun pada awal tahun depan akan ditambahkan tujuh zona lagi.
"Tujuh zona maritim yang akan dibangun, yakni di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Cilacap, Makassar, Balik Papan, Natuna, Sorong, dan Marauke. Ini masih tentatif kita masih melakukan survei dan lokasi di sejumlah wilayah lagi. Kita masih pertimbangkan lagi untuk lebih pastinya. Di Sabang itu penting juga," katanya.
Namun, menurut dia untuk pengadaan pangkalan maritim pihaknya masih terkendala masalah aset dan infrastruktur. Hal itu hingga saat ini masih akan dipersiapkan dalam waktu dekat. "Setiap pangkalan akan dipimpin oleh eselon dua atau setara bintang satu," ucapnya.
Menurut dia, setiap pangkalan maritim akan terdapat stasiun radar jarak jauh dan satelit untuk menunjang operasi. Selain itu, akan juga dilengkapi peralatan surveillance dan informasi dari satelit, yang bisa memantau siapa saja yang memasuki perairan Indonesia.
Bakamla juga akan melakukan operasi Nusantara V dan Operasi Nusantara VI yang fokus di wilayah Tengah, Timur dan Barat.
"Operasi di wilayah barat, kita akan melakukan patroli di Natuna, wilayah tengah di Laut Sulawesi, dan di wilayah timur di Laut Arafura. Ini dilakukan untuk menjaga keamanan di laut dari aksi-aksi ilegal, seperti pencurian ikan, people smugling, penyelundupan barang, penyelundupan bahan bakar dan lainnya," kata Albert Mamahit.
Tak hanya itu, Bakamla juga masuk dalam satuan tugas untuk membantu pengungsi Rohingya yang berada di Aceh.
Perkuat Alutsiskamla
Selain penambahan pangkalan maritim, lanjut Mamahit, Bakamla juga bakal menambah sejumlah alat utama sistem keamanan dan keselamatan laut (alutsiskamla) yang saat ini masih minim, yakni hanya memiliki kapal patroli berukuran 48 meter.
"Pada akhir tahun ini, kami akan memesan tiga kapal patroli. Bakamla juga akan dapat hibah dari TNI AL sebanyak 10 kapal. Kita juga dijanjikan didukung dari Kepolisian, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP). Mereka dukung kehadiran bakamla dengan memberikan dua unit kapal patroli. Harapan sampai lima tahun ke depan paling tidak Bakamla memiliki 30-40 kapal patroli," paparnya.
Selain itu, sejak dua bulan lalu Bakamla sedang membangun kapal berukuran 110 meter di Batam, yang berfungsi memantau wilayah laut hingga wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan laut lepas.
"Kita perlukan kapal besar, untuk mendukung operasional kita bisa sampai ZEE dan laut bebas. Kapal itu bisa didarati helikopter. Sehingga jangkauan pantauan semakin luas. Tentunya juga akan menyiapkan pesawat tanpa awak dan pesawat intai amfibi yang bisa mendarat di laut yang sedang di buat oleh Institut Teknologi Bandung," tutur Mamahit yang baru dilantik sebagai Kepala Bakamla RI.
Selain penguatan alutsista, Bakamla juga akan memperkuat sumber daya manusia, dengan merekrut para ahli teknologi dibidangnya untuk menjaga wilayah perairan.
Untuk peningkatan SDM bakamla juga membangun Akademi Keamanan dan Keselamatan Laut, yang sudah dimulai sejak tahun ini. "Pendaftaran mulai bulan Juli 2015. Kuliah bulan September 2015. Sementara gedung kita pinjam dari Akademi Angkatan Laut di Surabaya. Sambil secara bertahap bangun area pendidikan kita sendiri," ujarnya.
Sehingga diharapkan muncul SDM yang berkualitas untuk menjaga mengawal wilayah laut Nusantara, dimana saat ini Bakamla memiliki 500 personil.
"Dalam waktu lima tahun diharapkan bisa mencapai 2000 personil," tutupnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.