Jakarta ♞ Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menghabiskan dana hingga tiga juta Euro untuk mengakses seluruh data penginderaan jauh selama 2013.
"Kami keluarkan sekitar tiga juta Euro untuk dapat akses data mentah satelit untuk penginderaan jauh di 2013.
Tahun 2014 rencananya kami akan perkuat akuisisi data penginderaan jauh," kata Kepala Lapan Bambang S Tejasukmana di Jakarta, Rabu (15/1).
Lapan, menurut dia, memiliki anggaran lebih dari Rp 100 miliar di 2014, dan terkait untuk data penginderaan jauh dana akan digunakan untuk peningkatan fasilitas distribusi, memperkuat akuisisi data penginderaan jauh, dan akses untuk satelit.
Sejauh ini, ia mengatakan data penginderaan jauh yang diterima Lapan dari berbagai satelit telah memenuhi kebutuhan berbagai kementerian/lembaga di tanah air.
"Nah yang kami harus lakukan kalau ada kebutuhan baru atau ada teknologi baru maka kami harus memperoleh tambahan data yang diperlukan tersebut," ujar dia.
Lapan Belum Dapat Kepastian Peluncuran Satelit A2
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) belum memperoleh kepastian dari India terkait dengan waktu peluncuran Satelit A2.
"Kami menunggu tanggal pastinya. Tadinya memang perkiraannya April-Mei, tapi sampai sekarang pun kita masih menunggu, mereka (India, red.) belum beri tanggal pastinya, bulannya pun belum pasti," kata Kepala Lapan Bambang S. Tejasukmana di Jakarta, Rabu (15/1).
Ia menjelaskan bahwa Satelit A2 akan "menumpang" roket PSLV-C23 milik India untuk dapat mengorbit di ekuator. Namun demikian, peluncuran terpaksa harus menunggu sampai India menyelesaikan pembuatan satelitnya.
"Kami tidak segera mengganti (ke negara lain untuk peluncuran roket, red.) karena kami ingin satelit kami dioperasikan di orbit ekuator, dan yang sekarang memberikan jasa itu hanya India. Karena itu, mau tidak mau kami harus menunggu sampai India menyelesaikan pembuatan satelitnya," ujar Bambang.
Selain itu, katanya, Lapan telah menyepakati kerja sama untuk melakukan peluncuran dua satelit (Satelit A2 dan A3) dengan India, dengan biaya peluncuran lebih murah, yakni sebesar 300.000 dolar AS.
Saat ini, katanya, pihak India sedang kesulitan membuat satelit tersebut, karena itu peluncurannya selalu tertunda.
"Roketnya sih sudah ada, tapi satelitnya belum selesai," katanya.
"Kami keluarkan sekitar tiga juta Euro untuk dapat akses data mentah satelit untuk penginderaan jauh di 2013.
Tahun 2014 rencananya kami akan perkuat akuisisi data penginderaan jauh," kata Kepala Lapan Bambang S Tejasukmana di Jakarta, Rabu (15/1).
Lapan, menurut dia, memiliki anggaran lebih dari Rp 100 miliar di 2014, dan terkait untuk data penginderaan jauh dana akan digunakan untuk peningkatan fasilitas distribusi, memperkuat akuisisi data penginderaan jauh, dan akses untuk satelit.
Sejauh ini, ia mengatakan data penginderaan jauh yang diterima Lapan dari berbagai satelit telah memenuhi kebutuhan berbagai kementerian/lembaga di tanah air.
"Nah yang kami harus lakukan kalau ada kebutuhan baru atau ada teknologi baru maka kami harus memperoleh tambahan data yang diperlukan tersebut," ujar dia.
Lapan Belum Dapat Kepastian Peluncuran Satelit A2
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) belum memperoleh kepastian dari India terkait dengan waktu peluncuran Satelit A2.
"Kami menunggu tanggal pastinya. Tadinya memang perkiraannya April-Mei, tapi sampai sekarang pun kita masih menunggu, mereka (India, red.) belum beri tanggal pastinya, bulannya pun belum pasti," kata Kepala Lapan Bambang S. Tejasukmana di Jakarta, Rabu (15/1).
Ia menjelaskan bahwa Satelit A2 akan "menumpang" roket PSLV-C23 milik India untuk dapat mengorbit di ekuator. Namun demikian, peluncuran terpaksa harus menunggu sampai India menyelesaikan pembuatan satelitnya.
"Kami tidak segera mengganti (ke negara lain untuk peluncuran roket, red.) karena kami ingin satelit kami dioperasikan di orbit ekuator, dan yang sekarang memberikan jasa itu hanya India. Karena itu, mau tidak mau kami harus menunggu sampai India menyelesaikan pembuatan satelitnya," ujar Bambang.
Selain itu, katanya, Lapan telah menyepakati kerja sama untuk melakukan peluncuran dua satelit (Satelit A2 dan A3) dengan India, dengan biaya peluncuran lebih murah, yakni sebesar 300.000 dolar AS.
Saat ini, katanya, pihak India sedang kesulitan membuat satelit tersebut, karena itu peluncurannya selalu tertunda.
"Roketnya sih sudah ada, tapi satelitnya belum selesai," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.