Surabaya ♞ Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meluncurkan kapal kayu yang
diberi nama Baita Sena di Komando Armada Kawasan Timur (Komarmatim) TNI
AL Surabaya. Kapal tersebut dibikin oleh unit kegiatan mahasiswa
Maritime Challenge ITS Surabaya.
Pimpinan proyek pembuatan Baita Sena, Dirgha Sukma Mahandeka, mengatakan proses pembuatan kapal ini memakan waktu cukup lama. Mulai dari pengumpulan material hingga launching-nya memakan waktu sekitar satu tahun. “Awal pengumpulan materialnya sejak Februari 2013 hingga selesai di-launching saat ini,” kata Dirgha, Senin, 20 Januari 2014.
Menurut Dirgha, Baita Sena terbuat dari bermacam-macam jenis kayu, yaitu jati, waru, mahoni, merbau, meranti, bambu, dan kamper. Kayu-kayu itu dibeli dari berbagai kota, termasuk Surabaya dan Madiun. “Kapal kami full kayu sehingga tampak cantik,” ujarnya.
Kayu-kayu itu dibentuk menjadi kapal yang berukuran panjang 12 meter dan lebar 2 meter. Dia mengaku selama pembuatan kapal banyak dibantu oleh ITS dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), termasuk bantuan dana dan bimbingan. Setelah rampung, mereka bekerja sama dengan Koarmatim untuk melakukan launching. “Berkat bantuan dari semua pihak, kami bisa launching karya kami di atas kapal Makassar milik Koarmatim,” kata dia.
Peluncuran Baita Sena ditandai dengan pemecahan tiga kendi di tubuh kapal oleh Laksamana Pertama Siwi Sukma Adji (Kepala Staf Armatim); Herman Sasongko, Pembantu Rektor I ITS; dan Pembina UKM Maritime Challenge ITS Surabaya, Daniel M. Rosyid.
Daniel Rosyid mengatakan, pembuatan Baita Sena menghabiskan dana besar yang didukung oleh semua pihak dari ITS, Dikti, dan sponsor. “Kapal ini sudah menghabiskan dana sekitar Rp 250 juta,” ucap Daniel.
Pimpinan proyek pembuatan Baita Sena, Dirgha Sukma Mahandeka, mengatakan proses pembuatan kapal ini memakan waktu cukup lama. Mulai dari pengumpulan material hingga launching-nya memakan waktu sekitar satu tahun. “Awal pengumpulan materialnya sejak Februari 2013 hingga selesai di-launching saat ini,” kata Dirgha, Senin, 20 Januari 2014.
Menurut Dirgha, Baita Sena terbuat dari bermacam-macam jenis kayu, yaitu jati, waru, mahoni, merbau, meranti, bambu, dan kamper. Kayu-kayu itu dibeli dari berbagai kota, termasuk Surabaya dan Madiun. “Kapal kami full kayu sehingga tampak cantik,” ujarnya.
Kayu-kayu itu dibentuk menjadi kapal yang berukuran panjang 12 meter dan lebar 2 meter. Dia mengaku selama pembuatan kapal banyak dibantu oleh ITS dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), termasuk bantuan dana dan bimbingan. Setelah rampung, mereka bekerja sama dengan Koarmatim untuk melakukan launching. “Berkat bantuan dari semua pihak, kami bisa launching karya kami di atas kapal Makassar milik Koarmatim,” kata dia.
Peluncuran Baita Sena ditandai dengan pemecahan tiga kendi di tubuh kapal oleh Laksamana Pertama Siwi Sukma Adji (Kepala Staf Armatim); Herman Sasongko, Pembantu Rektor I ITS; dan Pembina UKM Maritime Challenge ITS Surabaya, Daniel M. Rosyid.
Daniel Rosyid mengatakan, pembuatan Baita Sena menghabiskan dana besar yang didukung oleh semua pihak dari ITS, Dikti, dan sponsor. “Kapal ini sudah menghabiskan dana sekitar Rp 250 juta,” ucap Daniel.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.