Poros perekonomian dunia sedang berpusat ke Asia. Dalam beberapa tahun ke depan Asia akan menjadi pusat investasi dari negara barat yang menanamkan modalnya.
Hal ini tercermin dalam survey Asia Business Outlook Survey (ABOS) yang menyimpulkan perusahaan-perusahaan di barat mengharapkan Asia dapat mengkontribusikan 32 persen dari total pendapatan global mereka. Indonesia merupakan prioritas investasi peringkat ketiga setelah China dan India.
Ekonom Senior Economist Corporate Network Ross O' Brien, mengatakan Indonesia akan terus menarik perhatian investor asing pada 2013 meskipun terdapat sikap proteksionis pemerintah yang terus meningkat.
"Negara menerapkan peraturan ketat demi melindungi kepentingan domestik. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di negara-negara Asia lain termasuk indonesia dan ini adalah tindakan yang wajar," kata Ross di Jakarta, Kamis (28/2/2013).
Baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia juga didukung oleh optimisme konsumen bahwa iklim ekonomi Indonesia untuk enam bulan mendatang akan semakin kuat, sebagaimana tercermin oleh Consumer Expectation Index (CEI) yang dirilis oleh Bank Indonesia pada Januari 2013 silam.
CEI yang terus meningkat sebesar 1,5 didukung oleh ekspektasi bahwa aktivitas bisnis dapat tumbuh 2,5 poin dan ketersediaan pekerjaan naik 2,1 poin. Berdasarkan laporan tersebut, meningkatnya minat untuk berwirausaha dan tumbuhnya aksesibilitas dalam memperoleh fasilitas kredit perbankan juga berkontribusi pada tingginya CEI.
Berbagai analis dan pelaku pasar juga percaya pada pertumbuhan makro ekonomi Indonesia di tahun-tahun mendatang. Hal ini tercermin dari kualitas investasi yang semakin meningkat.
Naiknya investasi mencerminkan tidak adanya keraguan Indonesia menjadi negara yang paling menarik di Asia Tenggara untuk investor. Apalagi, Indonesia berhasil mendapat investasi langsung luar negeri (FDI) senilai 22,8 miliar dolar AS di 2012 atau naik 22,9 persen ketimbang di 2011.
Hal ini tercermin dalam survey Asia Business Outlook Survey (ABOS) yang menyimpulkan perusahaan-perusahaan di barat mengharapkan Asia dapat mengkontribusikan 32 persen dari total pendapatan global mereka. Indonesia merupakan prioritas investasi peringkat ketiga setelah China dan India.
Ekonom Senior Economist Corporate Network Ross O' Brien, mengatakan Indonesia akan terus menarik perhatian investor asing pada 2013 meskipun terdapat sikap proteksionis pemerintah yang terus meningkat.
"Negara menerapkan peraturan ketat demi melindungi kepentingan domestik. Ini tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di negara-negara Asia lain termasuk indonesia dan ini adalah tindakan yang wajar," kata Ross di Jakarta, Kamis (28/2/2013).
Baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia juga didukung oleh optimisme konsumen bahwa iklim ekonomi Indonesia untuk enam bulan mendatang akan semakin kuat, sebagaimana tercermin oleh Consumer Expectation Index (CEI) yang dirilis oleh Bank Indonesia pada Januari 2013 silam.
CEI yang terus meningkat sebesar 1,5 didukung oleh ekspektasi bahwa aktivitas bisnis dapat tumbuh 2,5 poin dan ketersediaan pekerjaan naik 2,1 poin. Berdasarkan laporan tersebut, meningkatnya minat untuk berwirausaha dan tumbuhnya aksesibilitas dalam memperoleh fasilitas kredit perbankan juga berkontribusi pada tingginya CEI.
Berbagai analis dan pelaku pasar juga percaya pada pertumbuhan makro ekonomi Indonesia di tahun-tahun mendatang. Hal ini tercermin dari kualitas investasi yang semakin meningkat.
Naiknya investasi mencerminkan tidak adanya keraguan Indonesia menjadi negara yang paling menarik di Asia Tenggara untuk investor. Apalagi, Indonesia berhasil mendapat investasi langsung luar negeri (FDI) senilai 22,8 miliar dolar AS di 2012 atau naik 22,9 persen ketimbang di 2011.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.