Sebuah kendaraan hemat energi dari tim Universitas Muhamadiyah Malang
ketika akan melakukan ''Scrut-Statis'' dalam ajang Indonesia Energy
Marathon Challenge (IEMC) 2012, di Sirkuit Kenjeran Surabaya, Jatim,
(23/11). ANTARA/M Risyal Hidayat
Jakarta - Sejumlah perguruan tinggi ternama menurunkan mobil irit bahan bakar rancangan mahasiwa. Setiap perguruan tinggi peserta boleh mengirimkan lebih dari satu karya. Total ajang ini diikuti 30 tim peserta.
Untuk memudahkan penilaian, panitia membagi mobil peserta menjadi dua kelas, yakni prototip dan urban. Masing-masing kelas terbagi menjadi tiga kategori, yaitu berbahan bakar bensin, solar, dan tenaga listrik.
Kegiatan dibuka oleh Pembantu Rektor I Institut Teknologi 10 November Herman Sasongko Jumat, 23 November 2012, siang. Selaku tuan rumah, Institut Teknologi 10 Nopember mengikutkan mobil Sapuangin seri I sampai IV. Mobil tersebut pernah meraih mobil teririt tingkat Asia. Satu liter solar mampu menempuh jarak 169 kilometer. ITS juga menurunkan mobil Pancasona dan Suro Listrik.
Universitas Indonesia menurunkan mobil Nakula Hore. Universitas Gajah Mada memampang mobil irit andalannya, Semar Proto Diesel dan Semar Urban. Kendaraan lainnya adalah Horas (Universitas Sumatera Utara), Apate (Universitas Brawijaya Malang), Sriwijaya ECO (Universitas Brawijaya) dan Arjuna (Universitas Negeri Yogyakarta).
Sejumlah perguruan tinggi swasta ternama turun dalam ajang ini, antara lain: Universitas Gunadarma, Univeritas Muhammadiyah Malang, dan Institut Teknologi Nasional.
Ketua panitia pelaksana kompetisi mobil irit Didit Ardianto mengatakan, dengan bahan bakar satu liter, setiap peserta harus memutari sirkuit dengan jarak tempuh 12 kilometer dengan kecepatan 30 kilometer per jam. Sebelum turun gelanggang, setiap kendaraan harus ikut uji kelayakan yang meliputi berat, dimensi, dan rem. "Bila lolos uji kelayakan, baru boleh ikut lomba," kata Didit.
Menurut Didit, juara pertama kontes ini akan mendapat hadiah sebesar Rp 7,5 juta plus tropi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Juara kedua dan ketiga memperoleh uang Rp 5 juta serta tropi.
Widyo Winarto dari Direktorat Pendidikan Tinggi menyatakan, kontes mobil irit dirintis untuk agenda nasional. Di Indonesia kegiatan semacam ini belum menjadi sebuah kalender rutin. "Kalau di luar negeri ajang seperti ini sudah biasa, bahkan banyak perguruan tinggi yang berpartisipasi dan menang," kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.