Jakarta - Pemerintah Republik Indonesia dan Republik Rakyat China (RRC) mempererat kerjasama di bidang riset kelautan dan iklim lewat pelaksanaan berbagai penelitian.

"Kami sangat tertarik untuk melakukan kerjasama riset dengan Indonesia karena perairan Indonesia terhubung dengan Laut China Selatan, dan arus lintas Indonesia (Arlindo) merupakan arus paling aktif di dunia," kata Zhang Zhanhai, Direktur Jenderal Departemen Kerjasama Internasional Administrasi Kelautan Negara China (SOA), Selasa.

Selain tertarik dengan Arlindo, para peneliti China juga meyakini bahwa kajian tentang laut Indonesia akan sangat penting bagi upaya mitigasi perubahan iklim.

Senada dengan pernyataan Zhang, Kepala Badan Litbang Kelautan dan Perikanan Prof. Rizald M Rompas mengatakan bahwa kerjasama riset antara dua negara akan membuka peluang-peluang bagi kemajuan teknologi dan pengetahuan tentang kelautan dan iklim.

Kerjasama riset kelautan dan iklim RI-RCC dikukuhkan bentuknya dengan Indonesia-China Centre for Ocean and Climat (ICCOC) atau Pusat Kelautan dan Iklim Indonesia-Tiongkok.

ICCOC didirikan berdasarkan Kesepakatan Bersama mengenai Kerjasama Kelautan antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI dengan SOA China pada 10 November 2007. Peran ICCOC ditingkatkan ke level nasional dengan kesepakatan yang ditandatangani Menteri KKP RI dan SOA pada 23 Maret 2012 di Beijing, China.(ANTARA)