Pertumbuhan komoditi ekspor Jatim belakangan ini terus mengalami
peningkatan di pasar dunia, yakni jenis minyak nabati. Sementara, salah
satu jenia minyak nabati yang terus melambung tersebut adalah minyak
atsiri.
Departemen Sumber Daya Manusia Dewan Atsiri Indonesia (DAI)
menjelaskan, kontribusi Indonesia terhadap pemenuhan kebutuhan minyak
atsiri dunia adalah sekitar 85 persen. Namun, kondisi itu dianggap belum
maksimal dikelola pemerintah, sebab produksi minyak atsiri di Indonesia
juga belum maksimal.
“Bayangkan, 85 persen kebutuhan minyak atsiri dunia ini disuplai dari
Indonesia. Dan potensinya masih cukup besar. Akan tetapi produksi di
Indonesia ini masih belum maksimal, masih bisa terus dikembangan,
sehingga kontribusi devisa negara dari minyak atsiri ini dapat terus
naik,” paparnya saat dikonfirmasi, Senin (12/11/2012).
Disebutkan, nilai ekspor minyak atsiri di semester dua tahun 2010
dibandingkan semester satu tahun 2011 mengalami peningkatan cukup besar.
Pada semester dua tahun 2010 mencapai Rp3,6 triliun, dan pada semester
satu tahun 2011 naik menjadi Rp 4,1 triliun, peningkatannya mencapai Rp
500 miliar.
Melihat kondisi tersebut, Ida menyampaikan, potensi perkebunan
tanaman pengahsil minyak atsiri seperti cengkeh, nilam, dan kayu gaharu
cukup besar. Namun, sebagian besar banyak petani yang kurang diuntungkan
karena tengkulak. Sementara, berdasarkan data dari Dinas Perindustrian
dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, pertumbuhan ekspor minyak nabati
mencapai 45,3 persen.
“Untuk data produksi tahun ini baru akan dibahas pada rapat DAI bulan
Desember mendatang. Pastinya akan jauh lebih besar peningkataanya,
karena kalau perhitungan kasaran kami dan berdasarkan yang kami
perkirakan terus mengalami peningkatan,” jelas wanita yang juga
merupakan Direktur Utama PT Eksotika Aromatika ini.
Selama ini negara tujuan ekspor dari minyak nabati, khususnya minyak
atsiri adalah ke negara-negara di Timur Tengah, Eropa dan Amerika.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.