Pengunjung Planetarium, umumnya anak-anak, tampak sedang menyaksikan simulasi tata surya. Planetarium ini selesai dibangun tahun 1968 dan Gubernur DKI Ali Sadikin meresmikan beroperasinya gedung bernama lengkap Planetarium dan Observatorium Jakarta ini pada 1 Maret 1969.
JAKARTA, KOMPAS.com — Planetarium Jakarta berencana menyediakan pertunjukan film tiga demensi (3D) bertema astronomi pada tahun depan. Film 3D tersebut akan menggantikan pertunjukan citra ganda yang kurang diminati masyarakat.
"Citra ganda hanya slide, berupa slide-slide saja yang diberi narasi. Sudah kita hentikan sudah lama karena menyerap aspirasi masyarakat, kurang menarik," ungkap Kepala Seksi Teknik Planetarium Jakarta Ameer Fatwa ketika ditemui di Planetarium, Jalan Cikini Raya, Senin (27/12/2010).
Rencana pembuatan film 3D tersebut, kata Ameer, tinggal menunggu persetujuan DPRD DKI Jakarta. "Karena kita memang apa pun dana yang kita minta di DPRD, kalau disetujui," katanya.
Jika disetujui, pengunjung Planetarium Jakarta dapat menyaksikan dua jenis pertunjukan, yakni pertunjukan teater bintang dan film 3D. Untuk pertunjukan teater bintang memang sudah digelar sejak Planetarium dibuka pertama kali pada 1969.
Pengunjung teater bintang dapat merasakan bertualang ke Galaksi Bimasakti dalam ruangan teater simulasi. Ameer mengatakan, pertunjukan yang digelar oleh Planetarium bertujuan untuk memperkenalkan tata surya kepada masyarakat, khususnya anak-anak. Karena itulah, pertunjukan teater bintang yang disajikan selama ini terkesan membosankan bagi orang dewasa.
"Kita tayangkan tetap konsumsi untuk anak-anak. Kita batasi sampai tata surya karena mereka lebih mengenal tata surya. Kita tidak memberikan lebih supaya mereka mengerti," papar Ameer.
Selain itu, lanjut Ameer, mesin yang dimiliki Planetarium untuk mengoperasikan teater semacam teater bintang masih terbatas dalam segi jumlah dan kemampuan. "Kemampuan mesin kita memang masih dalam renovasi," imbuhnya.
Meskipun demikian, Ameer mengatakan bahwa animo masyarakat terhadap Planetarium Jakarta masih cukup besar, terutama bagi masyarakat yang tinggal di luar Jakarta. Pengunjung Planetarium, kata Ameer, sebagian besar adalah rombongan pelajar SLTP atau SLTA. Pada waktu liburan sekolah seperti sekarang ini, lanjutnya, jumlah pengunjung dapat meningkat dua kali lipat.
"Hari biasa, sehari itu kapasitas kursi 350 orang, sehari empat kali pertunjukan, bisa datang pengunjung 1.200 orang. Kalau hari libur biasanya lima kali pertunjukan, jadi lebih dari 1.700-an," kata Ameer.
• KOMPAS
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.