Skema teknologi penyulingan air laut. Gambar: daviddarling.info
TEMPO Interaktif, DENPASAR - Pecatu Indah Resort (PIR) berhasil memproduksi air bersih dari hasil pengolahan air laut. Saat ini air sudah digunakan untuk kebutuhan berbagai fasilitas di taman wisata tirta New Kuta Green Park (NKGP).
Kawasan PIR dikembangkan oleh PT Bali Pecatu Graha (BPG) --milik Hutomo Mandala Putra-- di atas lahan seluas 400 hektare yang berlokasi di pesisir barat Semenanjung Bukit Badung, Bali Selatan.
Pengolahan air laut menggunakan teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) dengan kapasitas 3.000 meter kubik per hari. Teknologi SWRO yang mulai dibangun di awal tahun 2007 itu, sudah mulai beroperasi pada bulan Juli tahun 2008 lalu. Instalasinya didirikan sekitar 300 meter dari pantai.
Adapun mekanisme kerjanya, air laut dialirkan masuk melalui pipa ke dalam mesin SWRO. “Melalui pipa itu, tiap hari akan dialirkan 6.000 meter kubik air laut. Dari air laut sebanyak itu, akan dihasilkan air bersih sekitar 3.000 meter kubik,” kata Hamdani Pane dari PT. BPG, Senin (27/12).
Air yang masuk ke SWRO akan mengalami dua kali penyaringan. Pertama disaring dengan menggunakan pasir untuk memisahkan partikel koloid dalam air laut, seperti pasir, lumpur, serta aneka biota renik. Konsentrasi partikel yang terkandung dalam air laut bisa mencapai 34.000 miligram per liter (ppm).
Keluar dari pipa penyaringan pertama, konsentrasi partikel koloidnya sudah berkurang menjadi sekitar 500 ppm. Namun kadar garamnya belum berkurang.
Selanjutnya, air yang masih asin itu melewati mesin penyaringan kedua yang dilengkapi membran dengan porositas lebih kecil dari ukuran molekul garam.
Pemisahan molekul garam dilakukan dengan tekanan 1.000 psy (setara dengan 60 kilogram per centimeter persegi). Pada penyaringan kedua, 99 persen molekul garam yang dikandung air laut akan terpisahkan sehingga kadar garam air yang dihasilkannya sudah di bawah ambang batas baku mutu air minum.
Setelah melalui berbagai tahapan penyaringan tersebut, air bersih yang dihasilkan sudah bisa didistribusikan untuk keperluan berbagai fasilitas resort. Adapun limbah dari proses penyaringan akan dialirkan ke tempat penampungan khusus untuk didaur ulang. “Air yang dihasilkan dari proses daur ulang berkategori kelas dua, yang bisa digunakan untuk menyiram taman maupun rumput lapangan golf,” ujar Hamdani.
Taman wisata tirta NKGP dibangun di atas lahan seluas tiga hektare dengan investasi Rp 60 miliar itu berada di atas ketinggian bukit Pecatu, Kabupaten Badung. ”Backgroundnya adalah pemandangan luas ke arah laut lepas Pantai Balangan, Pecatu dan Jimbaran,” tutur Direktur Utama PT. BPG Made Putrawan.
Putrawan berharap, wahana yang mulai dibuka Minggu (26/12) tersebut akan menjadi alternatif wisata di kawasan Bali Selatan. ROFIQI HASAN.
• TEMPOInteraktif
TNI AL Siapkan 80 Unit Maung MV3 Pindad Jadi Kendaraan Dinas
-
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkapkan
bahwa pihaknya menyiapkan 80 unit mobil Maung buatan PT Pindad versi
terakhir, y...
8 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.