blog-indonesia.com

Senin, 27 Desember 2010

Dikti Dan LIPI Paparkan Hasil Ekspedisi Natuna

Direktorat Penelitian dan pengabdian Masyarakat pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia akan memaparkan hasil Ekspedisi Laut Natuna Kepulauan Riau.

Menurut Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Profesor Dr Suharsono dalam keterangan pers di Jakarta, Sabtu (24/12) mengatakan, kegiatan bertema "Workshop Ekspedisi Laut Natuna dan Perairan Kalimantan Selatan" akan berlangsung Senin (27/12).

Suharsono mengungkapkan, lokakarya itu merupakan pemaparan hasil penelitian selama melakukan pelayaran dengan Kapal Riset (KR) Baruna Jaya VIII pada ekspedisi Laut Natuna 4-16 November 2010 dan ekspedisi Perairan Kalimantan Selatan 19 November - 1 Desember 2010.

"Pemberangkatan KR Baruna Jaya VIII sudah berlangsung pada 4 November 2010 silam dari Pelabuhan Perikanan Muara Baru, Dermaga Barat, Jakarta Utara," katanya.

Dirinya mengatakan, laut dan pesisir Indonesia merupakan habitat bagi ribuan flora dan fauna laut. Dia melanjutkan tidak ada yang pernah menyangsikan bahwa perairan laut dan pesisir Indonesia adalah "hot spot" atau pusat keanekaragaman hayati laut dunia (centre of marine biodiversity in the world).

"Hasil ekspedisi ini mengungkapkan dan melengkapi data yang pernah ada dan menampilkan data-data baru tentang kelautan tersebut," katanya.

Menurut Suharsono, selama workshop berlangsung akan dibahas hasil penelitian di bidang biodiversitas, dinamika laut dan aspek sosial ekonomi. Namun, harus diakui masih banyak potensi dan kekayaan alam laut Indonesia yang belum tergarap.

"Terutama, di wilayah-wilayah Indonesia yang luas, apalagi wilayah terpencil dan wilayah perairan yang berbatasan dengan negara tetangga," ungkapnya.

Dirinya mengatakan, Perairan Natuna dikenal memiliki pesona alam yang indah dan potensi sumber daya laut yang tinggi. Posisi geografis yang berada jauh di sebelah barat - utara wilayah Indonesia menyebabkan Laut Natuna sangat rentan terhadap pencemaran dan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, baik oleh nelayan lokal maupun akibat pencurian ikan oleh nelayan-nelayan asing.

"Sedangkan, perairan Kalimantan Selatan menarik untuk diteliti dan dikaji lebih mendalam karena banyak potensi yang belum digali dari sana pula," katanya.

SIGAP mencatat, ekspedisi ini penting dilakukan. Pasalnya, hal ini berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang telah menjadikan sektor kelautan sebagai penggerak ekonomi nasional.

Seperti diketahui, perairan Laut Natuna merupakan salah satu wilayah perbatasan yang menarik dikaji karena memiliki pesona alam yang indah dan potensi sumber daya laut yang tinggi. Selain berpotensi pada pengembangan ekonomi, pariwisata, budaya, dan sosial, kedua wilayah Ini menjadi tempat menarik bagi bidang pendidikan dan penelitian. (laporan rusman/ant)


LIPI

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More