Bank Pembangunan Jerman, Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW), siap menyediakan fasilitas pinjaman (utang) ke pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). KfW menyediakan pinjaman 2 miliar euro atau sekitar Rp 31,69 triliun untuk periode 2015 sampai 2019.
Komitmen KfW tersebut diberikan untuk mendukung pengembangan pembangkit listrik ramah lingkungan (renewable energy), hingga pembangunan jaringan transmisi listrik pada khususnya dalam mega proyek 35.000 megawatt (MW).
"Kita punya protofolio 2 miliar euro, 300 juta euro sudah disetujui untuk PLN," kata Representative KfW, Christoph Twerenbold saat acara diskusi Indonesia German Energy Dialogue di Hotel Intercontinental, Sudirman, Jakarta, Selasa (1/9/2015).
"Intinya kita bicarakan alternatif energi terbarukan terbaik. Dengan pendanaan yang murah. Tahun ini sudah lakukan pembiayaan proyek PLN 300 juta euro. Kita menunggu kalau ada kontrak lanjutan," ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Jerman untuk Indonesia Georg Witschel menjelaskan, kerjasama pembiayaan antar kedua negara sudah berlangsung sejak lama. Untuk kerjasama ini, Jerman melalui KfW hanya memberikan fasilitas pembiayaan. Mengenai spesifikasi produk dan penggunaan tenaga kerja, penerima pinjaman seperti PLN yang memiliki kuasa menentukan pilihannya.
"Tidak ada kewajiban beli produk Jerman. Dengan kata lain, pakai kredit KfW dianjurkan pakai produk Jerman tapi nggak harus. Partner bukan KfW tapi PLN. Dia tentukan standar proyek secera internasional," tuturnya. (feb/rrd)
Komitmen KfW tersebut diberikan untuk mendukung pengembangan pembangkit listrik ramah lingkungan (renewable energy), hingga pembangunan jaringan transmisi listrik pada khususnya dalam mega proyek 35.000 megawatt (MW).
"Kita punya protofolio 2 miliar euro, 300 juta euro sudah disetujui untuk PLN," kata Representative KfW, Christoph Twerenbold saat acara diskusi Indonesia German Energy Dialogue di Hotel Intercontinental, Sudirman, Jakarta, Selasa (1/9/2015).
"Intinya kita bicarakan alternatif energi terbarukan terbaik. Dengan pendanaan yang murah. Tahun ini sudah lakukan pembiayaan proyek PLN 300 juta euro. Kita menunggu kalau ada kontrak lanjutan," ujarnya.
Sementara itu, Duta Besar Jerman untuk Indonesia Georg Witschel menjelaskan, kerjasama pembiayaan antar kedua negara sudah berlangsung sejak lama. Untuk kerjasama ini, Jerman melalui KfW hanya memberikan fasilitas pembiayaan. Mengenai spesifikasi produk dan penggunaan tenaga kerja, penerima pinjaman seperti PLN yang memiliki kuasa menentukan pilihannya.
"Tidak ada kewajiban beli produk Jerman. Dengan kata lain, pakai kredit KfW dianjurkan pakai produk Jerman tapi nggak harus. Partner bukan KfW tapi PLN. Dia tentukan standar proyek secera internasional," tuturnya. (feb/rrd)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.