KCR 60 KRI Tombak 629
Berbagai persiapan
perhelatan akbar itu sedang disiapkan saat ini untuk menuju titik
tanggal 7 Oktober 2014, saat sebuah “ledakan” ketangguhan dan kegagahan
diperlihatkan di bumi Surabaya menandai ulang tahun ke 69 hulubalang
republik. Mengapa harus besar-besaran dan bermegah ria, karena ini
adalah sebuah momentum untuk menunjukkan sebuah karya gemilang selama
Jendral Susilo memimpin negeri ini. Ini adalah ungkapan terimakasih
pasukan republik kepada panglima tertingginya yang sebentar lagi tidak
lagi menjadi kepala sekolah karena kurikulum sekolah demokrasi
mempersyaratkan demikian.
Maka suasana hari-hari ini di kota pahlawan itu seperti sedang
mempersiapkan perang besar. Belasan ribu prajurit tiga matra menumpuk di
beberapa kesatrian Marinir, Kodam dan pangkalan utama AL. Berbagai
alutsista berdatangan secara bergelombang untuk menjadi bagian dari
parade kegagahan terbesar sepanjang sejarah Republik Indonesia.
Setidaknya ada tiga pangkalan udara yang menjadi pangkalan aju berbagai
jet tempur dan pesawat angkut untuk “menyerbu” kota Surabaya yaitu
Iswahyudi, Abrurahman Saleh dan Juanda. Sementara dari laut sedikitnya
40 kapal perang berbagai jenis akan melakukan “unjuk gigi” di hadapan
Presiden dan para hadirin di pangkalan AL terbesar di Asia Tenggara,
Surabaya.
Mengapa harus dipertunjukkan secara jelas karena ini merupakan bagian
dari mata pelajaran memelihara dan memekarkan karakter kebangsaan yag
sudah terbangun sejak berdirinya NKRI enam puluh sembilan tahun yang
lalu. Sehari-hari kita disuguhkan menu media yang mempertontonkan aib
dan keangkuhan politisi, perilaku ghibah dan terbuai dengan “pembenaran
berita”. Maka tontonan ultah TNI nan megah itu yang dapat dilihat secara
langsung atau via televisi nasional sejatinya ingin mengajak anak
bangsa bahwa kita masih punya nilai harkat kebanggaan dan kekuatan
kebangsaan, bahwa kita harus bangga berbangsa Indonesia.
MBT Leopard (tuanhirang)
Disamping itu perayaan
ini adalah sebuah bentuk pertanggungjawaban pengawal republik kepada
rakyatnya dan panglima tertingginya atas atensi, perhatian dan
kesungguhannya memodernisasi tentara kebanggaan bangsa ini. Menyaksikan
parade, defile dan demonstrasi alutsista adalah menyaksikan sebuah
pertanggungjawaban kepada rakyat bahwa inilah hasil dari jerih payah
membaguskan dan menggaharkan tentara, salah satu pilar penjaga
nilai-nilai kebanggaan berbangsa.
Kenyataan perjalanan bertentara selama lima tahun terakhir menunjukkan
perkuatan yang signifikan bukan saja dari sisi kualitas prajurit yang
dikenal sebagai prajurit spartan tetapi juga persenjataan mereka yang
meningkat tajam baik secara kuantitas dan kualitas sebagai persyaratan
mutlak untuk nilai kegaharan prajurit modern. Berbagai alutsista yang
dibeli dari luar negeri maupun yang diproduksi industri pertahanan dalam
negeri akan dipamerkan secara terang benderang.
Alutsista laut yang bakal ditepuktangani paling gemuruh diperkirakan
adalah KRI Bung Tomo 357 dan KRI Teluk Bintuni 520. Yang pertama terkait
dengan semangat Arek Suroboyo 10 Nopember 1945 sedangkan yang terakhir
karena kapal perang pengangkut tank itu buatan dalam negeri, tepatnya
buatan galangan kapal swasta nasional. Sementara alutsista matra darat
yang akan menjadi hit kebanggaan adalah MBT Leopard, MLRS Astross Mk6,
Artileri Caesar Nexter, Helikopter Apache disamping berbagai jenis
alutsista yang lain.Kegagahan
pesta ulang tahun itu akan semakin menggelora dengan melintasnya
ratusan pesawat militer yang dimiliki Indonesia. Tidak bisa disangkal
gemuruh jet tempur yang melintas di udara apalagi sampai melakukan
atraksi jungkir balik akan memberikan nilai kebanggaan yang luar biasa
bagi anak bangsa yang menyaksikan secara langsung atau via televisi.
Belum lagi belasan pesawat “gajah” Hercules akan menerjunkan dan
“menyiram” 1.000 pasukan payung di sekitar arena acara. Menerjunkan 1000
pasukan payung adalah rekor, menerbangkan 18 Hercules adalah rekor,
melintasnya ratusan pesawat militer adalah rekor, membariskan 18 ribu
prajurit adalah rekor. Semuanya serba rekor maka sangat pantas MURI ikut
“memeriahkan” rekor demi rekor itu untuk sebuah rekor yang memang belum
pernah terjadi.
Presiden Susilo segera mengakhiri tugas kenegaraannya setelah selama 10
tahun memimpin negeri ini dengan segala dinamikanya. Banyak hal yang
telah dicapai negeri ini untuk sebuah predikat lebih baik, lebih
sejahtera, lebih berharkat meski masih banyak juga predikat yang belum
memuaskan. Catatan perjalanan sepuluh tahun ini dari seorang yang
memimpin negeri melalui pemilihan langsung patut kita apresiasi. Jendral
Susilo adalah seorang yang cerdas, penuh strategi, penuh perhitungan,
selalu ingin memberikan yang terbaik bagi negerinya termasuk tentaranya.
Kematangan dan kecerdasannya semakin diuji dalam adukan demokrasi yang
hingar bingar di negeri ini. Dan dia berhasil.
Pesta ulang tahun tentara yang digelar secara meriah dan megah adalah
dalam rangka menafsirkan dan mensyukuri nilai karunia itu. Tentara
negeri ini yang sekian lama hanya menonton tentara negeri lain yang
“dibelikan” berbagai persenjataan modern sekarang sudah pula menukar
impiannya menjadi kenyataan kebahagiaan. Berbagai jenis alutsista
canggih sudah dimiliki negeri ini meski belum mencapai kriteria setara,
baru mengejar kesetaraan. Tidak apalah karena memang kita terlalu jauh
tertinggal selama ini sehingga anggaran belanja alutsista sebesar 150
trilyun yang digelontor selama 5 tahun terakhir ini berhasil
memperpendek ketertinggalan itu. Sembari berharap di program MEF 2 tahun
2015-2019 pembangunan kekuatan persenjataan tentara kita baru akan
menunjukkan taring yang sebenarnya.
Maka ulang tahun ini adalah kado terimakasih, sebuah ungkapan yang
digelar dengan derap langkah tegap, raungan jet tempur, atraksi kapal
perang. Itulah ungkapan tanpa kalimat yang akan dipertunjukkan kepada
Presiden. Itulah pengabdian tanpa sanggahan karena ini perintah komando
sekaligus ingin menyindir politisi nyinyir mentang-mentang ada di kamar
demokrasi lalu seenaknya berteriak. Rumah Indonesia itu tidak hanya
berisi kamar-kamar demokrasi tetapi juga ada kamar komando untuk menjaga
kebanggaan dan harkat rumah itu. Untuk kali ini kamar komando akan
merayakan aura kebanggaannya, mohon jangan berisik kamar-kamar yang
lain, jaga cangkem kalian.
****
Jagvane / 22 Sept 2014
★ analisisalutsista
TNI AL Siapkan 80 Unit Maung MV3 Pindad Jadi Kendaraan Dinas
-
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkapkan
bahwa pihaknya menyiapkan 80 unit mobil Maung buatan PT Pindad versi
terakhir, y...
12 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.