Bandara Ali Sadikin Dibangun di Tanah Reklamasi Marunda Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membangun Bandara Internasional Ali Sadikin di area proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Bandara ini rencananya dibangun pada pulau-pulau buatan yang masuk program pengembangan giant sea wall.
Sebetulnya di mana lokasi pasti proyek calon bandara baru pendukung Bandara Internasional Soekarno Hatta ini?
Asisten Pembangunan Pemprov DKI Jakarta Wiriyatmoko menunjuk wilayah Marunda di Jakarta utara sebagai lokasi pembangunan bandara baru. Lokasinya tepat berada di atas pulau buatan hasil reklamasi di daerah Marunda.
"Mesti direklamasi dulu. Posisinya di atas Marunda," kata Wiriyatmoko kepada detikFinance, Senin (15/8/2014).
Wiriyatmoko menerangkan pembangunan bandara baru tersebut masih menunggu proses reklamasi. Proses ini diproyeksi membutuhkan waktu tidak sebentar. Apalagi perlu ada kajian atau feasebility study terkait syarat-syarat untuk mendirikan bandara baru.
"Ini masih lama mesti direklamasi dulu. Kajiannya juga mesti disusun untuk jangka panjangnya menyangkut desain teknis dan pembiayaan," sebutnya.
Pembahasan dan perizinan bandara baru ini diperkirakan tidak akan berjalan dengan mudah karena banyak hal yang perlu dibahas di level Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pertahananan.
"Kajian aeronautica, safety flight zone tidak boleh overlap dengan Cengkareng (Bandara Soekarno Hatta) dan Halim. Ini akan menentukan arah desain air strip landasan nantinya sejajar atau crossing. Artinya pembahasan bisa alot," paparnya.
Sebelum Pemprov DKI berencana membangun bandara berstandar internasional. Bandara berskala internasional tersebut akan dinamai salah satu mantan Gubernur DKI Jakarta, yaitu Ali Sadikin.
Wakil Gubernur DKI Jakarto Basuki Purnama alias Ahok mengusulkan nama Ali Sadikin menggantikan nama sebelumnya yakni Bandara Internasional Si Pitung. Bandara ini dibangun pada area proyek pulau buatan atau di atas proyek giant sea wall. Rencananya Bandara Ali Sadikin dikelola sendiri oleh Pemprov.(feb/ang)Kemenhub Belum Terima Usulan Bandara Ali Sadikin dari Ahok Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengusulkan pembangunan bandara baru dalam proyek Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Bandara baru ini merupakan penunjang Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng.
Meski belum berdiri, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama atau familiar disapa Ahok mengusulkan namanya menjadi Bandara Internasional Ali Sadikin. Bagaimana respons Kementerian Perhubungan?
Direktur Kebandarudaraan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Bambang Tjahjono menjelaskan, sebagai regulator pihaknya belum menerima usulan atau hasil kajian pengembangangan bandara baru tersebut dari Pemprov DKI Jakarta.
"Belum pernah diajukan secara resmi dan belum pernah dikaji airspace capacity-nya dengan Bandara Soekarno-Hatta dan bandara-bandara lainnya sehingga belum bisa komentar," kata Bambang kepada detikFinance, Senin (15/9/2014).
Meski demikian, Pemprov DKI bisa saja mengusulkan Bandara Ali Sadikin ke Kemenhub untuk memperoleh restu. Ada hal-hal yang harus dipenuhi sebagai syarat mendirikan bandara baru. Proses perizinan hingga studi kelayakan (feasibility study) diproyeksi memakan waktu 1 tahun karena banyak aspek yang harus dinilai.
"Faktornya banyak. Harus layak secara ekonomis, finansial, teknis, operasional, dan lain-lain. Biasanya perlu satu tahun," sebutnya.
Sebelum Pemprov DKI berencana membangun bandara berstandar internasional yang akan dinamai salah satu mantan Gubernur DKI Jakarta, yaitu Ali Sadikin. Bandara ini dibangun di area proyek pulau buatan atau di atas proyek giant sea wall. Rencananya Bandara Ali Sadikin dikelola sendiri oleh Pemprov DKI.(feb/hds)Tabrakan Pesawat, Risiko Terburuk Rencana Proyek Bandara Ali Sadikin di DKI Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sedang mempelajari pembangunan sebuah bandara baru yang dinamakan Bandara Ali Sadikin di Marunda, Jakarta Utara. Menurut rencana, bandara ini akan dibangun di atas proyek reklamasi tanggul laut raksasa di Teluk Jakarta.
Asisten Pembangunan Pemprov DKI Jakarta Wiriyatmoko mengungkapkan, ada beberapa pertimbangan yang sedang dikaji antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat khususnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebelum bandara ini benar-benar dibangun.
Masalah utama yang dikaji soal keamanan khususnya soal risiko tabrakan pesawat di udara, karena lokasi bandara baru yang berdekatan dengan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
"Untuk membangun bandara ini perlu kajian matang agar bandara ini tidak terlalu dekat dengan Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng. Harus ada safety flight zone. Jadi kawasan keselamatan 1,2,3 agar tidak terjadi overlap (tumpang tindih). Kalau di Cengkareng padat, pesawat muter-muter di udara nanti yang takut terjadi overlap," kata Wiriyatmoko kepada detikFinance, Senin (15/09/2014).
Ia mengungkapkan, rencana lokasi dibangunnya bandara baru adalah di atas proyek reklamasi laut, Marunda, Jakarta Utara. "Lokasinya di reklamasi laut," imbuhnya.
Wiriyatmoko juga belum berani mengungkapkan fungsi bandara ini apakah akan dijadikan bandara komersial seperti Bandara Soekarno-Hatta atau private owned, atau hanya untuk penerbangan maskapai tertentu saja.
"Kalau untuk itu tanya pak Wagub (Ahok)," katanya.
Sementara itu pengamat penerbangan Dudy Sudibyo mengungkapkan, lokasi Marunda sangat berdekatan dengan Soekarno-Hatta. Sehingga menurutnya pembangunan bandara dengan tujuan komersial dinilai tidak efisien dan rawan terjadi kecelakaan.
"Sangat dekat dan berada di-line yang sama dengan Soekarno-Hatta. Saya takut adanya tabrakan," katanya.
Ia setuju Bandara Ali Sadikin di Marunda dibangun, tetapi hanya untuk kegiatan penerbangan pribadi atau private owned, bukan tujuan komersial. Jika pemerintah ingin membangun bandara baru komersial harus dilakukan di luar Jakarta seperti Kerawang dan Majalengka.
"Kalau untuk private owned itu bisa saja tetapi tidak untuk komersial. Kalau mau bangun bandara komersial bisa di Kerawang dan Majalengka," sebutnya.
Seperti diketahui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengusulkan pembangunan bandara baru dalam proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Bandara baru ini merupakan penunjang Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Banten.Di Mana Calon Lokasi Bandara Ali Sadikin yang Disebut-sebut Ahok? Foto: NCICD
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sedang mempelajari pembangunan sebuah bandara baru yang dinamakan Ali Sadikin. Rencananya bandara ini akan dibangun di atas proyek reklamasi laut dan tanggul raksasa di kawasan Marunda, Jakarta Utara.
Menurut dokumen National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)/Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) yang dikutip detikFinance, Senin (15/09/2014) proyek pengembangan bandara baru memang disebutkan tetapi tidak begitu detil.
NCID lahir atas kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda, untuk mengurangi dan mencegah banjir di Jakarta.
Di dalam dokumen disebutkan atas permintaan pemerintah DKI, sebuah area telah dicadangkan dalam masterplan ini untuk pengembangan bandara internasional yang baru.
Namun untuk menghindari gangguan dengan lintasan penerbangan dan pendekatan ke bandara yang ada sekarang yaitu Soekarno-Hatta), hanya tempat-tempat yang jauh di bagian barat (di kota Kabupaten Tangerang) atau di timur Teluk Jakarta yang berpotensi untuk pengembangan ini.
Bagian timur teluk ini cukup luas untuk menampung sebuah bandara, tetapi, kajian bandara yang khusus harus dilaksanakan untuk menilai kelayakannya terkait lintasan penerbangan dan dampaknya (pada lingkungan).
Menurut rencana proyek NCICD bakal mereklamasi lahan yang salah satunya akan dibangun sebuah tanggul raksasa yang dinamakan Giant Sea Wall. Pembangunan tanggul raksasa ini dilakukan untuk melindungi Jakarta dari bahaya banjir terutama air pasang. Selain proyek tanggul raksasa, pembangunan infrastruktur lainnya juga rencananya akan dilakukan walaupun masih dalam perencanaan.
Secara keseluruhan proyek yang dinamai Garuda ini akan menciptakan lahan baru seluas 1.250 ha, dimana 1.080 hektar di antaranya merupakan hasil reklamasi lahan.
Biaya seluruh reklamasi lahan ini ditaksir sebesar US$ 7 miliar. Biaya ini tidak mencakup pembangunan tanggul laut luar. Nantinya 55% dari total luas area Garuda akan dibangun proyek infrastruktur, kawasan hijau dan ruang rekreasi publik.
Sedangkan 44% lainnya akan dibangun kawasan pusat bisnis baru termasuk perumahan mewah, perumahan kelas menengah dan rumah murah. Jika proyek ini rampung secara total 650.000 penduduk akan tinggal dan 300.000 akan bekerja di area Garuda.(wij/hen) Calon Lokasi Bandara Ali Sadikin Sampai saat ini, gagasan membangun bandara baru di wilayah Jakarta mememang sudah dituangkan dalam dokumen National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)/Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN). Namun, kepastian pelaksanaannya, termasuk lokasi persisnya, masih belum ditetapkan.
Di dalam dokumen NCICD, tertulis soal permintaan pemerintah DKI, sebuah area telah dicadangkan dalam masterplan ini, untuk pengembangan bandara internasional yang baru yang disebut-sebut bernama Bandara Ali Sadikin.
Namun untuk menghindari gangguan dengan lintasan penerbangan dan pendekatan ke bandara yang ada sekarang yaitu Soekarno-Hatta, hanya tempat-tempat yang jauh di bagian barat (di kota Kabupaten Tangerang) atau di timur Teluk Jakarta yang berpotensi untuk pengembangan ini.
Bagian timur teluk ini cukup luas untuk menampung sebuah bandara. Tetapi, kajian bandara yang khusus harus dilaksanakan untuk menilai kelayakannya, terkait lintasan penerbangan dan dampaknya (pada lingkungan).
Dari dokumen resmi NCICD, Senin (15/9/2014), terdapat sebuah gambar yang menunjukkan calon lokasi bandara baru di Jakarta. Dalam gambar tersebut, lokasinya berada di utara Jakarta di sisi timur.
Terlihat lokasinya persis di mulut muara Kanal Banjir Timur (KBT) Jakarta, yang terhubung langsung dengan laut di teluk Jakarta. Bandara baru ini juga akan berdekatan dengan lokasi pelabuhan baru Tanjung Priok.(hen/dnl)
Sebetulnya di mana lokasi pasti proyek calon bandara baru pendukung Bandara Internasional Soekarno Hatta ini?
Asisten Pembangunan Pemprov DKI Jakarta Wiriyatmoko menunjuk wilayah Marunda di Jakarta utara sebagai lokasi pembangunan bandara baru. Lokasinya tepat berada di atas pulau buatan hasil reklamasi di daerah Marunda.
"Mesti direklamasi dulu. Posisinya di atas Marunda," kata Wiriyatmoko kepada detikFinance, Senin (15/8/2014).
Wiriyatmoko menerangkan pembangunan bandara baru tersebut masih menunggu proses reklamasi. Proses ini diproyeksi membutuhkan waktu tidak sebentar. Apalagi perlu ada kajian atau feasebility study terkait syarat-syarat untuk mendirikan bandara baru.
"Ini masih lama mesti direklamasi dulu. Kajiannya juga mesti disusun untuk jangka panjangnya menyangkut desain teknis dan pembiayaan," sebutnya.
Pembahasan dan perizinan bandara baru ini diperkirakan tidak akan berjalan dengan mudah karena banyak hal yang perlu dibahas di level Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pertahananan.
"Kajian aeronautica, safety flight zone tidak boleh overlap dengan Cengkareng (Bandara Soekarno Hatta) dan Halim. Ini akan menentukan arah desain air strip landasan nantinya sejajar atau crossing. Artinya pembahasan bisa alot," paparnya.
Sebelum Pemprov DKI berencana membangun bandara berstandar internasional. Bandara berskala internasional tersebut akan dinamai salah satu mantan Gubernur DKI Jakarta, yaitu Ali Sadikin.
Wakil Gubernur DKI Jakarto Basuki Purnama alias Ahok mengusulkan nama Ali Sadikin menggantikan nama sebelumnya yakni Bandara Internasional Si Pitung. Bandara ini dibangun pada area proyek pulau buatan atau di atas proyek giant sea wall. Rencananya Bandara Ali Sadikin dikelola sendiri oleh Pemprov.(feb/ang)Kemenhub Belum Terima Usulan Bandara Ali Sadikin dari Ahok Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengusulkan pembangunan bandara baru dalam proyek Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Bandara baru ini merupakan penunjang Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng.
Meski belum berdiri, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama atau familiar disapa Ahok mengusulkan namanya menjadi Bandara Internasional Ali Sadikin. Bagaimana respons Kementerian Perhubungan?
Direktur Kebandarudaraan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Bambang Tjahjono menjelaskan, sebagai regulator pihaknya belum menerima usulan atau hasil kajian pengembangangan bandara baru tersebut dari Pemprov DKI Jakarta.
"Belum pernah diajukan secara resmi dan belum pernah dikaji airspace capacity-nya dengan Bandara Soekarno-Hatta dan bandara-bandara lainnya sehingga belum bisa komentar," kata Bambang kepada detikFinance, Senin (15/9/2014).
Meski demikian, Pemprov DKI bisa saja mengusulkan Bandara Ali Sadikin ke Kemenhub untuk memperoleh restu. Ada hal-hal yang harus dipenuhi sebagai syarat mendirikan bandara baru. Proses perizinan hingga studi kelayakan (feasibility study) diproyeksi memakan waktu 1 tahun karena banyak aspek yang harus dinilai.
"Faktornya banyak. Harus layak secara ekonomis, finansial, teknis, operasional, dan lain-lain. Biasanya perlu satu tahun," sebutnya.
Sebelum Pemprov DKI berencana membangun bandara berstandar internasional yang akan dinamai salah satu mantan Gubernur DKI Jakarta, yaitu Ali Sadikin. Bandara ini dibangun di area proyek pulau buatan atau di atas proyek giant sea wall. Rencananya Bandara Ali Sadikin dikelola sendiri oleh Pemprov DKI.(feb/hds)Tabrakan Pesawat, Risiko Terburuk Rencana Proyek Bandara Ali Sadikin di DKI Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sedang mempelajari pembangunan sebuah bandara baru yang dinamakan Bandara Ali Sadikin di Marunda, Jakarta Utara. Menurut rencana, bandara ini akan dibangun di atas proyek reklamasi tanggul laut raksasa di Teluk Jakarta.
Asisten Pembangunan Pemprov DKI Jakarta Wiriyatmoko mengungkapkan, ada beberapa pertimbangan yang sedang dikaji antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat khususnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebelum bandara ini benar-benar dibangun.
Masalah utama yang dikaji soal keamanan khususnya soal risiko tabrakan pesawat di udara, karena lokasi bandara baru yang berdekatan dengan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
"Untuk membangun bandara ini perlu kajian matang agar bandara ini tidak terlalu dekat dengan Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng. Harus ada safety flight zone. Jadi kawasan keselamatan 1,2,3 agar tidak terjadi overlap (tumpang tindih). Kalau di Cengkareng padat, pesawat muter-muter di udara nanti yang takut terjadi overlap," kata Wiriyatmoko kepada detikFinance, Senin (15/09/2014).
Ia mengungkapkan, rencana lokasi dibangunnya bandara baru adalah di atas proyek reklamasi laut, Marunda, Jakarta Utara. "Lokasinya di reklamasi laut," imbuhnya.
Wiriyatmoko juga belum berani mengungkapkan fungsi bandara ini apakah akan dijadikan bandara komersial seperti Bandara Soekarno-Hatta atau private owned, atau hanya untuk penerbangan maskapai tertentu saja.
"Kalau untuk itu tanya pak Wagub (Ahok)," katanya.
Sementara itu pengamat penerbangan Dudy Sudibyo mengungkapkan, lokasi Marunda sangat berdekatan dengan Soekarno-Hatta. Sehingga menurutnya pembangunan bandara dengan tujuan komersial dinilai tidak efisien dan rawan terjadi kecelakaan.
"Sangat dekat dan berada di-line yang sama dengan Soekarno-Hatta. Saya takut adanya tabrakan," katanya.
Ia setuju Bandara Ali Sadikin di Marunda dibangun, tetapi hanya untuk kegiatan penerbangan pribadi atau private owned, bukan tujuan komersial. Jika pemerintah ingin membangun bandara baru komersial harus dilakukan di luar Jakarta seperti Kerawang dan Majalengka.
"Kalau untuk private owned itu bisa saja tetapi tidak untuk komersial. Kalau mau bangun bandara komersial bisa di Kerawang dan Majalengka," sebutnya.
Seperti diketahui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengusulkan pembangunan bandara baru dalam proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Bandara baru ini merupakan penunjang Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Banten.Di Mana Calon Lokasi Bandara Ali Sadikin yang Disebut-sebut Ahok? Foto: NCICD
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sedang mempelajari pembangunan sebuah bandara baru yang dinamakan Ali Sadikin. Rencananya bandara ini akan dibangun di atas proyek reklamasi laut dan tanggul raksasa di kawasan Marunda, Jakarta Utara.
Menurut dokumen National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)/Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) yang dikutip detikFinance, Senin (15/09/2014) proyek pengembangan bandara baru memang disebutkan tetapi tidak begitu detil.
NCID lahir atas kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda, untuk mengurangi dan mencegah banjir di Jakarta.
Di dalam dokumen disebutkan atas permintaan pemerintah DKI, sebuah area telah dicadangkan dalam masterplan ini untuk pengembangan bandara internasional yang baru.
Namun untuk menghindari gangguan dengan lintasan penerbangan dan pendekatan ke bandara yang ada sekarang yaitu Soekarno-Hatta), hanya tempat-tempat yang jauh di bagian barat (di kota Kabupaten Tangerang) atau di timur Teluk Jakarta yang berpotensi untuk pengembangan ini.
Bagian timur teluk ini cukup luas untuk menampung sebuah bandara, tetapi, kajian bandara yang khusus harus dilaksanakan untuk menilai kelayakannya terkait lintasan penerbangan dan dampaknya (pada lingkungan).
Menurut rencana proyek NCICD bakal mereklamasi lahan yang salah satunya akan dibangun sebuah tanggul raksasa yang dinamakan Giant Sea Wall. Pembangunan tanggul raksasa ini dilakukan untuk melindungi Jakarta dari bahaya banjir terutama air pasang. Selain proyek tanggul raksasa, pembangunan infrastruktur lainnya juga rencananya akan dilakukan walaupun masih dalam perencanaan.
Secara keseluruhan proyek yang dinamai Garuda ini akan menciptakan lahan baru seluas 1.250 ha, dimana 1.080 hektar di antaranya merupakan hasil reklamasi lahan.
Biaya seluruh reklamasi lahan ini ditaksir sebesar US$ 7 miliar. Biaya ini tidak mencakup pembangunan tanggul laut luar. Nantinya 55% dari total luas area Garuda akan dibangun proyek infrastruktur, kawasan hijau dan ruang rekreasi publik.
Sedangkan 44% lainnya akan dibangun kawasan pusat bisnis baru termasuk perumahan mewah, perumahan kelas menengah dan rumah murah. Jika proyek ini rampung secara total 650.000 penduduk akan tinggal dan 300.000 akan bekerja di area Garuda.(wij/hen) Calon Lokasi Bandara Ali Sadikin Sampai saat ini, gagasan membangun bandara baru di wilayah Jakarta mememang sudah dituangkan dalam dokumen National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)/Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN). Namun, kepastian pelaksanaannya, termasuk lokasi persisnya, masih belum ditetapkan.
Di dalam dokumen NCICD, tertulis soal permintaan pemerintah DKI, sebuah area telah dicadangkan dalam masterplan ini, untuk pengembangan bandara internasional yang baru yang disebut-sebut bernama Bandara Ali Sadikin.
Namun untuk menghindari gangguan dengan lintasan penerbangan dan pendekatan ke bandara yang ada sekarang yaitu Soekarno-Hatta, hanya tempat-tempat yang jauh di bagian barat (di kota Kabupaten Tangerang) atau di timur Teluk Jakarta yang berpotensi untuk pengembangan ini.
Bagian timur teluk ini cukup luas untuk menampung sebuah bandara. Tetapi, kajian bandara yang khusus harus dilaksanakan untuk menilai kelayakannya, terkait lintasan penerbangan dan dampaknya (pada lingkungan).
Dari dokumen resmi NCICD, Senin (15/9/2014), terdapat sebuah gambar yang menunjukkan calon lokasi bandara baru di Jakarta. Dalam gambar tersebut, lokasinya berada di utara Jakarta di sisi timur.
Terlihat lokasinya persis di mulut muara Kanal Banjir Timur (KBT) Jakarta, yang terhubung langsung dengan laut di teluk Jakarta. Bandara baru ini juga akan berdekatan dengan lokasi pelabuhan baru Tanjung Priok.(hen/dnl)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.