KRI Teluk Bintuni 520 di dermaga PT DRU Lampung | Saryah M Sitopu/ Saibumi.com
Kapal
perang jenis Landing Shift Tank (LST) KRI Teluk Bintuni yang dibangun
digalangan kapal milik PT Daya Radar Utama (DRU) Lampung sudah 95 persen
selesai. Kondisi terbaru dari kapal yang khusus mengangkut tank jenis
Leopard tersebut disampaikan oleh General Manager Production PT DRU
Lampung Edy Wiyono (50) kepada Saibumi.com melalui telepon selulernya
Kamis, 18 September 2014.
“Kapal sudah 95 persen clear progresnya. Kemudian sistem navigasi
dan komunikasi sudah 75 persen terpasang. Kemarin itu untuk diesel
generator sudah selesai pembebanan (low test). Hasilnya sesuai
dengan yang kami harapkan,” kata Edy tentang perkembangan terbaru dari
kapal yang sedang sandar di dermaga PT DRU yang ada di Panjang tersebut.
Lebih lanjut Edy menyampaikan bahwa selanjutnya akan diadakan percobaan mesin utama. “Besok kami akan adakan persiapan commissioning main engine (percobaan mesin utama) dan persiapan finishing kamar -kamar. Lalu, masih ada proses finishing interior secara keseluruhan. Jadi masih sangat banyak hal yang harus dibereskan,” paparnya.
Jadwal sea trial (uji coba kapal berlayar), Edy menyebutkan masih
belum ada perubahan dari jadwal. “Masih sesuai jadwal tanggal 21
September 2014 kapalnya akan menjalani proses sea trial. Mudah-mudahan tidak ada halangan. Kami rencanakan meninggalkan dermaga PT DRU Lampung pada siang hari,” katanya lagi.(*)Melihat Setiap Ruangan KRI Teluk Bintuni 520 Senin,
15 September 2014 lalu adalah terakhir kali Saibumi.com melihat
langsung kondisi kapal milik Departemen Pertahanan tersebut. Bersandar
di dermaga yang disesaki berbagai perlengkapan finishing kapal
yang akan menjadi maskot kapal perang produksi asli bangsa Indonesia
sendiri. Dari luar sudah terlihat makin jelas identitas sebagai kapal
perang dengan penampilan gagah. Kapal ini sudah dijadwalkan akan
mengikuti parade alutsista dihadapan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono
saat HUT TNI di Surabaya.
Disisi lain dermaga tempat KRI Teluk Bintuni bersandar, ada juga tug
boat Dayaru 1 Jakarta bersama satu kapal tongkang. Mendapat izin masuk
kedalam kapal, Saibumi.com mendapat gambaran lebih jelas kondisi perut
kapal yang mampu memuat 10 tank jenis leopard tersebut.
Bau khas logam bercampur dengan aroma cat dan lem langsung terhirup
begitu memasuki lambung kapal. Aneka warna selang berbagai ukuran ada
dilantai, dinding maupun langit-langit. “Warnanya beda karena fungsinya
beda. Ada yang buat nge-las, ada yang buat alirkan gas, ada yang buat
alirkan listrik, macam-macamlah,” kata salah satu pekerja kepada
Saibumi.com. Paling atas adalah tempat radar utama yang terletak di lantai kapal paling tinggi.
“Radarnya belum dipasang. Mungkin beberapa hari lagi,” kata Dwi. Dari lantai atas terlihat langsung kondisi dari helipad.
KRI Teluk Bintuni juga bisa membawa dua helikopter dan terdapat tempat khusus parkirnya. Depan
ruang komando terlihat dudukan senjata meriam berbagai ukuran.
“Senjatanya paling akhir dipasang. Namanya juga senjata, ada perlakuan
khusus saat pemasangannya. Kami jadikan tahap akhir nanti,” jelas GM
Production Edy Wiyono.
Masih kata dia, untuk ruang komando sedang dalam proses pemasangan
sistem navigasi. Tiga kursi yakni Kursi Komandan, Kursi Wakil Komandan
dan kursi juru mudi sudah terpasang pada posisi tertentu. Perlengkapan
navigasi kapal juga sudah terpasang dan beragam tombol dengan bentuk dan
warna menunjukkan fungsi yang berbeda. Ruangan
yang paling menarik perhatian adalah ruangan sangat luas dibagian
lambung kapal. “Disinilah nanti tanknya parkir saat dibawa. Selain tank,
bisa juga bawa truk. Nanti keluarnya lewat pintu hidrolik. Tapi sistem
hidroliknya belum terpasang sehingga pintunya masih belum bisa dibuka,”
tutur Dwi selaku satpam PT DRU Lampung. Berdampingan dengan ruang parkir
tank tersebut adalah ruangan mesin. Aroma logam makin kuat tercium dan
udara juga terasa makin panas.
Puas Saibumi.com berkeliling, tampak tiap ruangan sudah menunjukkan
fungsinya. “Ini tinggal memasukkan barang-barang buat isi ruangannya.
Dibereskan sedikit lagi jadi baguslah,” kata seorang pekerja yang sedang
menata perabot dalam sebuah ruangan tidur berukuran besar.
Pengakuan jujur dari GM Production PT DRU Edy Wiyono, “Seumur-umur
mengerjakan kapal, biasanya ada selang waktu tiga / empat bulan untuk finishing sebelum mengadakan penyerahan kepada pemiliknya. Baru kapal ini yang selang waktu antara launching
dan pelayaran perdana dalam bulan yang sama. Berat memang tapi jadi
tantangan yang seru. Pengalaman pertama mengerjakan kapal perang, jadi
semua hal dinikmati. Malah terimakasih dikasih kepercayaan membuat kapal
seperti ini. Rasanya campur aduk yah. Nambah ilmu, pengalaman dan
bangga pastinya.”(*)
Laporan wartawan Saibumi.com Saryah M Sitopu
Purnarupa P8 Light Tank SSE
-
*D*ari website X robe_1807 diposkan purnarupa kendaraan militer terbaru
produksi perusahaan swasta PT SSE (Sentra Surya Ekajaya) di Tangerang,
Banten.
R...
6 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.