KRI Teluk Bintuni Muat 10 Tank Leopard, 2 Heli dan Tampung 361 PasukanKRI Teluk Bintuni | Saryah M Sitopu/ Saibumi.com
Kapal perang KRI Teluk Bintuni adalah kapal perang Angkut Tank 3 (AT-3) yang dipercayakan Kementerian Pertahanan dan Keamanan RI untuk pembuatannya pertama kali kepada PT Daya Radar Utama Lampung (PT DRU). Sedangkan untuk AT-1 dan AT-2 yang pengerjaannya dilakukan oleh BUMN belum selesai. Hal ini disampaikan oleh General Manager Production PT DRU Lampung Edy Wiyono (50),kepada Saibumi.com.
“Kapal ini jenisnya Landing Shift Tank (LST) 3 dengan panjang 120 meter, lebar 18 meter, dengan tinggi 11 meter. Kecepatannya 16 knot. main engine-nya 2×3285 KW dengan dua mesin yang jadi mesin utamanya dan bobot berat mati 2300 ton,” kata Edy tentang kapal yang didesain langsung oleh tim engineering PT DRU Unit 1 Jakarta tersebut.
Edy menjelaskan KRI Teluk Bintuni terdiri dari 7 lantai yang letaknya secara berurutan dimulai dari bawah yakni deck A merupakan ruang untuk tangki dan ruang pasukan. Paling bawah adalah bottom deck yang menjadi ruang khusus mesin kapal dan deck B untuk pasukan. Lalu, deck C untuk kru kapal termasuk tempat tidur dan peralatan keseharian kru kapal. Deck D juga untuk kru kapal dan deck E untuk komandan dan para perwira. Kemudian, deck F untuk ruang komando. Terakhir, deck G alias top deck atau kompas deck digunakan untuk meletakkan dua radar utama.
“Untuk muatannya, KRI Teluk Bintuni sanggup memuat 10 unit tank khusus jenis Leopard dengan berat masing-masing 62,5 ton full loaded. Juga memuat satu unit panzer ZAVBL yang beratnya 55 ton. Ada satu unit transporternya juga (transporter adalah alat untuk mengangkut peralatan pendukung Angkatan Laut) dengan berat 15,5 ton,” beber Edy.
Pria yang pernah bekerja di PT. PAL Surabaya ini menambahkan bahwa kapal perang tersebut juga memiliki helipad. “Bisa memuat dua heli langsung karena ada disediakan lahan parkir untuk helipad didalam kapal,” ujarnya.
Menurutnya, untuk persenjataannya, kapal jenis Landing Shift Tank ini dilengkapi tiga jenis meriam yakni satu unit meriam ukuran 40 mm, dua unit meriam ukuran 20 mm dan dua unit meriam ukuran 12,7 mm.
“Dengan kemampuan mengangkut sistem persenjataan yang begitu banyak, kapal ini juga sanggup memuat 113 orang kru kapal alias Anak Buah Kapal, enam orang kru helikopter, dan pasukan sebanyak 361 orang,” tukasnya.KRI Teluk Bintuni Diawasi Langsung Biro InggrisKRI Teluk Bintuni | Saryah M Sitopu/ Saibumi.com
KRI Teluk Bintuni yang bakal menambah jajaran armada perang TNI AL, bakal memenuhi klasikfikasi standar yang ditetapkan. Semua proses pembuatan kapal perang KRI Teluk Bintuni diawasi oleh biro klasifikasi dari Inggris. Informasi tersebut Saibumi.com peroleh dari General Manager Production PT DRU Lampung Edy Wiyono (50).
"Pembuatan kapal diawasi biro klasifikasi dari Inggris yakni Loyd Register (LR). Kenapa? LR dipilih karena untuk setiap kapal yang memiliki sistem komunikasi tempur aturannya memang dibuat oleh LR. Jadi otomatis diawasi oleh LR. Semua konstruksi dan sistem kapal harus ada stempel dari LR. Ada nomor register dan proses identifikasi sebelum bahan mentah dipakai untuk membangun kapal ini," jelas Edy gamblang.
Lebih lanjut pria yang sudah tiga tahun menjadi GM Produksi PT DRU Lampung ini menyampaikan setiap tahapan pengerjaan atau progres pembuatan kapal harus ada persetujuan dari LR. "Jika suatu saat ada kecelakaan terhadap kapal ini, LR secara otomatis ikut bertanggung-jawab. Persetujuan dari LR juga dibutuhkan dalam bentuk tanda tangan bersama dengan Angkatan Laut dan Kemenhankam selaku pemilik kapal. Ada tiga tanda tangan dari para pihak ini maka kapal baru boleh diserah-terimakan," jelas Edy lagi.
Dengan memakai sistem komputerisasi 3D (sering disebut Computer Numerical Control/CNC), bahan mentah yang sudah mendapat sertifikasi dari LR akan dipotong-potong sehingga berbentuk potongan-potongan yang nantinya akan dirakit. Seperti bermain puzzle-lah. Total ada 96 blok yang dibangun perblok satu per satu," jelasnya lagi sedikit menceritakan tentang semua bagian kapal yang terbuat dari baja itu.
"Untuk bahan pembuatannya kami pastikan 65 persen sudah local content (material yang dibeli dari dalam negeri). Ini sejalan dengan program pemerintah dan sesuai aturan bahwa kapal yang dibuat di Indonesia harus mengandung local content minimal 65 persen. Contohnya plat atau dinding bajanya berasal dari Krakatau Steel, besi cor dari BUMN Barata dan semua peralatan perang yang ada di dek berasal dari PT PINDAD," jelas pria yang membuat sistem kerja khusus sehingga kapal tersebut bisa diselesaikan oleh galangan kapal PT DRU Lampung dalam jangka waktu 20 bulan.(*)KRI Teluk Bintuni Akan Launching 5 September 2014KRI Bintuni 520
Kapal pengangkut tank KRI Teluk Bintuni dipastikan meluncur kelautan pada 5 September 2014. Informasi awal tentang kepastian jadwal launching kapal perang perdana buatan swasta tersebut Saibumi.com peroleh dari General Manager Production PT DRU Lampung Edy Wiyono. Informasi tersebut diperkuat lagi oleh Komandan Angkatan Laut (Danlanal) Lampung Kol Laut (P) Suharto saat ditemui Saibumi.com di Pangkalan Angkatan Laut Panjang, Bandar Lampung.
“Iya benar, sudah dijadwalkan tanggal 5 September. Kalau dari kesiapan kapal sudah oke, jadi semoga restu Allah menyertai dan tidak tertunda lagi launching kapalnya,” jelas Suharto.
Suharto menuturkan ada perubahan susunan tamu penting yang akan menghadiri langsung launching kapal jenis Landing Shift Tank (LST) tersebut. “Ada beberapa perubahan dibagian pejabat dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan serta angkatan lautnya. Nanti Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) yang akan menerima kapal ini saat tiba di Surabaya. Diperkirakan sekitar akhir September nanti karena sesuai rencana kapal ini akan diikutkan dalam parade sistem persenjataan pada HUT TNI nanti dihadapan Presiden SBY,” jelasnya.
Suharto menyebutkan daftar tamu penting yang dipastikan akan menghadiri launching kapal khusus pengangkut tank jenis Leopard tersebut. “Kalau dari Kemenhankam yang pasti datang adalah Kabanharkam (Kepala Badan Pertahanan dan Keamanan), Kapusada (Kepala Pusat Pengadaan), Kapuslaik (Kepala Pusat Kelaikan), dan Kabidmatralaut (Kepala Bidang Matra Laut),” bebernya.
Sedangkan dari Angkatan Laut, yang pasti hadir adalah Aslog KSAL (Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut), Kadisadal (Kepala Dinas Pengadaan Angkatan Laut), Kadismatal (Kepala Dinas Material Angkatan Laut), Kadislaikmatal (Kepala Dinas Kelaikan Material Angkatan Laut), dan Kadissenlekal (Kepala Dinas Senjata dan Elektronika Angkatan Laut).
“Untuk dari Provinsi Lampung sendiri, Gubernur Lampung akan datang didampingi oleh unsur Forkopimda Lampung seperti Kapolda, Kajati, Danrem, Danbrigif, dan Danlanud. Walikota dan pejabat penting lainnya juga turut hadir,” imbuhnya.
Sebelumnya PT Daya Radar Utama (DRU) Shipyard & Engineering adalah perusahaan swasta pertama di Indonesia yang memperoleh kepercayaan pertama dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia untuk membuat kapal. Untuk pengerjaan kapal menjadi pembuka gerbang pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan pertahanan Indonesia. Pengerjaannya dilakukan di Galangan kapal PT DRU - Noahtu (sering disebut PT DRU Lampung) di Jl Alamsyah Ratu Prawiranegara KM 12 Srengsem Panjang Bandar Lampung.(*)
Kapal perang KRI Teluk Bintuni adalah kapal perang Angkut Tank 3 (AT-3) yang dipercayakan Kementerian Pertahanan dan Keamanan RI untuk pembuatannya pertama kali kepada PT Daya Radar Utama Lampung (PT DRU). Sedangkan untuk AT-1 dan AT-2 yang pengerjaannya dilakukan oleh BUMN belum selesai. Hal ini disampaikan oleh General Manager Production PT DRU Lampung Edy Wiyono (50),kepada Saibumi.com.
“Kapal ini jenisnya Landing Shift Tank (LST) 3 dengan panjang 120 meter, lebar 18 meter, dengan tinggi 11 meter. Kecepatannya 16 knot. main engine-nya 2×3285 KW dengan dua mesin yang jadi mesin utamanya dan bobot berat mati 2300 ton,” kata Edy tentang kapal yang didesain langsung oleh tim engineering PT DRU Unit 1 Jakarta tersebut.
Edy menjelaskan KRI Teluk Bintuni terdiri dari 7 lantai yang letaknya secara berurutan dimulai dari bawah yakni deck A merupakan ruang untuk tangki dan ruang pasukan. Paling bawah adalah bottom deck yang menjadi ruang khusus mesin kapal dan deck B untuk pasukan. Lalu, deck C untuk kru kapal termasuk tempat tidur dan peralatan keseharian kru kapal. Deck D juga untuk kru kapal dan deck E untuk komandan dan para perwira. Kemudian, deck F untuk ruang komando. Terakhir, deck G alias top deck atau kompas deck digunakan untuk meletakkan dua radar utama.
“Untuk muatannya, KRI Teluk Bintuni sanggup memuat 10 unit tank khusus jenis Leopard dengan berat masing-masing 62,5 ton full loaded. Juga memuat satu unit panzer ZAVBL yang beratnya 55 ton. Ada satu unit transporternya juga (transporter adalah alat untuk mengangkut peralatan pendukung Angkatan Laut) dengan berat 15,5 ton,” beber Edy.
Pria yang pernah bekerja di PT. PAL Surabaya ini menambahkan bahwa kapal perang tersebut juga memiliki helipad. “Bisa memuat dua heli langsung karena ada disediakan lahan parkir untuk helipad didalam kapal,” ujarnya.
Menurutnya, untuk persenjataannya, kapal jenis Landing Shift Tank ini dilengkapi tiga jenis meriam yakni satu unit meriam ukuran 40 mm, dua unit meriam ukuran 20 mm dan dua unit meriam ukuran 12,7 mm.
“Dengan kemampuan mengangkut sistem persenjataan yang begitu banyak, kapal ini juga sanggup memuat 113 orang kru kapal alias Anak Buah Kapal, enam orang kru helikopter, dan pasukan sebanyak 361 orang,” tukasnya.KRI Teluk Bintuni Diawasi Langsung Biro InggrisKRI Teluk Bintuni | Saryah M Sitopu/ Saibumi.com
KRI Teluk Bintuni yang bakal menambah jajaran armada perang TNI AL, bakal memenuhi klasikfikasi standar yang ditetapkan. Semua proses pembuatan kapal perang KRI Teluk Bintuni diawasi oleh biro klasifikasi dari Inggris. Informasi tersebut Saibumi.com peroleh dari General Manager Production PT DRU Lampung Edy Wiyono (50).
"Pembuatan kapal diawasi biro klasifikasi dari Inggris yakni Loyd Register (LR). Kenapa? LR dipilih karena untuk setiap kapal yang memiliki sistem komunikasi tempur aturannya memang dibuat oleh LR. Jadi otomatis diawasi oleh LR. Semua konstruksi dan sistem kapal harus ada stempel dari LR. Ada nomor register dan proses identifikasi sebelum bahan mentah dipakai untuk membangun kapal ini," jelas Edy gamblang.
Lebih lanjut pria yang sudah tiga tahun menjadi GM Produksi PT DRU Lampung ini menyampaikan setiap tahapan pengerjaan atau progres pembuatan kapal harus ada persetujuan dari LR. "Jika suatu saat ada kecelakaan terhadap kapal ini, LR secara otomatis ikut bertanggung-jawab. Persetujuan dari LR juga dibutuhkan dalam bentuk tanda tangan bersama dengan Angkatan Laut dan Kemenhankam selaku pemilik kapal. Ada tiga tanda tangan dari para pihak ini maka kapal baru boleh diserah-terimakan," jelas Edy lagi.
Dengan memakai sistem komputerisasi 3D (sering disebut Computer Numerical Control/CNC), bahan mentah yang sudah mendapat sertifikasi dari LR akan dipotong-potong sehingga berbentuk potongan-potongan yang nantinya akan dirakit. Seperti bermain puzzle-lah. Total ada 96 blok yang dibangun perblok satu per satu," jelasnya lagi sedikit menceritakan tentang semua bagian kapal yang terbuat dari baja itu.
"Untuk bahan pembuatannya kami pastikan 65 persen sudah local content (material yang dibeli dari dalam negeri). Ini sejalan dengan program pemerintah dan sesuai aturan bahwa kapal yang dibuat di Indonesia harus mengandung local content minimal 65 persen. Contohnya plat atau dinding bajanya berasal dari Krakatau Steel, besi cor dari BUMN Barata dan semua peralatan perang yang ada di dek berasal dari PT PINDAD," jelas pria yang membuat sistem kerja khusus sehingga kapal tersebut bisa diselesaikan oleh galangan kapal PT DRU Lampung dalam jangka waktu 20 bulan.(*)KRI Teluk Bintuni Akan Launching 5 September 2014KRI Bintuni 520
Kapal pengangkut tank KRI Teluk Bintuni dipastikan meluncur kelautan pada 5 September 2014. Informasi awal tentang kepastian jadwal launching kapal perang perdana buatan swasta tersebut Saibumi.com peroleh dari General Manager Production PT DRU Lampung Edy Wiyono. Informasi tersebut diperkuat lagi oleh Komandan Angkatan Laut (Danlanal) Lampung Kol Laut (P) Suharto saat ditemui Saibumi.com di Pangkalan Angkatan Laut Panjang, Bandar Lampung.
“Iya benar, sudah dijadwalkan tanggal 5 September. Kalau dari kesiapan kapal sudah oke, jadi semoga restu Allah menyertai dan tidak tertunda lagi launching kapalnya,” jelas Suharto.
Suharto menuturkan ada perubahan susunan tamu penting yang akan menghadiri langsung launching kapal jenis Landing Shift Tank (LST) tersebut. “Ada beberapa perubahan dibagian pejabat dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan serta angkatan lautnya. Nanti Menteri Pertahanan dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) yang akan menerima kapal ini saat tiba di Surabaya. Diperkirakan sekitar akhir September nanti karena sesuai rencana kapal ini akan diikutkan dalam parade sistem persenjataan pada HUT TNI nanti dihadapan Presiden SBY,” jelasnya.
Suharto menyebutkan daftar tamu penting yang dipastikan akan menghadiri launching kapal khusus pengangkut tank jenis Leopard tersebut. “Kalau dari Kemenhankam yang pasti datang adalah Kabanharkam (Kepala Badan Pertahanan dan Keamanan), Kapusada (Kepala Pusat Pengadaan), Kapuslaik (Kepala Pusat Kelaikan), dan Kabidmatralaut (Kepala Bidang Matra Laut),” bebernya.
Sedangkan dari Angkatan Laut, yang pasti hadir adalah Aslog KSAL (Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut), Kadisadal (Kepala Dinas Pengadaan Angkatan Laut), Kadismatal (Kepala Dinas Material Angkatan Laut), Kadislaikmatal (Kepala Dinas Kelaikan Material Angkatan Laut), dan Kadissenlekal (Kepala Dinas Senjata dan Elektronika Angkatan Laut).
“Untuk dari Provinsi Lampung sendiri, Gubernur Lampung akan datang didampingi oleh unsur Forkopimda Lampung seperti Kapolda, Kajati, Danrem, Danbrigif, dan Danlanud. Walikota dan pejabat penting lainnya juga turut hadir,” imbuhnya.
Sebelumnya PT Daya Radar Utama (DRU) Shipyard & Engineering adalah perusahaan swasta pertama di Indonesia yang memperoleh kepercayaan pertama dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan Republik Indonesia untuk membuat kapal. Untuk pengerjaan kapal menjadi pembuka gerbang pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan pertahanan Indonesia. Pengerjaannya dilakukan di Galangan kapal PT DRU - Noahtu (sering disebut PT DRU Lampung) di Jl Alamsyah Ratu Prawiranegara KM 12 Srengsem Panjang Bandar Lampung.(*)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.