Teknologi
keantariksaan sudah menjadi tren di berbagai negara. Mereka
berlomba-lomba untuk meningkatkan kemampuan di bidang ini, termasuk
Indonesia.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pun tak ingin tinggal
diam melihat tren global ini. Bersama organisasi keantariksaan Asia
Pasifik-- Asia-Pasific Space Cooperation Organization (APSCO)--
Lapan menyelenggarakan International Training Course on Global
Navigation Satellite System (GNSS) Technology and its Application di All
Sedayu Hotel Jakarta, dari 26 Agustus-3 September 2014.
Melalui pelatihan tersebut, diharapkan para ilmuwan dan peminat
antariksa bisa saling bertukar ilmu, khususnya sistem navigasi satelit
global.
"Kerja sama pelatihan ini meliputi semua aspek keantariksaan, khususnya
di sistem navigasi satelit global beserta teknologi dan pemanfaatannya,"
ujar Kepala Lapan Thomas Djamaluddin saat konferensi pers di All Sedayu
Jakarta, Selasa 26 Agustus 2014.
Teknologi keantariksaan sangat bermanfaat untuk berbagai kegiatan,
seperti penginderaan jauh terkait mitigasi bencana. "Terkait teknologi
untuk satelit itu mudah, aeronautika lumayan, roket itu yang sulit.
Diharapkan melalui kerja sama dengan APSCO, kita bisa mengembangkannya,"
ungkapnya.
Menurut Thomas, pelatihan ini akan mengkaji mengenai proses dan teknis
ketika satelit harus dikirim ke antariksa. Tidak hanya terkait dengan
wahana yang disematkan di ujung roket, tapi juga mengenai jalur atau
lintasan terbang, serta bagaimana mengimplementasikan penghematan.
Ketika ditanya seberapa lama kerja sama Lapan dengan APSCO, Thomas
mengungkapkan hal ini merupakan seperti paguyuban saja. "Begitu juga
dengan budget, tidak ada budget khusus untuk kerja sama ini," kata dia.
Pelatihan ini diikuti oleh perwakilan dari berbagai negara anggota APSCO
yaitu Bangladesh, Tiongkok, Iran, Mongolia, Pakistan, Peru, Thailand,
dan Turki. Sedangkan dari Indonesia ada 13 orang yang mewakili Lapan,
BIG, BMKG, Kementerian Perhubungan, UI, ITB, IPB, dan Kementerian
Pertahanan.
"Bagi Indonesia ini tidak hanya soal aspek teknologi tapi juga sains.
Dimana nantinya perwakilan ini mempunyai bekal yang mumpuni, seperti
navigasi yang bisa diterapkan menurut bidang pekerjaan masing-masing,"
kata Agus Hidayat Kepala Biro Kerjasama dan Humas Lapan, ditemui pada
kesempatan yang sama.
★ Vivanews
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.