blog-indonesia.com

Kamis, 17 Oktober 2013

Proyek Monorel Jakarta Kembali Berlanjut

 Dikerjakan dalam waktu tiga tahun. Jakarta bersiap tambah macet. 

Pembangunan transportasi massal monorel kembali dilanjutkan. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo didampingi Komisaris Utama PT Jakarta Monorail, perusahaan pengelola monorel Jakarta, Edward Soeryadjaya, meresmikan proyek itu lagi di Taman Tugu 66, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Rabu 16 Oktober 2013.

Proyek transportasi massal berbasis satu rel itu sempat mangkrak bertahun-tahun. Terakhir, proyek ini digarap pada akhir masa kepemimpinan Gubernur Sutiyoso pada 2007. Namun, dengan alasan pembiayaan proyek ini tak dilanjutkan. Tiang-tiang yang menyebar di sejumlah jalan di Jakarta mangkrak.

Peresmian itu menandai dimulainya rangkaian aneka pekerjaan yang bernilai total 1,5 miliar dolar AS, atau Rp17,3 triliun. Investasi modal yang diperoleh dari perusahaan China itu termasuk pengadaan 200 gerbong kereta, pengembangan stasiun, dan pembangunan jalur.

Tonggak dimulainya pembangunan monorel ditandai dengan ground breaking atau peletakan batu pertama. Setelah itu proyek akan dilanjutkan dengan pembangunan fondasi.

Jalur pertama yang dibangun adalah green line yang terbentang sepanjang 14,3 kilometer dengan 16 stasiun dari Palmerah hingga Kuningan. Jalur itu memiliki rute Kuningan - Setiabudi - Dukuh Atas - Karet - Pejompongan - Pal Merah - Asia Afrika - SCBD - Komdak - Satria Mandala - Gatot Subroto - Grand Melia. Jalur hijau akan rampung dalam kurun waktu 3 tahun.

Sedangkan tahap kedua, pembangunan jalur biru atau blue line sepanjang 13,7 km dengan 14 stasiun. Jalur biru terbentang melewati Taman Anggrek - Tomang - Cideng - Tanah Abang - Kebon Kacang - Karet Interchange - Menara Batavia - Sudirman WTC - Ambassador - Casablanca Interchange - Menteng Dalam - DR Saharjo - Tebet - Kampung Melayu. Target penyelesaian jalur biru sekitar 4 tahun.

Sementara itu, Gubernur Jokowi yang hadir mengenakan kemeja putih meresmikan proyek transportasi massal itu tanpa banyak komentar. "Setelah 5 tahun terbengkalai, dengan mengucap bismillahirahmanirrahim, proyek monorel Jakarta oleh PT Jakarta Monorail resmi dilanjutkan kembali," kata dia dan bergegas melakukan ground breaking.

Selain peresmian proyek, Jakarta Monorail juga meneken perjanjian awal dengan China CNR Corporation Limited untuk pengadaan kereta monorel. CNR adalah Badan Usaha Milik Negara Republik China yang bergerak di bidang manufaktur, salah satunya sistem mass rapid transit.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengharap pembangunan monorel di Jakarta segera terlaksana demi mengurangi beban lalu lintas para pekerja di Ibukota. Hatta yakin, apabila monorel sudah bisa digunakan, masyarakat akan banyak beralih ke sarana transportasi massal ini.

"Saya memberikan dukungan penuh agar proyek ini berjalan dengan baik dan cepat. Manfaatnya luar biasa untuk mengurangi beban masyarakat, mempercepat arus pergerakan manuasia," ujar Hatta beberapa waktu lalu.

Hatta yang saat itu mendatangi Balaikota menjelaskan, pergerakan manusia di Ibukota tidak hanya dari penduduk Jakarta saja. Tapi juga penduduk dari kota peyangga seperti Bogor, Depok, dan Tangerang. "Setiap hari pergerakan manusia di Jakarta itu 59 juta orang," katanya.

Maka, Hatta melanjutkan, monorel sangat penting bagi Ibukota Jakarta. Semua rencana proyek infrastruktur DKI Jakarta ini harus didukung dan direalisasikan.

 Terintegrasi 

Dalam laman resmi PT Jakarta Monorail, pada tahun pertama monorel dapat mengangkut 274 ribu penumpang per hari. Ke depannya, kapasitas angkut ini akan terus ditingkatkan hingga mencapai 35 ribu per jam untuk setiap arah tujuan.

Dengan daya angkut sebesar itu, tak mungkin bila transportasi massal ini tak terintegrasi dengan angkutan lain. Karenanya, PT Jakarta Monorail akan mengajukan usulan adanya sistem integrasi monorel dengan MRT, Transjakarta, dan Kereta Listrik Commuter Line.

Salah satu titik yang paling memungkinkan di Dukuh Atas, Jakarta Selatan, tepatnya di sekitar Gedung Landmark dan BNI Tower. Di kawasan itu, akan melintas monorel, busway, KRL Commuter Line, dan MRT.

Direktur Utama PT Jakarta Monorail John Aryananda mengaku akan membuat tim khusus untuk membahas koordinasi integrasi semua transportasi massal ini. Menurut John, konsep itu akan dimasukkan dalam detil engineering design (DED).

"Nanti ada titik temu yang mencakupi monorel, MRT, dan juga integrasi e-money," kata John di Balai Kota Jakarta, Rabu 2 Oktober.

 Macet Parah 

Pada kesempatan yang berbeda, Jokowi mengingatkan, pembangunan monorel dan Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta yang dikebut mulai bulan ini akan membuat kemacetan Jakarta makin parah. "(Pembangunan) itu pasti bikin macet. Oleh sebab itu masyarakat harus siap," kata Jokowi.

Meski demikian, Jokowi yakin nantinya MRT dapat mengatasi macet di Ibukota. Setelah MRT selesai dibangun, Pemprov DKI akan menerapkan pembatasan kendaraan pribadi yang melintas di jalan-jalan tertentu.

Jika lalu lintas ganjil genap dan jalan berbayar tidak mampu mengurai macet, maka Pemprov DKI akan menaikkan pajak kendaraan. Menurut dia, jika semua aturan itu berjalan niscaya kemacetan akan berkurang. "Kemudian nanti kalau masih diperlukan lagi pajak progresif yang tinggi. Kalau diperlukan baru akan kelihatan. Dijamin bisa ngebut," tutur Jokowi.

Untuk mengatasi terganggunya arus lalu lintas, Pemprov DKI sudah merundingkan dengan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya dan PT Jakarta Monorail agar membuat manajemen lalu lintas. "Mereka akan rapat untuk mengatur manajemen traffic."

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono memastikan tidak akan ada pengalihan arus lalu lintas di sepanjang jalur green line. Namun para pengguna diharapkan bersabar atau menghindari wilayah pembangunan. "Kami fokus pada pengamanan pengguna jalan," katanya.(np)


  Vivanews 

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More