blog-indonesia.com

Jumat, 15 Maret 2013

India Ingin Garap Tol dan Energi

Surabaya • Jatim gencar menawarkan sektor infrastruktur pada investor asing, salah satu yang tertarik dengan sektor tersebut ialah India. Selama ini, India banyak menanamkan modalnya di sektor manufaktur seperti baja dan tekstil.

Duta Besar India untuk Indonesia Gurjit Singh mengatakan, setelah sekian lama berinvestasi di sektor manufaktur, pihaknya berencana untuk merambah sektor infrastruktur sebagai pilihan berinvestasi. Menurut Gurjit, ekspansi perdagangan cukup penting untuk mendongkrak kerjasama antar negara, tapi diversifikasi tidak kalah penting. Yakni dengan memperbesar investasi.

"Selama ini, produk manufaktur di Jatim hampir sama dengan produk di dalam negeri kami. Nah, karena itu kami berpikir sudah semestinya membutuhkan sesuatu yang baru, terutama menyangkut investasi. Seperti jalan tol yang dibutuhkan masyarakat Indonesia. Selain itu, sektor energi seperti pembangunan refinery," ucapnya usai bertemu dengan pengusaha Jatim di Surabaya, Kamis (14/3).

Gurjit menjelaskan, sampai sekarang sudah banyak pengusaha India yang berinvestasi di Indonesia terutama Jatim. Meliputi sektor tekstil, baja, pendidikan. Ke depan, tidak menutup kemungkinan mereka menambah investasi di sektor-sektor tersebut mengingat potensinya masih sangat besar. "Kami masih mempelajari potensi-potensi yang ada, sebagai acuan bagi kami untuk langkah berikutnya," katanya.

Dalam kunjungan ke Jatim, Gurjit membawa serta pimpinan 14 perusahaan. Kedatangan Gurjit diterima oleh Badan Penanaman Modal Jatim dan sejumlah pengusaha dari Jatim.

Sementara, terkait kedatangan pengusaha India ke Jatim, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nelson Sembiring menyatakan, sektor energi merupakan salah satu bidang yang potensial. Dijelaskan, keberadaan sumur-sumur di sejumlah daerah di Jatim membutuhkan sentuhan teknologi yang belum dimiliki perusahaan domestik. "Ada beberapa sumur yang sudah ditemukan, tapi sampai sekarang belum dieksplorasi. Nah ini dapat dimanfaatkan para investor yang datang termasuk India," katanya.

Selain potensi eksplorasi sejumlah sumur migas, Nelson menyebutkan Jatim membutuhkan Floating Storage & Regasification Unit (FSRU). Sebab, konsumsi gas di Jatim cukup tinggi, tapi tidak ada infrastruktur pendukung. 'Untuk mengatasi kekurangan suplai gas di Jatim, salah satu cara dengan membangun FSRU,' ujarnya.(res/kim)


  ● JPNN  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More