blog-indonesia.com

Sabtu, 16 Maret 2013

Galangan Kapal RI Kekurangan Tukang Las?

"Idealnya, masing-masing galangan kapal memiliki 100 orang welder." 

Galangan kapal di Batam 
Perusahaan galangan kapal di Indonesia, termasuk di antaranya PT PAL Indonesia di Surabaya, rata-rata masih kekurangan tenaga tukang las (welder).

Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo), Kuntjoro Roesdianto menyebutkan, secara general jumlah welder tercatat 1.250 orang dari total 250 perusahaan galangan kapal di Indonesia.

"Idealnya, masing-masing galangan kapal memiliki 100 orang welder," kata Kuntjoro Roesdianto, saat ditemui di Surabaya, akhir pekan ini.

Ke depan, menurut Kuntjoro, Iperindo bersama Kementerian Perindustrian akan melakukan up skill setiap enam bulan sekali. Yakni, kerja sama antara Iperindo dengan PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), dan Kementerian Perindustrian.

"Tujuan kerja sama ini tidak hanya mendapatkan tenaga welder dalam jumlah besar, tetapi juga kualitas welder bisa ditingkatkan," ujarnya.

Mereka, lanjut  Kuntjoro, yang mempunyai keahlian mengelas akan mendapat sertifikat welder.

Direktur Utama PT PAL Indonesia, Firmansyah Arifin menambahkan, dua komponen yang paling pokok dalam perusahaan galangan kapal adalah ketersediaan pelat baja dan tenaga welder.

"Dua komponen inilah yang paling penting bagi industri perkapalan dan galangan, selain masalah ketersediaan kolam," kata dia pada kesempatan yang sama.

Disebutkan Firmansyah, kerja sama menjaring tenaga welder tersebut melibatkan tiga unsur, yakni pemerintahan, perusahaan, dan asosiasi.

Untuk lokasi, dimungkinkan PT PAL Indonesia telah siap menjadi tempat pelatihan welding. Selain memiliki sarana, juga instruktur memadai. "Saat ini, PT PAL Indonesia memiliki total seribu pegawai non organik termasuk tenaga welder," tuturnya.


  Vivanews  

1 komentar:

Masyarakat awam masih percaya bahwa kebutuhan pelat baja High Tensile sudah dapat di buat di pabrik baja Krakatau Stell, padahal kenyataannya KS belum mampu karena "pellet" alias biji besinya masih impor, kedua tanur tinggi untuk melebur pellet menjadi ingot belum dipunyai oleh KS.
Kalau mau mandiri dalam jenis pelat baja High Tensile, seharusnya harus segera di upayakan KS dpt meningkatkan kapasitas produksi.
Sedang SDM yang bersertifikat lebih senang kerja di galangan kapal di luar negeri dimana masalah ke sejahteraan dan kepastian kerja lebih dan sangat terjamin.
So, apabila kondisi tsb tetap tidak ada perubahan walau nanti pemerintah mampu mencetak SDM berkualitas yakin SDM tersebut akan "lari" ke galangan kapal yg representative.
Buah si malakama. Keciannnnn deh

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More