Pada 2013 hingga 2015 akan dirampungkan 11 bandara baru dan 14 pengembangan bandara komersial.
Jakarta � Pertumbuhan penumpang pesawat udara baik luar negeri maupun domestik membuat kebutuhan akan bandar udara (bandara) bertambah. Oleh karena itu pemerintah saat ini sedang gencar melakukan pembangunan bandara baru.
Pada dua tahun mendatang, 2013 hingga 2015 akan dirampungkan 11 bandara baru dan 14 pengembangan bandara komersial.
Wakil Presiden (wapres) Boediono meminta agar pemerintah dalam hal ini kementerian terkait, pihak Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II menyelesaikan hambatan agar perampungan tepat waktu.
"Kita harus mengamankan sasaran dan komitmen bersama, apa yang sudah kita janjikan pada masyarakat harus kita penuhi," kata Wapres Boediono saat rapat soal bandara di kantornya di kawasan Medan Merdeka, Jakarta, Rabu (6/2).
Dalam rapat tersebut hadir antara lain wakil menteri perhubungan dan wakil menteri badan usaha milik negara (BUMN).
Pembangunan bandara baru maupun pengembangan kapasitas bandara dianggap mendesak akibat pertumbuhan jumlah penumpang yang tinggi. Dalam kurun waktu 2006 hingga 2012 pertumbuhan rata-rata-rata penumpang internasional mencapai 26,44%. Sedangkan pertumbuhan penumpang domestik untuk periode yang sama mencapai 11,35%.
Wakil Menhub Bambang Susantono membenarkan kebutuhan mendesak akan bandara tersebut. Akibat membludaknya penumpang tak jarang bandara menghadapi tekanan permintaan.
"Bahkan sudah ada yang harus melayani penumpang hingga 800% di atas kapasitas, seperti di Polonia Medan," kata Bambang.
Selain pembangunan bandara pemerintah juga menilai penyiapan sarana tak kalah penting misal jalan tol dan nontol sebagai akses ke bandara.
Adapun kendala pembangunan sebelas bandara oleh Kementerian Perhubungan (kemenhub) tersebut antara lain pihak kementerian masih mencari cara mengatasi kekurangan anggaran sebesar Rp 145 miliar pada tahun anggaran 2013.
Kesebelas bandara baru tersebut yaitu:
Bandara Muara Bungo, Jambi.
Bandara Bawean, Gresik.
Bandara Saumlaki Baru dan Pekon Serai, Lampung Barat.
Bandara Bone, Sulawesi Selatan.
Bandara Sumarorong, Minahasa.
Bandara Tual Baru, Maluku.
Bandara Kufar, Seram Timur.
Bandara Waisai, Raja Ampat.
Bandara Kamanap Baru dan Waghete Baru, Papua.
Wapres kesal operasional Bandara Kuala Namu molor
Jakarta � Pertumbuhan penumpang pesawat udara baik luar negeri maupun domestik membuat kebutuhan akan bandar udara (bandara) bertambah. Oleh karena itu pemerintah saat ini sedang gencar melakukan pembangunan bandara baru.
Pada dua tahun mendatang, 2013 hingga 2015 akan dirampungkan 11 bandara baru dan 14 pengembangan bandara komersial.
Wakil Presiden (wapres) Boediono meminta agar pemerintah dalam hal ini kementerian terkait, pihak Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II menyelesaikan hambatan agar perampungan tepat waktu.
"Kita harus mengamankan sasaran dan komitmen bersama, apa yang sudah kita janjikan pada masyarakat harus kita penuhi," kata Wapres Boediono saat rapat soal bandara di kantornya di kawasan Medan Merdeka, Jakarta, Rabu (6/2).
Dalam rapat tersebut hadir antara lain wakil menteri perhubungan dan wakil menteri badan usaha milik negara (BUMN).
Pembangunan bandara baru maupun pengembangan kapasitas bandara dianggap mendesak akibat pertumbuhan jumlah penumpang yang tinggi. Dalam kurun waktu 2006 hingga 2012 pertumbuhan rata-rata-rata penumpang internasional mencapai 26,44%. Sedangkan pertumbuhan penumpang domestik untuk periode yang sama mencapai 11,35%.
Wakil Menhub Bambang Susantono membenarkan kebutuhan mendesak akan bandara tersebut. Akibat membludaknya penumpang tak jarang bandara menghadapi tekanan permintaan.
"Bahkan sudah ada yang harus melayani penumpang hingga 800% di atas kapasitas, seperti di Polonia Medan," kata Bambang.
Selain pembangunan bandara pemerintah juga menilai penyiapan sarana tak kalah penting misal jalan tol dan nontol sebagai akses ke bandara.
Adapun kendala pembangunan sebelas bandara oleh Kementerian Perhubungan (kemenhub) tersebut antara lain pihak kementerian masih mencari cara mengatasi kekurangan anggaran sebesar Rp 145 miliar pada tahun anggaran 2013.
Kesebelas bandara baru tersebut yaitu:
Bandara Muara Bungo, Jambi.
Bandara Bawean, Gresik.
Bandara Saumlaki Baru dan Pekon Serai, Lampung Barat.
Bandara Bone, Sulawesi Selatan.
Bandara Sumarorong, Minahasa.
Bandara Tual Baru, Maluku.
Bandara Kufar, Seram Timur.
Bandara Waisai, Raja Ampat.
Bandara Kamanap Baru dan Waghete Baru, Papua.
Wapres kesal operasional Bandara Kuala Namu molor
Wakil Presiden Boediono geram dengan terus molornya operasional Bandara Kuala Namu, Medan. Rencana awal, pengoperasian bandara ini ditarget pada April, namun molor menjadi Agustus.
Mundurnya operasional bandara ini lantaran terhambatnya pembangunan sarana pendukung akses menuju bandara yakni jalan non-tol. Masalah pembebasan tanah menjadi faktor penyebabnya.
Boediono menginstruksikan agar operasional bandara ini bisa segera dilakukan. "Jangan sampai ada pengunduran jadwal lagi," tegas Boediono saat rapat koordinasi pembangunan bandara di kantor wapres, Jakarta, Rabu (6/2).
Jalan non-tol ini menjadi unsur vital dalam mendukung kelancaran operasional bandara dengan kapasitas sekitar delapan juta penumpang per tahun ini. Sebab, kereta api khusus bandara hanya mampu mengangkut 15 persen dari total pengunjung.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono memastikan Bandara Kuala Namu menjadi salah satu bandara yang akan selesai pengembangannya tahun ini. Selain Kuala Namu, Bandara Ngurah Rai dan Bandara Sepinggan menjadi target untuk selesai tahun ini.
"Bandara kita hampir semua mengalami over crowded sehingga harus dipacu pengembangannya dan direncanakan tahun ini dan tahun depan akan kita resmikan penggunaannya," jelasnya. (mdk/noe)
Mundurnya operasional bandara ini lantaran terhambatnya pembangunan sarana pendukung akses menuju bandara yakni jalan non-tol. Masalah pembebasan tanah menjadi faktor penyebabnya.
Boediono menginstruksikan agar operasional bandara ini bisa segera dilakukan. "Jangan sampai ada pengunduran jadwal lagi," tegas Boediono saat rapat koordinasi pembangunan bandara di kantor wapres, Jakarta, Rabu (6/2).
Jalan non-tol ini menjadi unsur vital dalam mendukung kelancaran operasional bandara dengan kapasitas sekitar delapan juta penumpang per tahun ini. Sebab, kereta api khusus bandara hanya mampu mengangkut 15 persen dari total pengunjung.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono memastikan Bandara Kuala Namu menjadi salah satu bandara yang akan selesai pengembangannya tahun ini. Selain Kuala Namu, Bandara Ngurah Rai dan Bandara Sepinggan menjadi target untuk selesai tahun ini.
"Bandara kita hampir semua mengalami over crowded sehingga harus dipacu pengembangannya dan direncanakan tahun ini dan tahun depan akan kita resmikan penggunaannya," jelasnya. (mdk/noe)
● Berita Satu | Merdeka
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.