Balikpapan Pemerintah Amerika Serikat mengucurkan dana 85 juta dolar AS untuk membantu pengembangan pendidikan di Indonesia.
"Dana itu dikucurkan melalui program USAID, dalam bentuk kerja sama kami dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," kata Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Scot Marciel di Balikpapan, Rabu.
Dubes Marciel mengunjungi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN-1) Balikpapan di Jalan Marsma R Iswahjudi, Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Ia mengatakan dana tersebut digunakan untuk membiayai banyak kegiatan, terutama dalam hal pengembangan kurikulum, baik untuk sekolah umum maunpun sekolah kejuruan. "Termasuk juga pelatihan guru-guru," katanya di depan Dewan Guru SMKN-1 dan disambut tepuk tangan meriah.
Dalam hal pendidikan di sekolah kejuaran dan pasar kerja, Dubes menyebutkan, ia mendorong perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang beroperasi di Indonesia.
Duta Besar yang memegang dua gelar akademis, yaitu dari University of California at Davis dan Fletcher School of Law and Diplomacy, juga menegaskan bahwa Pemerintah AS peduli pada pendidikan karena inilah cara terbaik untuk saling memahami dan bersama-sama menciptakan kemajuan.
Ketika seorang guru bertanya apa keunggulan pendidikan di Amerika dengan di Indonesia, Duta Besar Marciel menjawab diplomatis.
Menurut pria yang pernah bertugas di Vietnam, Filipina, Hongkong, Brasil, dan Turki itu, pendidikan atau sekolah-sekolah di Indonesia malah menerapkan disiplin yang lebih ketat dan siswa juga menyimak pelajaran dengan perhatian penuh.
"Hanya saja di sekolah-sekolah kami siswa didorong untuk aktif, kritis dan banyak bertanya," katanya.
Konsekuensinya, guru harus lebih siap dan tidak bisa maju mengajar dengan persiapan seadanya. Guru dituntut membuat persiapan lebih.
Setelah beramah tamah dengan para guru, Dubes Marciel juga bertanya-jawab dengan para siswa.
Ia memuji kemampuan berbahasa Inggris para siswa dengan merendahkan dirinya sendiri.
Sebelumnya, Dubes Marcel menyempatkan dirinya mengunjungi bengkel kerja sekolah kejuruan pertama di Balikpapan itu. Ia masuk dan melihat para siswa berpraktik di bengkel alat berat dan otomotif dan di bengkel bubut.
Melihat para siswa di bengkelnya, Dubes berkomentar bahwa tidak heran lulusan SMKN-1 langsung terserap pasar kerja.
"Dalam jangka 3 bulan, bila mereka tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, biasanya sudah 35 persen lulusan sudah mendapatkan pekerjaan, dan dalam setahun, hampir seluruhnya sudah bekerja," tutur Mansur, Kepala SMKN-1 Balikpapan.
SMKN-1 Balikpapan menjadi sekolah negeri pada 1968. Cikal bakalnya adalah STM Pertamina. Saat ini sekolah menyelenggarakan 12 program keahlian untuk 1.118 siswa. Ada lebih 100 guru untuk membimbing mereka semua. (KR-NVA/N002)
• Antara
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.