blog-indonesia.com

Selasa, 23 November 2010

Pelajar Cimahi Bikin ATM Jajanan

ilustrasi

TEMPO Interaktif, Bandung - Sekelompok pelajar kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Cimahi, Jawa Barat, membuat mesin pintar yang dinamai Machine Food. Alat itu memudahkan pembelian makanan atau minuman dalam kemasan di pinggir jalan atau swalayan.

Machine Food dikerjakan Thomas Agung, Dimas Harry, Agustian, Febrian, Rivan Indra, dan Maulana Majid sebagai tugas akhir sekolah di jurusan Mekatronika atau mekanik, elektro, dan listrik. Karya yang terinspirasi dari mesin jajanan dengan koin di luar negeri itu dibuat lebih sederhana. “Mesin yang pakai koin itu sistemnya susah,” kata Thomas, Selasa (23/11).

Contoh mesin mereka berbentuk kotak dari triplek seluas 35x35 sentimeter dengan tinggi 45 sentimeter. Di bagian depannya, terpasang layar monitor seukuran korek api gas untuk menjelaskan cara pemakaian mesin secara bertahap. Di bawahnya ada dua tombol merah bertuliskan OK dan Reset, serta kotak deretan tombol berangka 1 sampai 8. Dasar kotak dibuat berlubang memanjang.

Awalnya Thomas memberikan secarik kertas berisi 5 angka kepada beberapa pengunjung acara Expo Pendidikan Sekolah Kejuruan Jawa Barat, 23-25 November, di Bandung yang berkerumun di depan mesinnya. Pengunjung dan Tempo yang ikut menjajal selanjutnya diminta memencet tombol-tombol angka di muka mesin sesuai kombinasi 5 angka tersebut, lalu memijit tombol OK. Sedetik kemudian, keluar susu kotak ukuran 115 mililiter dari lubang bawah mesin.

Menurut Thomas, mereka ingin memudahkan transaksi dan mengurangi kerepotan pelayan menghadapi pembeli dengan bantuan teknologi. Kelak, berbekal voucher berisi kombinasi angka yang bisa dijual di mana pun, orang bisa membeli jajanan dalam kemasan dari mesin rancangan mereka. Cara kerja mesin itu, kata dia, bisa dikembangkan lebih jauh untuk penempatan jajanan dalam kaleng, kertas, atau plastik. Jenis makanan atau minumannya pun bisa lebih beragam dan keluar dengan mudah lewat kode-kode tertentu.

Model yang dibuat dalam 3 hari itu memakai komponen utama microcontroller, IC, dan servo untuk menjatuhkan jajanan yang diminta pembeli. Jika salah memencet angka, jangan khawatir duit bakal hangus. Cukup menekan tombol reset, pembeli bisa mengulang proses pembelian dari awal. “Kami tidak ingin merugikan konsumen,” kata Thomas.[ANWAR SISWADI]


TEMPOInteraktif

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More