blog-indonesia.com

Kamis, 25 November 2010

Mobil Hibrida Rekayasa Indonesia, Seharga Rp 50 Juta


Mobil kompak hatchback yang dirancang dengan memanfaatkan komponen yang dijual di dalam negeri.

JAKARTA, KOMPAS.com — Pada acara Eco Products International Fair, yang berlangsung dari 4–7 Maret lalu, ternyata ada hal yang cukup menarik di bidang otomotif tetapi kurang mendapatkan perhatian, yaitu mobil ramah lingkungan karya putra-putri bangsa Indonesia. Keduanya, mobil hibrida dan listrik di stan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Kedua mobil tersebut kurang begitu menarik perhatian karena salah satunya adalah Kijang Super keluaran awal 1990-an, dan satu lagi hatchback kecil. Hanya saja, tulisan di samping mobil itu cukup menarik bagi orang-orang tertentu. Pada Kijang Super ditulis “The 1st Electric Car Conversion”. Sedangkan satu lagi “The 1st Hybrid Elecric Vehicle”. Menariknya lagi, mobil hibrida ini kalau dibikin secara massal, ongkos produksinya diperkirakan Rp 50 juta.

Kedua mobil ditemui secara kebetulan karena sebagian wartawan menunggu acara pengumuman pemenang Toyota Eco Youth dengan panggung berada di depan stan LIPI. Bila tidak, bisa saja terlewatkan.

Berdasarkan keterangan Humas LIPI yang bertugas saat itu, Mustari, kedua mobil ini direkayasa oleh LIPI Bandung, yang menangani masalah instrumentasi dan mekatronika.

Tipe seri
Tentu saja menarik, di saat mobil hibrida lagi nge-tren di dunia saat ini, muncul karya asli buatan Indonesia. Sebuah hatchback kompak dengan penampilan secukupnya. Sayang, ketika diminta detail dimensinya, Mustari mengaku tidak mempunyai.

Hanya dijelaskan, mobil ini dilengkapi dengan generator dengan mesin 160 cc di belakang, sedangkan baterai di depan. Fungsi mesin untuk mengisi baterai. Selanjutnya mobil dijalankan oleh baterai. Tepatnya, mobil hibrida yang dicoba diteliti oleh LIPI adalah tipe seri. Artinya, mobil digerakkan oleh motor listrik.

Dari spesifikasi sumber penggerak dijelaskan, mobil ini menggunakan motor listrik 2-fasa dengan tegangan 72 volt, arus AC. Tenaga maksimum yang bisa dihasilkan 43 PS pada putaran 7.500 rpm. Sedangkan torsi 129 Nm. Sistem kontrol 72 volt/550 ampere.

Untuk baterai, memang bukan lithium-ion. Namun, paketnya adalah 72 volt/220 Ah. Mobil dilengkapi dengan charger 72V/25 ampere. Menurut Mustari, kemampuan mobil ini untuk dikebut 70 km/jam.

Interior mobil ini sangat sederhana dan tampaknya dikerjakan oleh mereka yang bukan ahli di bidangnya. Ini bisa dilihat dari jahitan trim interior, baik jok, setir, dan dashboard. Bahkan ketika pintu coba dibuka-tutup, tidak seperti kondisi mobil yang dijual di pasaran.

Menurut Mustari, mobil hibrida yang dikerjakan dengan trail and error menghabiskan dana Rp 200 juta. “Kalau dibikin secara massal, harganya bisa Rp 50 juta, seperempat harga penelitian,” jelasnya. Kondisinya tanpa AC dan perlengkapan hiburan serta kemudahan pengemudi atau penumpang lainnya.

Dijelaskan pula, mobil ini mulai dikerjakan LIPI sejak tahun lalu dan lebih diutamakan untuk mendalami sistem penggeraknya. “Kita coba memamerkan, siapa tahu ada perusahaan yang ingin memanfaatkan, melakukan investasi membuat mobil hibrida rekayasa ahli kita,” jelas Mustari.

Baterai
Achmad Rizal, Marcomm PT TAM, insinyur lulusan ITB, ketika diminta komentar tentang mobil hibrida dan listrik LIPI ini mengatakan, secara pribadi pengembangan yang dilakukan oleh LIPI ini kurang pas. “Kalau mau mengembangkan teknologi, coba bikin baterai. Pengembangan yang banyak dilakukan perusahaan sekarang ini fokus pada baterai,” tegasnya.

Dijelaskan, komponen seperti motor listrik, sistem kontrol (elektronik), dan lainnya tidak menjadi masalah. "Coba kalau dibikin baterai yang bisa diisi dengan cepat, ringan, dan kemampuan menyimpan energi tinggi, dipastikan akan dicari bukan hanya oleh produsen mobil, juga oleh gadget elekronik,” komentar Rizal.

Di lain hal, menurut Rizal, mobil listrik dan hibrida LIPI masih menggunakan baterai biasa, bukan lithium-ion. Nah![ZBJ]


KOMPAS

First Drive Mobil Hybrid LIPI, Lebih Ringan Dengan Dua Mesin


OTOMOTIFNET – Setelah jalan-jalan naik Kijang listik buatan Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (Telimek), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung, kini saatnya pindah kemudi. Masuk ke dalam kabin mobil konsep kedua yang dibuat LIPI, yaitu sebuah mobil konsep listrik hybrid.

Sayangnya mobil kecil berwarna hitam ini tidak bisa dibawa jalan-jalan di jalanan kota Bandung sampai ngebut di TOL layaknya Kijang listrik yang sebelumnya sudah diulas habis oleh OTOMOTIFNET.com.

Alhasil kita hanya bisa putar-putar di pelataran parkir LIPI Bandung di Jl Sangkuriang. Salah satu alasannya adalah kendaraan konsep ini masih dalam penyempurnaan pada software di controllernya yang membuat kondisinya riskan bila harus dibawa jalan jauh.

“Kalau datangnya beberapa hari yang lalu sebelum kita bongkar pasti bisa dibawa jalan jauh,” ucap Ir Abdul Hapid, Ka Bidang Peralatan Transportasi P2 (TELIMEK), LIPI Bandung. Gak papa deh, yang penting bisa merasakan hybrid karya anak bangsa!

Sebelum mencobanya, kita tanyakan dulu sekilas cara kerja mobil hybrid ini. “Konsepnya berbeda dengan Prius yang mesin bakarnya tetap menggerakan roda. Pada mobil listrik hybrid ini, mesin bakarnya hanya sebagai generator untuk mensuplai listrik ke batterai,” jelas Ir Abdul Hapid.

Konsepnya masih sama dengan Kijang listrik, sama-sama mobil listrik plug in tapi bedanya pada mobil konsep listrik hybrid ini ada tambahan mesin bakar untuk memperpanjang jarak tempuh. Saat baterai mulai habis tak perlu repot charge karena otomotis mesin bakar akan hidup dan mensuplai baterai.


Ruang mesinnya lebih lega. Benda berwarna biru itu adalah motor listriknya

Listrik Hybrid Tak Perlu Bawa Banyak Baterai
Nah setelah tahu sekilas cara kerjanya, mari dijajal. Sama seperti Kijang listrik, ketika anak kunci diputar ke posisi on tidak ada suara sama sekali. Motor listrik tipe 3-Phase induction 72 volt-nya bekerja lebih responsif dibandingkan dengan Kijang listrik. Padahal bila melihat speknya, baik tenaga maupun torsinya lebih kecil.

Motor listriknya hanya menghasilkan tenaga 43 dk dan torsi 129 Nm. “Kemungkinan karena bobotnya lebih ringan dari Kijang, jadi power to weight ratio-nya lebih baik,” ungkap Sunarto Kaleg, anggota tim peneliti Telimek LIPI.

Selain bentuknya memang lebih kecil, mobil konsep listrik hybrid ini sudah dilengkapi dengan motor bakar untuk mensuplai listrik ke baterai jadi tidak memerlukan baterai dalam jumlah besar. Baterai yang dipakai hanya 12 buah yang masing-masing 6 volt/220Ah.


Panel indikator sangat sederhana.


Hanya dua belas buah baterai diletakan di bawah jok, lebih ringan.

Urusan pengoperasian pun masih sama dengan Kijang listrik. Tetap menggunakan transmisi manual. Masih ada ritual pindah gigi dengan menginjak kopling, tapi saat gigi masuk kopling boleh dilupakan. Prinsipnya sama persis dengan mengoperasikan Kijang listrik.

Untuk transmisi dan gardan diambil copotan dari Suzuki ST20 atau yang lebih dikenal dengan sebutan Suzuki Truntung. Sementara sasis dan bodi hasil rekayasa dan riset Telimek LIPI yang kesemuanya dibuat dari plat besi.

Desainnya bisa dibilang cukup kompak. Tapi rasanya ruang kabinnya terlalu kecil. Kru OTOMOTIFNET.COM yang tingginya hanya 165cm saja sudah merasa kesempitan di balik kemudi, apalagi orang yang tingginya lebih dari itu. “Kita memang konsentrasi utamanya pada sistem hybrid listiknya bukan pada desain mobilnya,” tepis Hapid yang mengaku menghabiskan dana riset hingga Rp 200 Jutaan untuk membuat mobil konsep listik hybrid ini.

Setelah berputar-putar beberapa kali di pelataran parkir dan jalan-jalan diantara gedung-gedung di komplek LIPI Bandung yang cukup luas indikator kapasitas baterai menunjukan angka dalam persen yang berkurang. Akhirnya jadi bertanya, kapan mesin bakarnya 160cc empat langkahnya akan menyala?

Tapi sayangnya seperti dijelaskan diatas, karena ada penyempurnaan softwarenya tadi, mesin bakar 160 cc dengan generator 1 fase AC 2,2kVA tidak menyala. “Seperti djelaskan tadi, kita memang sedang melakukan penyempurnaan dengan mencari timing paling tepat kapan mesin bakar itu nyala pada controllernya,” ungkap pria Bugis yang mengaku risetnya tidak akan berhenti.

Spesifikasi

Motor : 3-Phase Induction Motor
Nominal Voltage : 72 VAC
Peak Power : 43 HP
Peak Torque : 129 Nm
Max Speed : 80 km/h
Controller : 72V/550A
Engine : 160 cc
Generator : 1 fase AC 2,2kVA
Battery Pack : SLA-Deep Cycle 6V / 220 Ah

Penulis/Foto:Popo/Yosi

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More