Persediaan bahan bakar minyak yang semakin tipis dan dampak buruknya bagi lingkungan mendorong pemikiran untuk merancang jenis transportasi baru. Mobil listrik pun hadir sebagai alternatif transportasi ramah lingkungan untuk masa depan.
Sesuai namanya, mobil listrik menggunakan listrik sebagai sumber energi. Oleh karena itu, kendaraan ini meniadakan atau setidaknya mengurangi kebutuhan BBM.
Di Yogyakarta, perancangan mobil listrik ini salah satunya ditekuni oleh mahasiswa Fakultas Teknik dan Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Yogyakarta sejak 2009. Mereka ialah Brilian Prasetyo (21), Yuni Nurviana (20), Essy Purwaningtyas (20), Rizki Edi Juwanto (21), Tafakur (21), dan Nirmala Yoga P (21).
Penelitian tahun ini menghasilkan prototipe mobil listrik dengan efisiensi lebih baik daripada sebelumnya. Prototipe mobil listrik yang disebut Bogi Power Car ini juga mampu meraih juara umum dalam Kompetisi Mobil Listrik Indonesia 2010 di Politeknik Negeri Bandung, 19-21 November. Juara umum kedua kompetisi tahunan itu ditempati Politeknik Negeri Bandung diikuti Politeknik Caltex Riau pada juara umum ketiga.
Bogi Power Car berbentuk seperti mobil-mobilan mainan anak-anak. Bahannya fiber sehingga bobot sangat ringan. Kendaraan ini mampu menempuh jarak 46 kilometer dengan energi dari aki 40 ampere, 48 volt. Daya yang dihasilkan mencapai tujuh tenaga kuda dengan kecepatan maksimal 50 km per jam di lintasan lurus.
Brilian menuturkan, rancangan mesin Bogi Power Car mengadaptasi sepeda motor listrik yang banyak beredar di Indonesia. ”Kami hanya melakukan sejumlah inovasi supaya tenaganya bisa besar dan efisiensi meningkat,” katanya di Yogyakarta, Selasa (23/11).
Aman dikendarai
Perancangan dimulai sekitar setahun lalu dengan biaya pembuatan Rp 9,5 juta. Salah satu inovasi terbaru adalah penggunaan motor DC tanpa sikat yang mampu meningkatkan efisiensi dengan mengurangi arus listrik yang terbuang. Inovasi juga dilakukan pada sudut tikungan optimal serta pengaturan kendali. Hasilnya, motor listrik yang bertenaga lebih besar dan cukup aman dikendarai.
Penggantian mobil BBM dengan mobil listrik dalam jumlah besar juga akan meredam laju pemanasan global yang dituding telah mengakibatkan banyak bencana alam beberapa waktu terakhir ini. Penggunaan mobil listrik juga sangat menguntungkan masyarakat karena murah, ramah lingkungan, dan lebih bersahabat sebab suaranya tidak berisik.
Nirmala mengatakan, meski di Indonesia perancangan masih dalam bentuk prototipe, penerapan mobil listrik di masyarakat sebenarnya sudah memungkinkan. Desain dan adaptasi mesin untuk kebutuhan nyata dapat dibuat dengan mudah. Di Jepang dan beberapa negara Eropa, misalnya, mobil listrik mulai digunakan.
Di Indonesia, penggunaan mobil listrik terkendala belum tersedianya infrastruktur yang mendukung. ”Kalau mau memasyarakat, setidaknya harus dibangun dulu stasiun-stasiun pengisian listrik untuk bahan bakarnya,” katanya.
Pemerintah juga perlu mendorong industri untuk memproduksi mobil listrik, bengkel, serta suku cadangnya. Namun, hingga kini belum ada kebijakan ke arah itu. (IRE)
• KOMPAS
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.