Program pengembangan N219 adalah program nasionalBandung □ Program pengembangan pesawat N219 membutuhkan tim kerja yang cukup besar antara pihak pemerintah yang diwakili Lapan dengan pihak industri yang diwakili PT Dirgantara Indonesia (PT.DI). Perbedaan ‘budaya’ antara pemerintah dan industri pasti akan terjadi. Untuk itu, perlu dibangun kekompakan untuk mencapai tujuan bersama. Hal itu disampaikan oleh Kepala Lapan Thomas Djamaluddin dalam rangkaian acara kunjungan ke PT.DI, Bandung, Jawa Barat, pada Senin (28/4).
“Lapan melalui Pusat Teknologi Penerbangan mudah-mudahan bisa menyerap banyak ilmu dari PT.DI. Di samping juga kita tetap berjalan pada norma-norma dan aturan-aturan yang ada. Saling kepercayaan diperlukan, tetapi saling koreksi juga perlu,” Thomas menjelaskan.
Thomas berharap, N219 tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan transportasi udara nasional untuk daerah terpencil, tetapi bagi Lapan secara khusus N219 diharapkan membangun para engineer tangguh yang akan mengibarkan industri pesawat terbang di Indonesia.
“Saat ini memang kemampuan litbangnya masih kecil sekali, oleh karenanya Lapan belajar langsung bersama PT DI mengerjakan N219. Pada saatnya nanti mudah-mudahan litbang dapat berperan besar, sehingga industri itu hanya berkonsentrasi pada produksi,” ujar Thomas.
Total engineer yang terlibat dalam pengembangan N219 sebanyak 150 orang, termasuk 28 peneliti dari Pusat Teknologi Penerbangan Lapan. Mereka dipusatkan di lantai 3 Gedung Pusat Teknologi PT.DI yang merupakan lantai khusus design center N219. Jika digabung dengan unit flight simulator, sales mock-up dan produksi maka jumlah yang terlibat dalam N219 sebanyak 300 orang.
“Seperti layaknya konsep design center, diharapkan para designer bisa berkomunikasi, berdiskusi, dan juga menghasilkan produk yang terintegrasi. Kita tahu bahwa tim ini terdiri dari banyak komponen, ada teman-teman PT DI yang lama, ada generasi baru, ada juga teman-teman dari Lapan. Terlepas apapun, kita bergabung bersama, kita punya satu misi, yaitu menyelesaikan rancang bangun dari N219,” ujar Direktur Teknologi dan Pengembangan PT.DI Andi Alisyahbana.
Andi menambahkan, program pengembangan N219 adalah program nasional yang akan dipimpin oleh Lapan dan ada tiga misi N219 yang harus dicapai. Misi pertama ialah mempersiapkan N219 sebagai pesawat nasional yang bisa mendukung penerbangan perintis. Misi kedua ialah N219 bisa berkiprah di industri penerbangan terutama dengan memiliki local content yang relatif tinggi, sehingga ketergantungan kepada teknologi luar negeri berkurang. “Kemudian misi yang ketiga, jangan lupa bahwa N219 adalah wahana untuk berlatih bagi kita semua untuk kembali mampu merakit, merancang, membangun pesawat terbang, setelah N250 pada dekade 90-an,” kata Andi.
Selain itu, Andi memotivasi agar tim N219 menjadi development engineer (insinyur pengembangan) yang harus mengembangkan suatu inovasi dan mengembangkan apa yang bisa dibangun oleh bangsa kita sendiri. “Kita harus berani merancang bangun, berani melakukan analisa, berani melihat sesuatu yang baru, dan berani mengimplementasikannya pada suatu desain yang brilian. Karena hanya dengan keberanian itulah kita bisa belajar, kita bisa mencoba,” Andi memotivasi.
Pada rangkaian acara tersebut, Kepala Program N219 Budi Sampurno menyampaikan progress report pengembangan pesawat N219. Menurutnya, pekerjaan pengadaan sales mock-up N219 ditargetkan selesai pada September 2014. Sedangkan untuk engineering flight simulator, drop test dan komponen utama ditagetkan selesai pada Desember 2014. Target yang akan dicapai paling lambat Mei 2014 ialah penyelesaian pembuatan dokumen desain tahap 1 yang terdiri dari dokumen 3D Design Structure, System & Interior (75%), serta Configuration Design & Analysis Document, Flight Physic Document, Structure Document, System & Propulsion Document, Reliability, Maintenability & Safety Document (83%).
“Kami harapkan teman-teman bekerja sama baik dengan engineer dari lapan maupun dengan engineer PT.DI untuk menyukseskan schedule. Kalau dari sisi kemampuan saya sangat yakin bahwa teman-teman pasti bisa mewujudkan pesawat ini. Tapi dari sisi schedule itu yang harus teman-teman lihat, bagaimana target-target yang sudah dibuat oleh Pak Palmana dan Pak Alfanto ini bisa dipenuhi dengan aktif,” Budi menegaskan.
Dalam acara kunjungan tersebut, Thomas Djamaluddin dan jajaran pejabat pendamping dari Lapan meninjau fasilitas hanggar produksi dan fixed wing milik PT.DI. Tinjauan dipimpin langsung oleh Andi Alisyahbana didampingi oleh jajaran pejabat pendamping dari PT.DI. Acara kunjungan kemudian diakhiri dengan seremonial ‘potong tumpeng’ dan doa bersama.N219 dan INCAS Tampil di Pameran Perencanaan Pembangunan Nasional Lapan ikut dalam pameran Perencanaan Pembangunan Nasional. Pameran berlangsung pada 29 hingga 30 April di Hotel Bidakara, Jakarta.
Dalam pameran tersebut, Lapan menampilkan miniatur model pesawat N219 dan Indonesian National Carbon Accounting System (INCAS).
INCAS adalah sistem untuk menghitung emisi gas rumah kaca dari sektor yang berbasis lahan di seluruh wilayah Indonesia. Hasil dari sistem ini yaitu informasi mengenai perubahan penutupan lahan.
Dengan informasi itu, maka emisi gas rumah kaca dapat dihitung. Sistem ini merupakan kerja sama pemerintah Indonesia dengan Australia Forest Carbon Partnership (IAFC) untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam membuat sistem pengurangan emisi karbon yang signifikan dan efektif.
N219 adalah pesawat perintis berpenumpang 19 orang. Pesawat yang didesain oleh Lapan ini nantinya akan diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia (DI). N219 memiliki banyak potensi bagi pembangunan wilayah Indonesia. Selain sebagai transportasi penumpang, pesawat ini juga berpotensi sebagai angkutan evakuasi medis, patroli dan pengawasan, dan transportasi kargo.
Ukurannya yang kecil akan menjadikan pesawat ini cocok bagi transportasi di pulau-pulau kecil dan wilayah pegunungan di Indonesia. Selain itu, pesawat ini dapat terbang dengan landasan pendek sehingga tidak memerlukan bandara besar. N219 nantinya akan menjadi sarana untuk meningkatkan perekonomian di wilayah terpencil Indonesia.
Pameran ini bertema Melanjutkan Reformasi Pembangunan bagi Percepatan Pembangunan yang Berkeadilan. Pameran ini merupakan sarana untuk mensosialisasikan keberhasilan yang dilakukan secara inovatif oleh para pemangku kepentingan nasional.
Pameran dibagi menjadi empat subtema. Subtema tersebut yaitu Penyiapan Landasan Pembangunan yang kokoh, Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan, Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia dan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dan Pemerataan Pembangunan Wilayah. Dalam pameran tersebut, Lapan tergabung dalam subtema kedua yang mencakup isu percepatan pembangunan infrastruktur.
Prabowo Bahas Pertahanan hingga Krisis Gaza
-
* Sambangi PM Inggris Keir Starmer**Presiden Indonesia Prabowo Subianto
(kanan) menemui PM Inggris Keir Starmer di London. (Foto/via Kedutaan Besar
Inggr...
12 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.