PT Dahana sudah punya masterplan sampai dengan tahun 2025 Subang ☆ Industri otomotif di dalam negeri masih mengimpor 100% bahan peledak ringan untuk keperluan pembuatan airbag (kantung udara) sebagai alat keselamatan di kendaraan. Kondisi ini lah yang membuat Chief Executive Officer (CEO) PT Dahana (Persero) Dahana Harry Sampurno ingin membuat dan memasok bahan peledak ringan untuk industri otomotif.
Dahana saat ini memproduksi bahan peledak untuk keperluan industri seperti pertambangan dan militer. BUMN yang bermarkas di Subang, Jawa Barat ini memiliki rencana jauh lebih besar hingga 10 tahun ke depan.
Rencananya Dahana akan masuk ke produk bahan peledak generasi yang lebih maju. Produk ini akan dikembangkan pada pabrik Dahana di area energetic material center, Subang, Jawa Barat.
"Kita sudah punya masterplan sampai dengan tahun 2025. Impiannya kenapa ini bukan namanya bahan peledak. Impian kita membuat energetic material center. Impiannya ke sana. Jadi beyond explosive atau di atasnya bahan peledak,” kata Harry kepada detikFinance di Pabrik Dahana di Subang, Jawa Barat akhir pekan lalu.
Sebagai wujudnya, produk yang dikembangkan pada area energetic material center seluas 600 hektar seperti bom untuk keperluan industri otomotif. Bahan peledak ringan bisa mengaktifkan airbag saat terjadi kecelakaan mobil.
“Tahu mobil ada airbag-nya. Airbag itu dari bahan peledak. Kita ingin masuk ke sana,” jelasnya.
Saat ini, Indonesia belum memiliki teknologi pembuatan bahan peledak ringan untuk airbag, namun secara pasar potensi sangat menjanjikan bagi Dahana.
"Kita masih impor. Karena kita nggak pernah pakai. Itu airbag semua pakai Toyota, Mazda. Nggak ada di sini, semua impor,” katanya.
Pada area pabrik di Subang tersebut, Dahana hingga tahun 2025 juga berencana meluncurkan bom khusus untuk proses pengelasan rel kereta. Dengan bom tersebut, sambungan rel kereta bisa menyatu tanpa ada celah yang mampu menimbulkan suara atau getaran saat kereta melintas.
“Bahan peledaknya taruh di tengah terus diledakkan. Langsung nyambung. Itu advance yang akan datang,” paparnya.
Selain itu, untuk menciptakan teknologi hujan buatan bisa memakai bahan peledak. “Bikin hujan buatan. Bukan nebar-nebarin lagi. Kita nanti pakai bahan peledak. Itu yang advance jadi bukan hanya untuk militer,” jelasnya.
Dahana terus mempersiapkan diri dan terus berbenah secara bertahap, karena sebuah peralatan hebat tidak dihasilkan dalam waktu singkat. Perlu ada penyempurnaan yang tidak sebentar.
“Kita pelan-pelan makanya kita punya masterplan sampai 2025. Apa untuk militer, komersial. Kita maju pelan-pelan,” sebutnya.
Dahana saat ini memproduksi bahan peledak untuk keperluan industri seperti pertambangan dan militer. BUMN yang bermarkas di Subang, Jawa Barat ini memiliki rencana jauh lebih besar hingga 10 tahun ke depan.
Rencananya Dahana akan masuk ke produk bahan peledak generasi yang lebih maju. Produk ini akan dikembangkan pada pabrik Dahana di area energetic material center, Subang, Jawa Barat.
"Kita sudah punya masterplan sampai dengan tahun 2025. Impiannya kenapa ini bukan namanya bahan peledak. Impian kita membuat energetic material center. Impiannya ke sana. Jadi beyond explosive atau di atasnya bahan peledak,” kata Harry kepada detikFinance di Pabrik Dahana di Subang, Jawa Barat akhir pekan lalu.
Sebagai wujudnya, produk yang dikembangkan pada area energetic material center seluas 600 hektar seperti bom untuk keperluan industri otomotif. Bahan peledak ringan bisa mengaktifkan airbag saat terjadi kecelakaan mobil.
“Tahu mobil ada airbag-nya. Airbag itu dari bahan peledak. Kita ingin masuk ke sana,” jelasnya.
Saat ini, Indonesia belum memiliki teknologi pembuatan bahan peledak ringan untuk airbag, namun secara pasar potensi sangat menjanjikan bagi Dahana.
"Kita masih impor. Karena kita nggak pernah pakai. Itu airbag semua pakai Toyota, Mazda. Nggak ada di sini, semua impor,” katanya.
Pada area pabrik di Subang tersebut, Dahana hingga tahun 2025 juga berencana meluncurkan bom khusus untuk proses pengelasan rel kereta. Dengan bom tersebut, sambungan rel kereta bisa menyatu tanpa ada celah yang mampu menimbulkan suara atau getaran saat kereta melintas.
“Bahan peledaknya taruh di tengah terus diledakkan. Langsung nyambung. Itu advance yang akan datang,” paparnya.
Selain itu, untuk menciptakan teknologi hujan buatan bisa memakai bahan peledak. “Bikin hujan buatan. Bukan nebar-nebarin lagi. Kita nanti pakai bahan peledak. Itu yang advance jadi bukan hanya untuk militer,” jelasnya.
Dahana terus mempersiapkan diri dan terus berbenah secara bertahap, karena sebuah peralatan hebat tidak dihasilkan dalam waktu singkat. Perlu ada penyempurnaan yang tidak sebentar.
“Kita pelan-pelan makanya kita punya masterplan sampai 2025. Apa untuk militer, komersial. Kita maju pelan-pelan,” sebutnya.
★ detik
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.