Chem E Car mengajukan dua mobil bernama Rhino dan NayakaTim Chem-E-Car UI bersama Prototipe Rhino (mobil warna merah) dan Nayaka (Bisnis)
Jakarta □ Konsep mobil ramah lingkungan terus digalakkan. Sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia, merancang mobil energi reaksi kimia. Sumber energi untuk prototipe mobil ramah lingkungan itu digagas oleh sekelompok mahasiswa Departemen Teknik Kimia UI. "Tujuan mengembangkan prototipe mobil ramah lingkungan dan biaya mungkin," kata Ketua Chem E Car UI 2014 Andreas seperti yang dikutip dari laman ui.ac.id, Senin, 12 Mei 2014.
Kelompok mahasiswa tersebut menamakan diri sebagai Chem E Car, kependekkan dari Chemical Engineering Car UI. Dibentuk untuk mengikuti kompetisi pembuatan prototipe mobil dengan memanfaatkan reaksi kimia. Chem E Car mengajukan dua mobil bernama Rhino dan Nayaka. Kedua prototipe mobil diajukan dari empat mobil yang dikembangkan.
Mobil Rhino merupakan electric car yang memanfaatkan zat hidrogen peroksida, tembaga, dan magnesium sebagai elektroda untuk menghasilkan listrik. Gas yang dihasilkan oleh reaksi kimia akan ditampung dan dialirkan untuk menggerakkan mobil.
Sedangkan mobil Nayaka merupakan pressure car yang digerakkan dengan tekanan yang dihasilkan dari gas. Gas oksigen yang dihasilkan dari reaksi hidrogen peroksida dengan kalium permanganat akan menekan vessel dan menghasilkan tekanan hingga 10 bar. Dengan idenya, tim Rhino berhasil menempati peringkat 5 disusul tim Nayaka yang berada di peringkat 6.
Pada 2013 tim ini telah mengikuti kompetisi di Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) dengan membawa mobil bernama Altair dan meraih peringkat 5. Mobil Altair memakai sumber energi kimia dengan bahan alumunium dan oksigen dari udara.
Kriteria penilaian kompetisi di ITS di antaranya meliputi desain mobil, sifat ramah lingkungan, dan sistem kerja mobil. Dalam kompetisi tersebut, peserta juga mempertarungkan kecepatan mobil. Kelebihan prototipe mobil rancangan mahasiswa UI adalah sifatnya yang tidak menimbulkan polusi. Hal tersebut disebabkan oleh proses kerjanya yang tidak melalui proses pembakaran melainkan memanfaatkan tekanan yang dihasilkan oleh gas.
Haris, anggota Chem E Car UI mengakui, masih banyak zat yang melimpah dan dapat dikembangkan sebagai bahan bakar alternatif. Lebih lanjut, klub tersebut menargetkan dapat mengikuti kompetisi di tingkat internasional pada 2015. Mereka juga berencana terus mengembangkan mobil rancangannya, antara lain dengan menggunakan sensor cahaya. "Harapannya jadi tantangan buat kita, agar nggak selamanya bergantung sama bahan bakar fosil terus. Bahan bakar dari fosil bisa kita reduksi juga penggunaannya," kata Haris.
Klub yang pertama kali dibentuk pada 2012 ini didirikan atas inisiatif dari mahasiswa Departemen Teknik Kimia angkatan 2008 ini untuk mengembangkan energi baru. Hal ini dikarenakan pengembangan energi terbarukan menjadi solusi menipisnya sumber daya alam. Salah satu alternatif pengganti bahan bakar minyak adalah dengan menggunakan reaksi kimia sebagai sumber tenaga.
Prabowo Bahas Pertahanan hingga Krisis Gaza
-
* Sambangi PM Inggris Keir Starmer**Presiden Indonesia Prabowo Subianto
(kanan) menemui PM Inggris Keir Starmer di London. (Foto/via Kedutaan Besar
Inggr...
12 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.