Ambon memiliki rahasia kekayaan biota laut yang menjadi daya tarik ilmiah Kepala LIPI, Lukman Hakim (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Ambon ★ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meningkatkan penelitian kelautan terutama di wilayah Indonesia timur dengan mengubah status Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Konservasi Biota Laut (BKBL) Ambon menjadi Pusat Penelitian Laut Dalam.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lukman Hakim di Ambon, Selasa, mengatakan saat ini upaya penambahan sumber daya manusia mulai dari peneliti hingga tenaga administrasi dilakukan guna memperkuat Pusat Penelitian Laut Dalam Ambon.
Selain itu, LIPI kini giat membenahi sarana dan prasarana. Berbagai program penelitian digencarkan untuk meningkatkan kembali penelitian di wilayah Maluku dan sekitarnya.
Awalnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kelautan telah mendorong mantan Presiden Soekarno mencanangkan Ambon sebagai tempat membangun Institut Oseanografi terbesar di Asia Tenggara yang saat itu mendapat bantuan Rusia. Namun rencana tersebut terhenti saat peristiwa G 30 S (Gerakan 30 September).
Guna melanjutkan rencana yang sempat tertunda itu, LIPI membangun Stasiun Penelitian Ambon (SPA) pada 1971 yang kemudian dapat tumbuh cukup pesat, baik fisik, sumber daya manusia, kelembagaan maupun program penelitian dan menjadi Balai Penelitian Sumber Daya Laut setingkat Eselon III di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI hingga 1998.
Namun tragedi 1999 kembali mengubah cita-cita.
Kepala UPT BKBL LIPI Ambon Augy Syahalaitua mengatakan Ambon memiliki rahasia kekayaan biota laut yang menjadi daya tarik ilmiah.
"Perairan Ambon dan Maluku telah menyumbang koleksi ilmiah dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pengetahuan kelautan dunia," ujarnya.
Kawasan timur Indonesia didominasi oleh lautan yang luas dan dalam. Selain pemanfaatan sumber daya nonhayati yang tersimpan di dasar laut yang belum maksimal, sumber daya alam yang tersembunyi di dasar laut juga belum tersentuh.
Ambon ★ Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meningkatkan penelitian kelautan terutama di wilayah Indonesia timur dengan mengubah status Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Konservasi Biota Laut (BKBL) Ambon menjadi Pusat Penelitian Laut Dalam.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lukman Hakim di Ambon, Selasa, mengatakan saat ini upaya penambahan sumber daya manusia mulai dari peneliti hingga tenaga administrasi dilakukan guna memperkuat Pusat Penelitian Laut Dalam Ambon.
Selain itu, LIPI kini giat membenahi sarana dan prasarana. Berbagai program penelitian digencarkan untuk meningkatkan kembali penelitian di wilayah Maluku dan sekitarnya.
Awalnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kelautan telah mendorong mantan Presiden Soekarno mencanangkan Ambon sebagai tempat membangun Institut Oseanografi terbesar di Asia Tenggara yang saat itu mendapat bantuan Rusia. Namun rencana tersebut terhenti saat peristiwa G 30 S (Gerakan 30 September).
Guna melanjutkan rencana yang sempat tertunda itu, LIPI membangun Stasiun Penelitian Ambon (SPA) pada 1971 yang kemudian dapat tumbuh cukup pesat, baik fisik, sumber daya manusia, kelembagaan maupun program penelitian dan menjadi Balai Penelitian Sumber Daya Laut setingkat Eselon III di bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI hingga 1998.
Namun tragedi 1999 kembali mengubah cita-cita.
Kepala UPT BKBL LIPI Ambon Augy Syahalaitua mengatakan Ambon memiliki rahasia kekayaan biota laut yang menjadi daya tarik ilmiah.
"Perairan Ambon dan Maluku telah menyumbang koleksi ilmiah dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pengetahuan kelautan dunia," ujarnya.
Kawasan timur Indonesia didominasi oleh lautan yang luas dan dalam. Selain pemanfaatan sumber daya nonhayati yang tersimpan di dasar laut yang belum maksimal, sumber daya alam yang tersembunyi di dasar laut juga belum tersentuh.
★ Antara
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.