Dulu Angkatan Laut RI Ditakuti, Sekarang Diremehkan KCR40 Palindo (Silep04)
Jakarta ★ Siang ini, Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun membuka pameran Inamarine 2014 yang bersamaan dengan pembukaan pameran Inagreentech 2014 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (13/05/2014).
Saat membuka acara, Alex mencoba membandingkan kondisi dunia kemaritiman Indonesia saat ini dengan era Presiden Soekarno dulu. Hasilnya dunia kemaritiman di Indonesia banyak mengalami kemunduran.
"Tahun 1953 saat meresmikan Institut Angkatan Laut, Soekarno berpidato usahakan agar kita menjadi bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya bukan sekedar menjadi jongos-jongos kapal, tetapi bangsa pelaut yang mempunyai armada, mempunyai militer dan menantang gelombang laut itu sendiri. Pandangan politik Soekarno tentang kemaritiman adalah yang terhebat," kata Alex.
"Hasilnya dulu angkatan laut kita ditakuti di dunia angkatan laut kita, sekarang kita diremehkan negara lain," tegasnya.
Kondisi mundurnya dunia kemaritiman Indonesia menjadi pelajaran dan tantangan yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah mendatang.
"Pertama semua orang di dunia dan tukang becak tahu Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia. Semua tidak menyangkal itu. Kesadaran politik kita yang tidak ada tentang dunia kemaritiman ini. Jadi pada 2014 semua orang bicara siapa sih pemimpin bangsa ini. Sampaikan kepada Jokowi dan Prabowo dan siapapun pemimpin, pemimpin negara yang tidak berfokus pada kemaritiman pemimpin yang melecehkan kondisi obyektif bangsa," tuturnya.
Ia bahkan tidak ragu menantang siapapun calon presiden agar keinginan dan cita-citanya yaitu dunia kemaritiman bisa dikedepankan sebagai identitas bangsa Indonesia.
"Daratan kita secuil lautannya seabrek-abrek. Mari kita berdebat siapapun yang mau menantang pernyataan saya," jelasnya.Dari Kapal Hingga Garam Kita Impor Kapal SAR produksi Lokal
Indonesia nyatanya bangsa yang tidak terlepas dari impor. Di sektor kemaritiman saja, Indonesia sampai saat ini masih rutin mengimpor kapal hingga garam.
Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun saat membuka pameran Inamarine 2014 yang bersamaan dengan pembukaan pameran Inagreentech 2014 di Jakarta International Expo, Kemayoran Jakarta, Selasa (13/05/2014).
"Bikin kapal di dalam negeri lebih mahal dibandingkan impor, makanya kita impor terus. Garam juga sama walaupun kita punya lahan garam cukup besar di NTB (Nusa Tenggara Barat) dan Surabaya kita lebih suka impor. Kalau begini terus you're killing me softly," kata Alex.
Selain sektor kemaritiman, secara umum kegiatan importasi masih rutin dilakukan Indonesia untuk menggenjot peningkatan produktifitas industri dan mengangkat pertumbuhan ekonomi.
"Tiga tahun berturut-turut pertumbuhan industri kita di atas pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan industri yang sehebat itu tetapi membawa bencana dan tidak berkualitas. Bahayanya kita masih impor 90% bahan baku, bahan penolong dan bahan modal. Semakin genjot industri semakin banyak impornya," imbuhnya.
Cara ini dinilainya membahayakan kondisi bangsa Indonesia. Pasalnya dengan kegiatan rutinitas impor yang terjadi setiap tahun maka ketergantungan Indonesia dengan negara lain cukup besar.
"Kehidupan kita masih ditentukan bangsa lain. Kalau mereka mau membunuh kita ya sudah setop saja untuk ekspor ke kita biar kita mati. Kita harus provokasi calon presidennya dan kita harus cuci otaknya. Jangan tinggal diam buat pernyataan yang menghentakan publik dan melihat data yang faktual dan rasional agar mampu memformulasikan kebijakan kemaritiman," cetusnya.(wij/dnl)
Jakarta ★ Siang ini, Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun membuka pameran Inamarine 2014 yang bersamaan dengan pembukaan pameran Inagreentech 2014 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (13/05/2014).
Saat membuka acara, Alex mencoba membandingkan kondisi dunia kemaritiman Indonesia saat ini dengan era Presiden Soekarno dulu. Hasilnya dunia kemaritiman di Indonesia banyak mengalami kemunduran.
"Tahun 1953 saat meresmikan Institut Angkatan Laut, Soekarno berpidato usahakan agar kita menjadi bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya bukan sekedar menjadi jongos-jongos kapal, tetapi bangsa pelaut yang mempunyai armada, mempunyai militer dan menantang gelombang laut itu sendiri. Pandangan politik Soekarno tentang kemaritiman adalah yang terhebat," kata Alex.
"Hasilnya dulu angkatan laut kita ditakuti di dunia angkatan laut kita, sekarang kita diremehkan negara lain," tegasnya.
Kondisi mundurnya dunia kemaritiman Indonesia menjadi pelajaran dan tantangan yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah mendatang.
"Pertama semua orang di dunia dan tukang becak tahu Indonesia negara kepulauan terbesar di dunia. Semua tidak menyangkal itu. Kesadaran politik kita yang tidak ada tentang dunia kemaritiman ini. Jadi pada 2014 semua orang bicara siapa sih pemimpin bangsa ini. Sampaikan kepada Jokowi dan Prabowo dan siapapun pemimpin, pemimpin negara yang tidak berfokus pada kemaritiman pemimpin yang melecehkan kondisi obyektif bangsa," tuturnya.
Ia bahkan tidak ragu menantang siapapun calon presiden agar keinginan dan cita-citanya yaitu dunia kemaritiman bisa dikedepankan sebagai identitas bangsa Indonesia.
"Daratan kita secuil lautannya seabrek-abrek. Mari kita berdebat siapapun yang mau menantang pernyataan saya," jelasnya.Dari Kapal Hingga Garam Kita Impor Kapal SAR produksi Lokal
Indonesia nyatanya bangsa yang tidak terlepas dari impor. Di sektor kemaritiman saja, Indonesia sampai saat ini masih rutin mengimpor kapal hingga garam.
Hal ini diungkapkan Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun saat membuka pameran Inamarine 2014 yang bersamaan dengan pembukaan pameran Inagreentech 2014 di Jakarta International Expo, Kemayoran Jakarta, Selasa (13/05/2014).
"Bikin kapal di dalam negeri lebih mahal dibandingkan impor, makanya kita impor terus. Garam juga sama walaupun kita punya lahan garam cukup besar di NTB (Nusa Tenggara Barat) dan Surabaya kita lebih suka impor. Kalau begini terus you're killing me softly," kata Alex.
Selain sektor kemaritiman, secara umum kegiatan importasi masih rutin dilakukan Indonesia untuk menggenjot peningkatan produktifitas industri dan mengangkat pertumbuhan ekonomi.
"Tiga tahun berturut-turut pertumbuhan industri kita di atas pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan industri yang sehebat itu tetapi membawa bencana dan tidak berkualitas. Bahayanya kita masih impor 90% bahan baku, bahan penolong dan bahan modal. Semakin genjot industri semakin banyak impornya," imbuhnya.
Cara ini dinilainya membahayakan kondisi bangsa Indonesia. Pasalnya dengan kegiatan rutinitas impor yang terjadi setiap tahun maka ketergantungan Indonesia dengan negara lain cukup besar.
"Kehidupan kita masih ditentukan bangsa lain. Kalau mereka mau membunuh kita ya sudah setop saja untuk ekspor ke kita biar kita mati. Kita harus provokasi calon presidennya dan kita harus cuci otaknya. Jangan tinggal diam buat pernyataan yang menghentakan publik dan melihat data yang faktual dan rasional agar mampu memformulasikan kebijakan kemaritiman," cetusnya.(wij/dnl)
★ detik
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.