PERDANA Menteri Papua Nugini (PNG), Peter O’Neill, dan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono akan menyaksikan penandatanganan perjanjian
ekstradisi, perjanjian dasar tentang pengaturan perbatasan,dan
perjanjian angkutan udara. Keduanya akan menyaksikan penandatanganan
tersebut saat Peter O'Neil berkunjung ke Indonesia yang dijadwalkan pada
Senin (17/6) besok.
Hal tersebut diungkapkan Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, dalam situs resmi Sekretariat Kabinet, Minggu (16/6).
O'Neil berkunjung ke Indonesia didampingi Ibu Negara Linda Babao, Menteri Luar Negeri Rimbink Pato dan sejumlah delegasi.
Selain itu, O'Neill juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden SBY guna mendiskusikan peningkatkan hubungan kerja sama dua negara di berbagai bidang. Dalam pertemuan sebelumnya, di sela-sela Bali Democracy Forum, November lalu, kedua kepala pemerintahan itu telah membahas kerja sama di bidang perhubungan udara, Migas, dan kelistrikan.
"Peningkatan kerja sama yang bersifat komprehensif merupakan suatu keniscayaan, terlebih lagi Papua Nugini merupakan satu-satunya negara di kawasan Pasifik yang memiliki perbatasan darat dengan Indonesia,” kata Faizasyah.
Berdasarkan sejarah, hubungan bilateral Indonesia dan PNG terus mengalami peningkatan yang berarti. Itu terlihat dari data nilai perdagangan bilateral periode 2008-2012 yang menunjukkan peningkatan sebesar 36,44 persen.
Beberapa ekspor utama RI ke PNG adalah produk makanan, minuman, komponen otomotif. Kemudian, elektronika, bahan kimia, alat-alat bangunan, dan perlengkapan rumah tangga.
Hal tersebut diungkapkan Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, dalam situs resmi Sekretariat Kabinet, Minggu (16/6).
O'Neil berkunjung ke Indonesia didampingi Ibu Negara Linda Babao, Menteri Luar Negeri Rimbink Pato dan sejumlah delegasi.
Selain itu, O'Neill juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden SBY guna mendiskusikan peningkatkan hubungan kerja sama dua negara di berbagai bidang. Dalam pertemuan sebelumnya, di sela-sela Bali Democracy Forum, November lalu, kedua kepala pemerintahan itu telah membahas kerja sama di bidang perhubungan udara, Migas, dan kelistrikan.
"Peningkatan kerja sama yang bersifat komprehensif merupakan suatu keniscayaan, terlebih lagi Papua Nugini merupakan satu-satunya negara di kawasan Pasifik yang memiliki perbatasan darat dengan Indonesia,” kata Faizasyah.
Berdasarkan sejarah, hubungan bilateral Indonesia dan PNG terus mengalami peningkatan yang berarti. Itu terlihat dari data nilai perdagangan bilateral periode 2008-2012 yang menunjukkan peningkatan sebesar 36,44 persen.
Beberapa ekspor utama RI ke PNG adalah produk makanan, minuman, komponen otomotif. Kemudian, elektronika, bahan kimia, alat-alat bangunan, dan perlengkapan rumah tangga.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.