JAKARTA - Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 240 juta membutuhkan dukungan pembangunan infrastruktur yang cukup besar. Karena itu wajar kebutuhan alat berat untuk mendukung proses pembangunan infrastruktur tersebut sangat tinggi.
Sayangnya, Indonesia belum memiliki sendiri industry alat berat. Salah satu kendalanya adalah minimnya minat peneliti untuk berkontribusi pada industry alat berat.
“Karena kita nggak ada industry alat berat, terpaksa kebutuhan alat berat dalam negeri dipasok dari negara asing,” kata I Wayan Budiastra, Staf Ahli Bidang Transportasi Kemristek.
Karenanya, Kemenristek mengundang peneliti untuk ambil bagian dalam kegiatan penelitian industri alat berat. Dengan demikian mimpi Indonesia memiliki industry alat berat pada 2025 bisa terwujud.
Kementerian Ristek dikatakan Wayan, sebenarnya sudah memberikan ruang kepada peneliti untuk meneliti di bidang ini, namun belum ada proposal yang masuk. “Mungkin karena belum adanya sarana dan prasarana riset alat berat,” lanjutnya.
Kepala Bidang Material dan Peralatam Pusat Pembangunan Sumberdaya Investasi Kementerian Pekerjaan Umum, Yaya Supriyatna, mengatakan bahwa riset industri alat berat masih sangat minim. Kalaupun ada riset yang dihasilkan, sampai saat ini belum diimplementasikan ke dunia industri.
“Padahal untuk membangun industri alat berat di tanah air diperlukan keahlian merekayasa desain yang berbeda dengan yang dibuat orang lain. Perjalanan menuju terbangunnya indusrti alat berat masih cukup panjang,” tuturnya.(faisal)
Sayangnya, Indonesia belum memiliki sendiri industry alat berat. Salah satu kendalanya adalah minimnya minat peneliti untuk berkontribusi pada industry alat berat.
“Karena kita nggak ada industry alat berat, terpaksa kebutuhan alat berat dalam negeri dipasok dari negara asing,” kata I Wayan Budiastra, Staf Ahli Bidang Transportasi Kemristek.
Karenanya, Kemenristek mengundang peneliti untuk ambil bagian dalam kegiatan penelitian industri alat berat. Dengan demikian mimpi Indonesia memiliki industry alat berat pada 2025 bisa terwujud.
Kementerian Ristek dikatakan Wayan, sebenarnya sudah memberikan ruang kepada peneliti untuk meneliti di bidang ini, namun belum ada proposal yang masuk. “Mungkin karena belum adanya sarana dan prasarana riset alat berat,” lanjutnya.
Kepala Bidang Material dan Peralatam Pusat Pembangunan Sumberdaya Investasi Kementerian Pekerjaan Umum, Yaya Supriyatna, mengatakan bahwa riset industri alat berat masih sangat minim. Kalaupun ada riset yang dihasilkan, sampai saat ini belum diimplementasikan ke dunia industri.
“Padahal untuk membangun industri alat berat di tanah air diperlukan keahlian merekayasa desain yang berbeda dengan yang dibuat orang lain. Perjalanan menuju terbangunnya indusrti alat berat masih cukup panjang,” tuturnya.(faisal)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.