blog-indonesia.com

Selasa, 21 Februari 2012

Indofarma Siap Gandakan Kapasitas Produksi Obat Generik

sumber: Azas Tigor Nainggolan/Fakta / obat
Obat generik bisa murah karena tidak ada faktor biaya promosi, kemasan, rantai marketing yang panjang dan lain-lain


Jurnas.com | PT Indofarma Tbk (INAF) telah menyiapkan dana sebesar Rp100 miliar untuk meningkatkan kapasitas produksi obat generik hingga lebih dari dua kali lipat dibanding kapasitas saat ini. Upaya tersebut dilakukan demi persiapan menyongsong diterapkannya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada 2014 mendatang di mana kebutuhan pasar domestik terhadap obat generik diyakini akan melonjak hingga tiga kali lipat. “Dari kapasitas saat ini sekitar 2,3 miliar tablet per tahun, kami mau gandakan hingga ke 4,6 miliar sampai 5 miliar tablet per tahun. Tahap untuk tahun ini baru peremajaan mesin-mesin. Nanti total baru selesai pada akhir 2013, jadi 2014 awal sudah siap produksi,” ujar Direktur Utama Indofarma, Djakfarudin Junus, di Jakarta, Selasa (21/2).

Penambahan kapasitas produksi obat generik dianggap penting, menurut Djakfarudin, lantaran hampir 80 persen kinerja penjualan Indofarma bertumpu pada kinerja sektor bisnis tersebut.

Untuk posisi saat ini, Djakfarudin mengakui, penggunaan obat generik masih cukup rendah di masyarakat Indonesia. Dari keseluruhan jumlah konsumsi obat nasional per tahun, Djakfarudin memperkirakan total penggunaan obat generik baru sebatas delapan persen. “Ini yang juga menjadi tantangan kita semua menyambut diberlakukannya SJSN pada 2014 mendatang. Masyarakat masih enggan menggunakan obat generik karena dipersepsikan sebagai obat murahan. Badahal faktor rendahnya harga tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan kadar kualitas obat generik,” tutur Djakfarudin.

Rendahnya harga tersebut, lanjut Djakfarudin, justru merupakan hasil dari upaya pemerintah agar seluruh masyarakat dapat mengakses obat-obat berkualitas dengan harga yang sesuai tanpa dibebani biaya-biaya tidak perlu, misalnya kemasan premium, biaya promosi dan lain sebagainya. “Masalah ini saya pikir sangat perlu dimengerti oleh masyarakat, bahwa kualitas obat generik sama sekali tidak berbeda dengan obat bermerk. Obat generik bisa murah karena tidak ada faktor biaya promosi, kemasan, rantai marketing yang panjang dan lain-lain. Buat apa bayar mahal untuk kemasan? Masyarakat mau beli khasiat atau kemasan?” tegas Djakfarudin.


Jurnas.com

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More