blog-indonesia.com

Jumat, 17 Februari 2012

Experia Net Label ITB, Promosi Gratis Musik Etnik

Tampilan situs net label Experia.

TEMPO.CO, Bandung
- Mahasiswa Institut Teknologi Bandung, Archie Anugrah, 21 tahun, membuat net label bernama Experia. Tujuannya untuk melestarikan musik etnik Indonesia dan mengenalkan para pemain musiknya ke seluruh dunia lewat Internet. Semuanya dirancang serba gratis. Experia Net Label baru meluncur Januari 2012 di jagat maya.

Menurut Archie, net label itu dibuat sebagai media publikasi musik-musik bernuansa etnik Indonesia serta musik eksperimental. "Net label bukan ide yang baru, tapi yang saya bikin ini khusus musik etnik Indonesia agar tidak diaku orang lain," katanya kepada Tempo, Kamis, 16 Februari 2012.

Situs http://experialabel.wordpress.com buatannya itu berfungsi sebagai wadah penampung. Archie menerima kiriman karya musisi atau kelompok musik etnik Indonesia dalam bentuk suara berformat mp.3. beserta data lengkap identitas pengirimnya. Karya bisa berbentuk sebuah lagu, album, atau kompilasi. Setelah lagu itu dipastikan benar karya pengirim, Archie mengunggahnya di net label. Seluruh proses itu gratis.

"Kalau ada pengunduh yang mau memakainya untuk komersil, tetap harus seizin pemilik karya," katanya. Karena itu, kiriman lagu harus disertai informasi yang jelas hingga nomor kontak orang yang bisa dihubungi. Data lengkap itu juga untuk memudahkan interaksi antarmusisi etnik di Indonesia. "Kalau ada yang butuh pemain suling lagu Sunda atau karinding, misalnya, jadi gampang dia nanti ngontaknya," ujar mahasiswa teknik informatika angkatan 2008 itu.

Namun sejumlah musisi atau kelompok musik etnik yang diajaknya masih ada yang ragu atau enggan. Alasannya, karena lagunya bakal diunduh gratis oleh siapa pun. "Keuntungan uangnya memang tidak ada dari pengunduhan lagu sebab semua gratis," katanya.

Namun orang di seluruh penjuru dunia jadi bisa mengenal musik etnik Indonesia sekaligus para musisinya, sehingga terbuka peluang kerja sama bermusik atau berpentas. Archie mengatakan sosialisasi dan edukasi manfaat net label ini menjadi tantangan berat. Apalagi proyek idealis dan gratis tersebut baru bisa dijalankannya sendiri. Walau begitu, dua kelompok musik etnik asal Bandung dan Malang, Artmoschestra Digital Ethnic, telah bergabung. Album berjudul album Nagara Kretagama United Jilid I berjumlah tujuh lagu sudah bisa diunduh gratis. Pembuat album itu, Redy Eko Prastyo, mengaku tak rugi.

“Saya ingin berbagi ke siapa saja,” katanya. Sebelumnya, ia membuat album itu dalam bentuk cakram padat sebanyak 2.000 keping. Peredarannya pada kalangan terbatas, seperti komunitas musisi etnik dan eksperimental. Sejak diunggah gratis, rekan pemain musik sejenis dari Indonesia dan Inggris, Jerman, serta Amerika menyatakan tertarik dan menanyakan album berikutnya yang segera ia luncurkan. Selain itu, musiknya juga diminati para pembuat film independen dan makin diminta berpentas di sejumlah kota. “Efektif juga buat promosi musik saya,” ujarnya.(ANWAR SISWADI)


TEMPO.CO

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More