SAAB★
Produsen alat pertahanan dan keamanan asal Swedia, Saab AB, membidik kerja sama dengan korporasi Indonesia untuk merealisasi rencananya membangun industri sistem pertahanan. Saab juga berniat menggandeng perguruan tinggi untuk menjajaki kerja sama penelitian dan pengembangan produk berbasis teknologi tinggi.
"Kami tak ingin seperti penjual lain yang datang, pergi, lalu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian," kata Lennart Sindahl, Deputi Chief Executive Officer Saab AB, pada Kamis lalu waktu setempat. Ia mengatakan Saab ingin mengembangkan industri ini bersama-sama dengan perusahaan Indonesia.
Saab AB memang sedang menawarkan pesawat tempur buatannya, yakni Gripen C, Gripen D, dan kelak Gripen NG, kepada Indonesia. Tawaran ini disampaikan menyusul rencana TNI Angkatan Udara mengganti skuadron tempur F-5 Tiger yang uzur. Dalam rencana pengadaan ini, Saab (Gripen) disebut-sebut bersaing dengan Sukhoi (SU-35) dan Lockheed Martin (F-16).
rjan Borgefalk, Vice President Industrial Cooperation Saab AB untuk wilayah Asia-Pasifik, mengaku telah bertemu dengan banyak pihak di Indonesia untuk menjalin peluang kemitraan. Salah satunya dengan Infoglobal, perusahaan avionik yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur, untuk menjajaki kemitraan di bidang pengembangan simulator pesawat tempur.
Saab juga telah menggandeng PT Len Industri, perusahaan pelat merah di bidang elektronika dan teknologi informasi, untuk membangun jaringan keamanan nasional. Adapun untuk keperluan riset, Saab telah berkomunikasi dengan Institut Teknologi Bandung dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Menurut rjan, kerja sama dengan korporasi dan perguruan tinggi dilakukan untuk memastikan adanya alih teknologi. Dia mengklaim program inilah yang membedakan paket penjualan Gripen dan produk lainnya. Saab, katanya, siap melakukan transfer teknologi di semua lini produksi.
Dia mencontohkan kolaborasi Saab dengan perusahaan galangan kapal di Banyuwangi, PT Lundin Industry Invest. Berbekal teknologi Saab dan kapasitas Lundin, kerja sama kedua perusahaan ini pada tahun lalu telah melahirkan kapal cepat rudal antiradar trimaran (tiga lambung).
Duta Besar Indonesia untuk Swedia, Dewa Made Juni Sastrawan, menuturkan, salah satu bentuk kerja sama yang ditawarkan Saab adalah produksi komposit untuk komponen pesawat terbang. "Sekali kita menguasainya, teknologi tersebut bisa diaplikasikan untuk produk lain," kata dia.
Produsen alat pertahanan dan keamanan asal Swedia, Saab AB, membidik kerja sama dengan korporasi Indonesia untuk merealisasi rencananya membangun industri sistem pertahanan. Saab juga berniat menggandeng perguruan tinggi untuk menjajaki kerja sama penelitian dan pengembangan produk berbasis teknologi tinggi.
"Kami tak ingin seperti penjual lain yang datang, pergi, lalu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian," kata Lennart Sindahl, Deputi Chief Executive Officer Saab AB, pada Kamis lalu waktu setempat. Ia mengatakan Saab ingin mengembangkan industri ini bersama-sama dengan perusahaan Indonesia.
Saab AB memang sedang menawarkan pesawat tempur buatannya, yakni Gripen C, Gripen D, dan kelak Gripen NG, kepada Indonesia. Tawaran ini disampaikan menyusul rencana TNI Angkatan Udara mengganti skuadron tempur F-5 Tiger yang uzur. Dalam rencana pengadaan ini, Saab (Gripen) disebut-sebut bersaing dengan Sukhoi (SU-35) dan Lockheed Martin (F-16).
rjan Borgefalk, Vice President Industrial Cooperation Saab AB untuk wilayah Asia-Pasifik, mengaku telah bertemu dengan banyak pihak di Indonesia untuk menjalin peluang kemitraan. Salah satunya dengan Infoglobal, perusahaan avionik yang berbasis di Surabaya, Jawa Timur, untuk menjajaki kemitraan di bidang pengembangan simulator pesawat tempur.
Saab juga telah menggandeng PT Len Industri, perusahaan pelat merah di bidang elektronika dan teknologi informasi, untuk membangun jaringan keamanan nasional. Adapun untuk keperluan riset, Saab telah berkomunikasi dengan Institut Teknologi Bandung dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Menurut rjan, kerja sama dengan korporasi dan perguruan tinggi dilakukan untuk memastikan adanya alih teknologi. Dia mengklaim program inilah yang membedakan paket penjualan Gripen dan produk lainnya. Saab, katanya, siap melakukan transfer teknologi di semua lini produksi.
Dia mencontohkan kolaborasi Saab dengan perusahaan galangan kapal di Banyuwangi, PT Lundin Industry Invest. Berbekal teknologi Saab dan kapasitas Lundin, kerja sama kedua perusahaan ini pada tahun lalu telah melahirkan kapal cepat rudal antiradar trimaran (tiga lambung).
Duta Besar Indonesia untuk Swedia, Dewa Made Juni Sastrawan, menuturkan, salah satu bentuk kerja sama yang ditawarkan Saab adalah produksi komposit untuk komponen pesawat terbang. "Sekali kita menguasainya, teknologi tersebut bisa diaplikasikan untuk produk lain," kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.