Laporan dari Hainan Presiden Jokowi dan PM Belanda Mark Rutte (Laily/Setpres)★
Begitu tiba di Hainan, Tiongkok, Presiden Joko Widodo langsung menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. Jokowi minta agar rencana proyek prestisius bernama National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau Giant Sea Wall bisa diteruskan.
"Pembangunan Giant Sea Wall saya minta dilanjutkan perencanaannya sehingga nanti bisa dikonkretkan dalam sebuah pelaksanaan pembangunan," kata Jokowi di Hotel MGM Grand Sanya, Hainan, Tiongkok, Jumat (27/3/2015).
Menurut Jokowi, rencana proyek tanggul laut raksasa berbentuk burung garuda itu bisa diteruskan lebih detil. Jika sudah ada studi detilnya, barulah pemerintah bisa memutuskan kelanjutan wacana itu.
"Dalam kalkulasi dengan Bappenas dan DKI," lanjut Jokowi.
Jokowi sendiri tidak terlalu suka dengan adanya MoU untuk perencanaan ini. Yang paling penting adalah perencanaan detil sehingga bisa secepatnya diputuskan.
"Kalau saya sih nggak senang MoU-MoU yah, yang penting perencanaan ada, diputuskan dilaksanakan," tandasnya.
Berdasarkan dokumen National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)/Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN), pembangunan tanggul raksasa di utara Jakarta dibuat dalam 3 tahap:
★ Pertama atau tahap A, yaitu penguatan garis pantai Jakarta sudah dimulai pada tahun 2014. Rencananya dilakukan hingga 2018 atau 4 tahun ke depan.
Pada fase ini mencakup penguatan tanggul dan pemasangan stasiun pompa. Total investasinya mencapai US$ 1,9 miliar.
★ Kedua atau tahap B, pembangunan tanggul laut luar dan reklamasi laut (pulau buatan) seluas 1.250 hektar hingga 4.000 hektar pada periode 2018-2022. Pada fase ini juga akan dikembangkan jalan tol dari Tangerang dan Bekasi. Termasuk pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dari pusat kota ke Jakarta.
Pada fase ini, selain pembangunan tanggul laut luar, juga ada pembangunan stasiun pompa, pintu air, pemindahan jaringan pipa, restorasi hutan bakau dengan perkiraan biaya US$ 4,8 miliar.
★ Ketiga alias tahap C, ini merupakan fase pembangunan tanggul luar di sisi timur Jakarta, namun sampai saat ini belum bisa ditentukan apakah tanggul laut di sisi luar bagian timut diperlukan. Alasannya penurunan muka tanah di kawasan timur masih relatif lambat dan sungai-sungai utama masih mengalir bebas.
Konsep tanggul laut 'Garuda Raksasa' di perairan Teluk Jakarta dianggap sebagai opsi terbaik untuk mencegah Jakarta Utara tenggelam di 2050. Konsep ini banyak punya manfaat seperti adanya tanggul dan waduk raksasa di Teluk Jakarta. Proyek ini sempat digroundbreaking pada 9 Oktober 2014.
Diperkirakan butuh anggaran hingga Rp 500 triliun (pemerintah dan swasta) untuk menyelesaikan proyek ini secepatnya pada 2022 atau paling lambat 2030.
Begitu tiba di Hainan, Tiongkok, Presiden Joko Widodo langsung menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte. Jokowi minta agar rencana proyek prestisius bernama National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau Giant Sea Wall bisa diteruskan.
"Pembangunan Giant Sea Wall saya minta dilanjutkan perencanaannya sehingga nanti bisa dikonkretkan dalam sebuah pelaksanaan pembangunan," kata Jokowi di Hotel MGM Grand Sanya, Hainan, Tiongkok, Jumat (27/3/2015).
Menurut Jokowi, rencana proyek tanggul laut raksasa berbentuk burung garuda itu bisa diteruskan lebih detil. Jika sudah ada studi detilnya, barulah pemerintah bisa memutuskan kelanjutan wacana itu.
"Dalam kalkulasi dengan Bappenas dan DKI," lanjut Jokowi.
Jokowi sendiri tidak terlalu suka dengan adanya MoU untuk perencanaan ini. Yang paling penting adalah perencanaan detil sehingga bisa secepatnya diputuskan.
"Kalau saya sih nggak senang MoU-MoU yah, yang penting perencanaan ada, diputuskan dilaksanakan," tandasnya.
Berdasarkan dokumen National Capital Integrated Coastal Development (NCICD)/Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN), pembangunan tanggul raksasa di utara Jakarta dibuat dalam 3 tahap:
★ Pertama atau tahap A, yaitu penguatan garis pantai Jakarta sudah dimulai pada tahun 2014. Rencananya dilakukan hingga 2018 atau 4 tahun ke depan.
Pada fase ini mencakup penguatan tanggul dan pemasangan stasiun pompa. Total investasinya mencapai US$ 1,9 miliar.
★ Kedua atau tahap B, pembangunan tanggul laut luar dan reklamasi laut (pulau buatan) seluas 1.250 hektar hingga 4.000 hektar pada periode 2018-2022. Pada fase ini juga akan dikembangkan jalan tol dari Tangerang dan Bekasi. Termasuk pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dari pusat kota ke Jakarta.
Pada fase ini, selain pembangunan tanggul laut luar, juga ada pembangunan stasiun pompa, pintu air, pemindahan jaringan pipa, restorasi hutan bakau dengan perkiraan biaya US$ 4,8 miliar.
★ Ketiga alias tahap C, ini merupakan fase pembangunan tanggul luar di sisi timur Jakarta, namun sampai saat ini belum bisa ditentukan apakah tanggul laut di sisi luar bagian timut diperlukan. Alasannya penurunan muka tanah di kawasan timur masih relatif lambat dan sungai-sungai utama masih mengalir bebas.
Konsep tanggul laut 'Garuda Raksasa' di perairan Teluk Jakarta dianggap sebagai opsi terbaik untuk mencegah Jakarta Utara tenggelam di 2050. Konsep ini banyak punya manfaat seperti adanya tanggul dan waduk raksasa di Teluk Jakarta. Proyek ini sempat digroundbreaking pada 9 Oktober 2014.
Diperkirakan butuh anggaran hingga Rp 500 triliun (pemerintah dan swasta) untuk menyelesaikan proyek ini secepatnya pada 2022 atau paling lambat 2030.
★ detik
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.