Penyemprotan Pestisida (Ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Peneliti Fakultas Pertanian Universitas Andalas (Unand) Padang, Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Jamsari, Sp. Mp mengatakan penggunaan pestisida yang berasal dari bakteri (biofungisida) lebih aman dibandingkan pestisida kimia (fungisida) dalam menghambat pertumbuhan jamur patogen(perusak) pada cabai.
"Penggunaan pestisida yang berasal dari mikroorganisme menguntungkan seperti bakteri atau dalam bahasa ilmiah biofungisida lebih unggul dibanding penggunaan pestisida kimia dalam membunuh jamur atau cendawan yang bersifat merusak pada salah satu penyakit cabai yaitu busuk buah," katanya, di Padang, Senin.
Ia menjelaskan, penyakit busuk buah (Anthraknosa) dapat menyerang saat cabai mulai berbuah atau menjelang merah. Penyakit itu disebabkan oleh jamur perusak seperti species Coletotricum capsici, Colletotrichum gleosporides dan Colletotricum gleosporides.
Ia mengatakan, biasanya para petani mewaspadai dan mencegah pertumbuhan jamur tersebut dengan menyemprotkan pestisida kimia dalam bentuk cair, bubuk dan gas ke tumbuhan.
Penyemprotan yang dilakukan secara langsung terhadap tanaman, kata lulusan doktor dari Christian Albrechts Universitas zu Kiel Jerman, dapat berbahaya terhadap lingkungan dan bagi manusia yang mengkonsumsi buah tersebut.
Pestisida kimia yang diseprotkan, menurutnya, merupakan racun pembunuh jamur atau cendawan, apabila terhirup atau terkonsumsi oleh manusia bisa menyebabkan gangguan kesehatan dan pencemaran lingkungan.
Sehubungan dengan itu, kata Jamsari, jurusan Budidaya Pertanian, telah tengah melakukan penelitian dan telah menemukan isolat bakteri menguntungkan yang mampu membunuh dan menghambat pertumbuhan jamur pada buah cabai.
"Hingga kini telah ditemukan 125 isolat bakteri yang teruji secara laboratorium dapat menghambat pertumbuhan jamur pembusuk tersebut," katanya.
Keseluruh bakteri tersebut, katanya,akan diaplikasikan dalam bentuk produk biofungisida seperti yang telah ada yang telah beredar Trichoderma.
Ia menyebutkan, produk Trichoderma yang telah beredar di lapangan, awalnya dikembangkan dengan menumbuhkan bakteri `Trichoderma sp.`
Namun, kata Jamsari yang saat ini menjabat sebagai kepala Laboratorium Bioteknologi dan Pemulihan Tanaman Fakultas Pertanian Unand, Trichoderma pada buah cabai belum efektif digunakan.
"Penelitian akan terus dilakukan untuk menemukan biofungisida yang efektif sehingga mampu dimanfaatkan oleh petani untuk membasmi hama jamur perusak tanaman cabai," katanya.
• Republika
TNI AL Siapkan 80 Unit Maung MV3 Pindad Jadi Kendaraan Dinas
-
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkapkan
bahwa pihaknya menyiapkan 80 unit mobil Maung buatan PT Pindad versi
terakhir, y...
18 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.