blog-indonesia.com

Rabu, 09 Februari 2011

Peneliti Kembangkan Teknologi untuk Robot SAR

Operator robot jarak jauh merasakan sensasi gerakan layaknya ia berada di lokasi robot.

Ke depannya, mobilitas robot akan semakin baik saat bertugas di kawasan bencana. (Antara/ Ismar Patrizki)

VIVAnews
- Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang paling banyak melanda Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Banyak bangunan yang roboh dan menimpa korban yang diperkirakan masih hidup dan menunggu pertolongan.

Namun, kadang kala tim Search and Rescue (SAR) tidak dapat mencapai titik tertentu dan menggunakan robot SAR untuk mencari korban sambil menurunkan risiko jatuhnya korban lain dari tim penyelamat.

Yang jadi masalah, mobilitas robot SAR terbatas. Meski robot sudah dipasangi kamera agar operatornya dapat memantau kondisi sekeliling robot itu dari jarak jauh, tetap saja kadang kaki-kaki robot tersebut tersangkut hingga menghentikan pergerakan yang menghambat proses pencarian korban.

Untuk itu, tim peneliti yang diketuai Abdul Muis dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia menggunakan metode yang disebut sebagai Haptics Tele-operation. Penggunaan metode ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan mobilitas robot SAR.

“Di sini, operator robot penyelamat tidak menggunakan remote control joystick, melainkan perangkat manipulator kecil,” kata Abdul, saat memaparkan hasil risetnya, 9 Februari 2011. “Manipulator kecil itu saling menyelaraskan posisi dengan roda atau kaki robot untuk menggerakkan motor baik pada manipulator dan robot,” ucapnya.

Dengan demikian, kata Abdul, ketika operator menggerakkan manipulator saat memandu pergerakan robot, ia akan merasakan sensasi tertahan jika roda atau kaki robot tersebut tersangkut sesuatu.

“Operator nantinya akan menggerakan manipulator tersebut hingga sensasi tersangkut itu hilang yang berarti kaki robot tersebut juga sudah lepas dari apapun yang menghambatnya,” ucap Abdul. “Teknik ini akan memperbaiki kemampuan mobilitas robot SAR,” ucapnya.

Dari pengujian, robot mampu mengikuti gerakan manipulator dengan selisih pergerakan kurang dari 7 derajat dengan pergerakan yang dilakukan operator jarak jauh, tergantung berapa cepat operator yang bersangkutan menggerakkannya.

Sebagai informasi, selama ini, robot jarak jauh umumnya hanya diprogram untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu yang dipicu oleh joystick remote control. Manuver yang ia lakukan juga dibatasi oleh pilihan gerakan-gerakan yang telah ditanamkan padanya. (hs)


VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More