Jalur Pesawat dan Gambaran Lokasi Jalur Lintasan Roket ☆
Pagi yang heboh di Kecamatan Gili Raja dan Giligenting, Sumenep, Jawa Timur, Senin (26/9/2016). Beberapa benda jatuh dari langit sekitar pukul 10.00 WIB. Warga curiga itu serpihan pesawat. Padahal di situ bukan lintasan pesawat. Jadi apa?
Foto di atas menunjukkan lintasan pesawat komersial. Sumenep yang berada di bawah, memang tak dilintasi. Bandara Juanda memastikan hal itu.
"Sumenep bukan jalur pesawat komersial," kata petugas Administrasi Bandara Juanda Sidoarjo, Herdiono. Kemenhub dan AirNav Indonesia juga menyebut, tidak ada pesawat jatuh di Sumenep.
Mungkinkah pesawat militer? Herdiono mengaku tak tahu. Bisa saja itu terjadi. Namun ia mengaku tak mendapatkan laporan pesawat militer melintas di jalur tersebut.
Benda-benda mencurigakan ditemukan di perairan dan daratan. Bahkan ada yang jatuh di kandang sapi. Beruntung, tidak ada korban jiwa.
Dari foto-foto yang didapatkan detikcom, bentuk, kondisi, dan ukuran benda-benda tersebut bervariasi. Ada yang mirip onderdil mesin, serupa tabung terbungkus plastik. Ada yang hangus, ada yang utuh.
Lokasi jatuhnya benda bukan tempat yang mudah dijangkau dari Sumenep. Sebab lokasi berada di pulau tersendiri. Jadi harus menggunakan menyeberangi perairan.
Sejak menerima laporan, polisi, BPBD, dan pihak-pihak terkait turun ke lokasi. "Belum (tahu). Saya masih di atas, ini di atas kapal," kata Kapolres Sumenep AKBP Josep Ananta Pinora saat dihubungi detikcom, Senin (26/9/2016).
"Saya masih perjalanan," kata kapolres yang baru menjabat ini.
Di Kecamatan Giligenting, terdapat tiga lokasi yang ditemukan serpihan dan benda misterius yang diduga bagian pesawat. Selain benda berbentuk tabung berdiameter 50 cm yang jatuh di kandang sapi, ada juga benda semacam onderdil dan serpihan kecil.
Menurut keterangan Camat Giligenting Yudha Yanuar Bahtiar, warga mendengar suara ledakan di udara dan melihat badan pesawat jatuh ke laut. Namun, ia sendiri tak bisa memastikan apakah benda itu bagian pesawat atau bukan.
Jadi, benda apakah yang berceceran di perairan dan daratan Sumenep? (ugik/try)
Pusat Kendali Angkasa AS Perkuat Dugaan Serpihan di Sumenep dari Roket Falcon 9
Roket Falcon 9 saat membawa satelit JCSAT 16 (Foto: Space X)
Joint Space Operations Center (JSpOC) Amerika Serikat memperkuat dugaan bahwa serpihan benda di Sumenep dari roket Falcon 9. Falcon 9 yang mengantarkan satelit komunikasi milik perusahaan Jepang.
Menurut data JSpOC, badan roket Falcon 9 diperhitungkan memasuki atmosfer bumi kembali pada Senin (26/9) kemarin pada pukul 02.26 UTC atau pukul 09.26 WIB di atas Laut Jawa, seperti dilansir dari spaceflight101.com edisi 26 September 2016.
Final orbit Falcon 9 data dari JSpOC (Spaceflight101/Orbitron)Final orbit Falcon 9 data dari JSpOC (Spaceflight101/Orbitron)
Media khusus yang menyoroti teknologi luar angkasa itu menuliskan, lintasan kembali roket itu seperti yang disampaikan JSpOC, di atas Laut Jawa, tampaknya selaras dan bisa mengkonfirmasi bahwa serpihan itu berasal dari Roket Falcon 9.
Posisi dan waktu kembali sebenarnya hanya berbeda tipis dari data yang diperhitungkan JSpOC. Data JSpOC hanya meleset 3 menit lebih awal dan jatuh di koordinat yang mengarah lebih ke barat dari yang diperkirakan. Koordinat yang diberikan JSpOC setelah serpihan itu ditemukan identik dengan data JSpOC yang diperkirakan 80 menit sebelum kejadian serpihan itu jatuh.
Bagian roket yang jatuh itu setinggi 14 meter, jatuh saat bahan bakar yang bisa menghasilkan api itu sudah habis. Jalur kembalinya bagian roket ini sebelum jatuh di Madura melintasi selatan Afrika, menuju Madagaskar, Samudera Hindia hingga mendekat Indonesia dengan lintasan barat data menuju timur laut. Bagian roket Falcon 9 itu juga sempat melintas di atas Pulau Cocos dan Pulau Christmas sebelum melintas di atas Pulau Jawa, melewati selatan Surabaya sebelum mencapai Madura.
Second Stage Falcon 9 dengan satelit komunikasi (Space X)Second Stage Falcon 9 dengan satelit komunikasi (Space X)
Dua potong serpihan benda yang ditemukan di Madura itu dideskripsikan sebagai tabung silinder sepanjang 150 cm dengan diameter 60 cm, dengan komposit material dan memiliki nomor seri. Deskripsi bendanya menunjukkan tangki bagian atas roket yang menyimpan gas dengan tekanan tinggi dan kemudian mengalami pemanasan yang tinggi di udara yang disalurkan ke tangki bahan bakar untuk menjaga tekanan yang tepat saat beroperasi.
Menurut laporan warga lokal, sedikitnya 4 obyek terkait Falcon 9 ditemukan, 2 di antaranya ditemukan di perairan dangkal tak jauh dari pantai. Dilaporkan juga adanya suara sonic boom, yang memang identik dengan bagian roket yang kembali ke Bumi.
Bisa diduga kuat bahwa serpihan-serpihan roket itu jatuh di wilayah itu, meski bagian komponen yang padatnya seperti MVac Engine (Merlin Engine tunggal) di bagian Interstage diperhitungkan jatuh lebih jauh, sekitar 250 km di lepas pantai Laut Jawa.
Meski demikian, serpihan roket yang kembali ke Bumi di wilayah yang padat penduduk seperti di Sumenep adalah kejadian langka. Karena serpihan roket itu bisa berbahaya bagi warga di daratan Bumi, mengancam nyawa dan properti. Maka teknik mitigasi dengan menghitung data kembalinya serpihan roket ini ke Bumi bisa diperhitungkan jatuh di atas wilayah yang jarang penduduknya.
Berikut data perhitungan kembalinya serpihan roket (Re-entry Data) Falcon 9 dari JSpOC dan Spaceflight101.com:
NORAD ID: 41730
Type: Falcon 9 R/B
Origin: USA
Object: Falcon 9-028 Second Stage
Mass: ~4,000-5,000 Kilograms
Launch: August 14, 2016 – 05:46 UTC
Launch Site: SLC-40 Cape Canaveral
Launch Vehicle: Falcon 9 FT
Ascent Duration: 32 Minutes
Payload: JCSat-16
Initial Orbit: 74 by 34,400km, 20.91°
Last Orbit Data: 92 by 788km, 20.8°
Re-Entry Prediction: September 26, 2016 – 02:26 UTC
Re-Entry Location: Madura, Indonesia. (nwk/try)
Pagi yang heboh di Kecamatan Gili Raja dan Giligenting, Sumenep, Jawa Timur, Senin (26/9/2016). Beberapa benda jatuh dari langit sekitar pukul 10.00 WIB. Warga curiga itu serpihan pesawat. Padahal di situ bukan lintasan pesawat. Jadi apa?
Foto di atas menunjukkan lintasan pesawat komersial. Sumenep yang berada di bawah, memang tak dilintasi. Bandara Juanda memastikan hal itu.
"Sumenep bukan jalur pesawat komersial," kata petugas Administrasi Bandara Juanda Sidoarjo, Herdiono. Kemenhub dan AirNav Indonesia juga menyebut, tidak ada pesawat jatuh di Sumenep.
Mungkinkah pesawat militer? Herdiono mengaku tak tahu. Bisa saja itu terjadi. Namun ia mengaku tak mendapatkan laporan pesawat militer melintas di jalur tersebut.
Benda-benda mencurigakan ditemukan di perairan dan daratan. Bahkan ada yang jatuh di kandang sapi. Beruntung, tidak ada korban jiwa.
Dari foto-foto yang didapatkan detikcom, bentuk, kondisi, dan ukuran benda-benda tersebut bervariasi. Ada yang mirip onderdil mesin, serupa tabung terbungkus plastik. Ada yang hangus, ada yang utuh.
Lokasi jatuhnya benda bukan tempat yang mudah dijangkau dari Sumenep. Sebab lokasi berada di pulau tersendiri. Jadi harus menggunakan menyeberangi perairan.
Sejak menerima laporan, polisi, BPBD, dan pihak-pihak terkait turun ke lokasi. "Belum (tahu). Saya masih di atas, ini di atas kapal," kata Kapolres Sumenep AKBP Josep Ananta Pinora saat dihubungi detikcom, Senin (26/9/2016).
"Saya masih perjalanan," kata kapolres yang baru menjabat ini.
Di Kecamatan Giligenting, terdapat tiga lokasi yang ditemukan serpihan dan benda misterius yang diduga bagian pesawat. Selain benda berbentuk tabung berdiameter 50 cm yang jatuh di kandang sapi, ada juga benda semacam onderdil dan serpihan kecil.
Menurut keterangan Camat Giligenting Yudha Yanuar Bahtiar, warga mendengar suara ledakan di udara dan melihat badan pesawat jatuh ke laut. Namun, ia sendiri tak bisa memastikan apakah benda itu bagian pesawat atau bukan.
Jadi, benda apakah yang berceceran di perairan dan daratan Sumenep? (ugik/try)
Pusat Kendali Angkasa AS Perkuat Dugaan Serpihan di Sumenep dari Roket Falcon 9
Roket Falcon 9 saat membawa satelit JCSAT 16 (Foto: Space X)
Joint Space Operations Center (JSpOC) Amerika Serikat memperkuat dugaan bahwa serpihan benda di Sumenep dari roket Falcon 9. Falcon 9 yang mengantarkan satelit komunikasi milik perusahaan Jepang.
Menurut data JSpOC, badan roket Falcon 9 diperhitungkan memasuki atmosfer bumi kembali pada Senin (26/9) kemarin pada pukul 02.26 UTC atau pukul 09.26 WIB di atas Laut Jawa, seperti dilansir dari spaceflight101.com edisi 26 September 2016.
Final orbit Falcon 9 data dari JSpOC (Spaceflight101/Orbitron)Final orbit Falcon 9 data dari JSpOC (Spaceflight101/Orbitron)
Media khusus yang menyoroti teknologi luar angkasa itu menuliskan, lintasan kembali roket itu seperti yang disampaikan JSpOC, di atas Laut Jawa, tampaknya selaras dan bisa mengkonfirmasi bahwa serpihan itu berasal dari Roket Falcon 9.
Posisi dan waktu kembali sebenarnya hanya berbeda tipis dari data yang diperhitungkan JSpOC. Data JSpOC hanya meleset 3 menit lebih awal dan jatuh di koordinat yang mengarah lebih ke barat dari yang diperkirakan. Koordinat yang diberikan JSpOC setelah serpihan itu ditemukan identik dengan data JSpOC yang diperkirakan 80 menit sebelum kejadian serpihan itu jatuh.
Bagian roket yang jatuh itu setinggi 14 meter, jatuh saat bahan bakar yang bisa menghasilkan api itu sudah habis. Jalur kembalinya bagian roket ini sebelum jatuh di Madura melintasi selatan Afrika, menuju Madagaskar, Samudera Hindia hingga mendekat Indonesia dengan lintasan barat data menuju timur laut. Bagian roket Falcon 9 itu juga sempat melintas di atas Pulau Cocos dan Pulau Christmas sebelum melintas di atas Pulau Jawa, melewati selatan Surabaya sebelum mencapai Madura.
Second Stage Falcon 9 dengan satelit komunikasi (Space X)Second Stage Falcon 9 dengan satelit komunikasi (Space X)
Dua potong serpihan benda yang ditemukan di Madura itu dideskripsikan sebagai tabung silinder sepanjang 150 cm dengan diameter 60 cm, dengan komposit material dan memiliki nomor seri. Deskripsi bendanya menunjukkan tangki bagian atas roket yang menyimpan gas dengan tekanan tinggi dan kemudian mengalami pemanasan yang tinggi di udara yang disalurkan ke tangki bahan bakar untuk menjaga tekanan yang tepat saat beroperasi.
Menurut laporan warga lokal, sedikitnya 4 obyek terkait Falcon 9 ditemukan, 2 di antaranya ditemukan di perairan dangkal tak jauh dari pantai. Dilaporkan juga adanya suara sonic boom, yang memang identik dengan bagian roket yang kembali ke Bumi.
Bisa diduga kuat bahwa serpihan-serpihan roket itu jatuh di wilayah itu, meski bagian komponen yang padatnya seperti MVac Engine (Merlin Engine tunggal) di bagian Interstage diperhitungkan jatuh lebih jauh, sekitar 250 km di lepas pantai Laut Jawa.
Meski demikian, serpihan roket yang kembali ke Bumi di wilayah yang padat penduduk seperti di Sumenep adalah kejadian langka. Karena serpihan roket itu bisa berbahaya bagi warga di daratan Bumi, mengancam nyawa dan properti. Maka teknik mitigasi dengan menghitung data kembalinya serpihan roket ini ke Bumi bisa diperhitungkan jatuh di atas wilayah yang jarang penduduknya.
Berikut data perhitungan kembalinya serpihan roket (Re-entry Data) Falcon 9 dari JSpOC dan Spaceflight101.com:
NORAD ID: 41730
Type: Falcon 9 R/B
Origin: USA
Object: Falcon 9-028 Second Stage
Mass: ~4,000-5,000 Kilograms
Launch: August 14, 2016 – 05:46 UTC
Launch Site: SLC-40 Cape Canaveral
Launch Vehicle: Falcon 9 FT
Ascent Duration: 32 Minutes
Payload: JCSat-16
Initial Orbit: 74 by 34,400km, 20.91°
Last Orbit Data: 92 by 788km, 20.8°
Re-Entry Prediction: September 26, 2016 – 02:26 UTC
Re-Entry Location: Madura, Indonesia. (nwk/try)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.